facebooklogocolour

Kelas buruh adalah satu-satunya kelas yang mampu memimpin perjuangan rakyat menuju sosialisme. Banyak yang berusaha menyangkal ini, tetapi sejarah berkata lain. Sampai saat ini belum ada satupun kelas, atau satupun sektor dari lapisan masyarakat tertindas, yang telah memainkan peran sebesar peran kelas buruh di dalam sejarah perjuangan kita melawan kapitalisme. Yah, memang benar kelas buruh telah mengalami kegagalan berulang kali dalam mencapai sosialisme. Tetapi perjuangan mereka adalah yang paling megah dan pencapaiannya adalah yang paling besar. Tidak ada satupun kelas atau sektor lain (tani, nelayan, pelajar, intelektual, borjuasi kecil, kaum miskin kota) yang pernah sedekat kaum buruh dalam melangkah ke sosialisme.

Perjuangan menentang kenaikan BBM baru-baru ini, yang dipimpin oleh barisan buruh, adalah contoh nyata dari kekuatan revolusioner kelas buruh. Dengan terorganisir, aksi massa buruh berhasil membuat pemerintah kecut dan menunda kenaikan BBM. Walaupun media kapitalis telah dikerahkan untuk mengasingkan massa luas dari aksi-aksi demonstrasi, dan boleh dibilang cukup berhasil karena mayoritas rakyat luas tidak ikut serta aksi demonstrasi yang diikuti oleh buruh (dan mahasiswa), namun aksi buruh tetap sangat efektif dan menggetarkan lutut rejim penguasa.

Kelas buruh adalah kelas yang bisa memimpin karena di dalam perjuangannya terkandung esensi-esensi tuntutan yang mencakup kepentingan-kepentingan seluruh rakyat tertindas. Secara objektif, tuntutan perjuangan buruh memiliki hubungan erat dengan kepentingan kelas dan sektor lain. Tetapi secara objektif saja tidak cukup. Kaum buruh harus secara sadar memperhatikan dengan seksama kepentingan-kepentingan kelas tertindas lain, karena dalam kenyataanya, terutama di negara-negara terbelakang, kelas buruh secara jumlah lebih kecil dibandingkan kelas lain.

Di Indonesia, dua sektor lain yang mendominasi dalam hal jumlah adalah kaum tani dan miskin kota. Di satu pihak, kenyataan ini adalah sebuah bukti kegagalan kapitalisme dalam memajukan negara ini. Kapitalisme di Indonesia gagal memordenisasi pertanian sehingga puluhan juta petani masih harus membanting tulang memeras keringat di ladang dan sawah. Kapitalisme juga gagal menyediakan lapangan pekerjaan layak, sehingga puluhan juta terhempas menjadi miskin kota. Kelas buruh Indonesia dalam hal jumlah adalah minoritas, tetapi posisi politik dan ekonomi mereka di dalam sistem kapitalisme ini adalah menentukan. Watak dan karakter perjuangan buruh juga menempatkan mereka sebagai pemimpin historis gerakan rakyat.

Pertama, untuk bisa merangkul kaum tani, kaum buruh harus memberikan dukungan aktif terhadap perjuangan reforma agraria: distribusi tanah dan pengembalian hak milik tanah kaum tani yang diserobot oleh pemerintah dan kapitalis. Namun, ini tidak cukup untuk bisa meraih hati kaum tani. Kaum buruh revolusioner harus menjelaskan dengan sabar bahwa hanya program-program sosialis-lah yang dapat menyelesaikan masalah pelik yang dihadapi kaum tani. Kenyataannya adalah bahkan setelah para petani mendapatkan tanah mereka kembali, mereka akan kewalahan menghidupi diri mereka sendiri karena sulit mendapatkan pupuk, benih, traktor, dan kredit murah. Mereka juga akan kewalahan menghadapi raksasa besar pasar dunia, dimana nasib mereka dipermainkan oleh para pedagang bursa-bursa saham dunia demi laba.

Dengan menasionalisasi pabrik pupuk, traktor, dan alat-alat pertanian lainnya, dan menjalankannya secara terrencana dan di bawah kendali rakyat pekerja, industri-industri yang penting bagi kehidupan kaum tani ini tidak akan lagi digunakan oleh segelintir orang (kaum kapitalis) demi keuntungan mereka. Industri-industri ini akan dikembangkan dan dijalankan oleh kaum buruh untuk kepentingan kaum tani dan rakyat luas. Pupuk, traktor, benih, dan perkakas-perkakas pertanian lainnya akan dapat tersedia dengan harga murah bagi kaum tani, yang lantas akan meningkat tingkat produktivitas petani dan meningkatkan kemakmuran kaum tani dan juga rakyat luas. Dengan ini, swasembada pangan yang sesungguh-sungguhnya akan dapat tercapai.

Program sosialis yang terpenting adalah nasionalisi perbankan nasional karena perbankan-lah yang mengatur sendi-sendi ekonomi. Ia adalah sumber kekuatan terbesar dari kaum kapitalis, yang di tangan mereka digunakan untuk mengendalikan ekonomi negara demi kepentingan mereka. Tanpa kendali penuh atas perbankan, kaum buruh tidak akan bisa melaksanakan ekonomi terencana. Oleh karenanya nasionalisasi perbankan adalah sebuah keharusan. Di tangan buruh, modal perbankan akan dikerahkan untuk program ekonomi kerakyatan. Kredit-kredit murah akan dapat disalurkan kepada kaum tani dan pedagang-pedagang kecil.

Satu hal yang membedakan ekonomi kapitalis dengan ekonomi sosialis adalah bahwa ekonomi sosialis adalah ekonomi yang terencana. Tidak seperti ekonomi kapitalis, yang dimiliki oleh segelintir kapitalis dan dikendalikan oleh pasar tanpa memperdulikan kepentingan rakyat kecil, ekonomi sosialis akan dimiliki oleh rakyat pekerja (buruh, tani, kaum miskin kota) dan dijalankan secara demokratis. Inilah program sosialis kaum buruh. Dengan ekonomi terencana, maka upaya modernisasi pertanian skala besar akan dapat dilaksanakan, yang akan mengangkat jutaan kaum tani dari kemiskinan.

Kaum buruh harus menjelaskan dengan sabar poin-poin program sosialis kelas buruh, yang hanya dengannya maka kaum tani akan terbebaskan dari belenggu kapitalisme. Organisasi serikat buruh terlalu sempit dan terbatas untuk bisa melakukan tugas ini, karena memang karakter organisasi ini yang terbatas. Sebuah partai kelas buruh harus dibangun, yang mana di atasnya program-program politik -- yang beberapanya disebutkan di atas -- dapat dibangun dan diperjuangkan dengan konkrit. Partai buruh ini harus dibangun oleh serikat-serikat buruh. Dengan kehadirannya, partai ini akan menjadi acuan pertama dan terutama rakyat luas ketika hak-hak mereka diserang oleh rejim.

Buruh dan tani harus bersatu. Namun seruan ini tidak cukup kalau kaum buruh tidak melakukan apa yang menjadi tugas sejarah mereka: memimpin perjuangan sosialisme. Tidak bisa kita menunggu kaum tani untuk siap bersatu dengan kita. Kita, kaum buruh, harus aktif bergerak ke kaum tani. Menjelaskan kepada mereka dengan sabar program-program kita, guna memenangkan mereka ke program-program kita. Karena, bila gunung tidak pergi ke Muhammad, maka Muhammad yang pergi ke gunung.