Editorial: Reformasi yang dikhianati
- Detail
- 24 Sep 2019
- Redaksi Perhimpunan Sosialis Revolusioner
Kaum mahasiswa mulai bergerak menentang serangkaian RUU yang represif dan menindas rakyat
Kaum mahasiswa mulai bergerak menentang serangkaian RUU yang represif dan menindas rakyat
Dialog dan maaf memaafkan sudah bukan lagi jalan keluar tetapi perangkap bagi perjuangan Papua
Hentikan teror! Hentikan kekerasan! Beri hak penentuan nasib sendiri bagi Papua
Rekonsiliasi ini menunjukkan kedua kubu mewakili kepentingan yang sama, yakni kapital
Ketakutan kelas penguasa terhadap segala yang berbau Marxisme sepertinya tidak pernah usai.
Setelah sampah-sampah yang berserakan di Petamburan dibersihkan, rakyat pekerja hanya bisa kembali ke rutinitas sehari-hari mereka: terperangkap dalam kemiskinan, kesengsaraan, pembodohan, dan degradasi mental tanpa akhir; sementara yang berkuasa – pemilik modal dan perwakilan-perwakilan politik mereka yang bisa kita temui di kedua kubu 01 dan 02 – akan tetap tambun dan sejahtera wal’afiat
Siapapun yang menang dalam pemilu ini, pemerintahan yang ada akan tetap menjadi pemerintahan yang membela kepentingan kaum pemilik modal.
Pembentukan partai buruh akan memberi kesempatan bagi kaum buruh untuk belajar bagaimana memformulasikan dan merealisasikan program perjuangan yang menyasar pada penumbangan sistem kapitalisme.
Kita tidak sedang membahas kiamat versi agama, tetapi kita sedang membahas kiamat yang sengaja dan terus dilakukan oleh kapitalisme. Hanya perubahan besar pada sistem ekonomi politik kita sekarang yang bisa menangkal masa depan yang suram ini.
Reforma agraria telah menjadi jargon kosong yang tidak berarti di mulut politisi. Yang dibutuhkan sekarang sudah bukan lagi reforma agraria tetapi revolusi agraria.