facebooklogocolour

kecelakaan kerjaSekali lagi kita mendengar berita duka yang menimpa kaum buruh. Kali ini berita kita dapatkan dari Kalimantan Timur. Syahriansyah, buruh yang bekerja di PT. BUMA SITE KIDECO, sebuah perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan batubara, tergeletak tidak sadarkan diri di kabin Excavator.  Setelah mendapat pertolongan pertama oleh tim medis, pada pukul 09.27 Wita (17/9/2018) korban dinyatakan meninggal. Menurut keterangan medis, korban tidak sadarkan diri dengan nadi teraba lemah, nafas lemah dan ditemukan beberapa jenis obat maag di dalam tas korban.

Demikian pula nasib Daud Kambu yang bekerja di tempat yang sama. Daud bekerja sebagai operator alat berat mengalami kecelakaan kerja yang berujung pada PHK. Tidak cukup disitu saja, pihak manajemen tidak memberikan uang pesangon saat memPHK buruhnya. 

Kasus-kasus kecelakaan kerja di sektor pertambangan ini sering terjadi.  Kebanyakan buruh yang bekerja di sektor pertambangan bekerja lebih dari 8 jam kerja. Menurut pengakuan buruh yang bekerja di tambang menyatakan bahwa mereka bekerja menggunakan sistem work shift . Setiap buruh bisa kebagian shift siang atau malam.

“Bayangkan kalau jam kerja kita dari jam 06.00 sampai 18.00 untuk shift pagi, dan 18.00 sampai  06.00 untuk shift malam. Otomatis kami berangkat kerja dari jam 05.00 sudah siap-siap menuju lokasi kerja. Pulang pun jam 18.00 baru pulang dari lokasi kerja. Karena pola kerja kami 2 shift, itu artinya 11 jam kami mengoperasikan alat berat , dan 1 jam istirahat makan siang. Tanpa istirahat yang cukup malam harinya, membuat kami berpotensi mengalami bahaya kecelakaan di lokasi kerja.”

Kondisi kerja yang tidak aman serta jam kerja yang panjang membuat kecelakaan sangat mudah terjadi. Bila kondisi terus terjadi, maka nyawa buruh lah yang menjadi taruhannya. Namun pihak perusahaan tidak memperhatikan hal ini. Seperti kasus yang terjadi pada Daud, meskipun kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan ini kecil, tapi pihak manajemen lebih mementingkan alat kerja daripada  nyawa buruh itu sendiri.

Seperti kelas kapitalis yang lainnya, mereka paham bahwa buruh lebih mudah didapatkan. Mereka cukup menerbitkan lowongan kerja, maka calon-calon buruh baru akan berdatangan. Mereka tidak perlu mengeluarkan uang untuk mengembang-biakkan buruh-buruh ini. Sedangkan memelihara alat akan mengeluarkan uang.

Di atas segalanya kepentingan kelas kapitalis adalah profit. Mereka tidak peduli dengan nyawa kaum buruh. Selama kekuasaan ini dipegang oleh kelas kapitalis dan politisinya, maka buruh akan selalu menjadi tumbal dan selama itu pula kapitalisme akan mempertahankan buruh dalam kondisi perbudakan. Kaum buruh harus berjuang dan melawan. 

Jam kerja yang panjang harus kita akhiri. Begitu pula dengan kondisi kerja harus kita rubah dengan baik. Namun, kita harus paham bahwa setiap kemenangan yang kita raih akan selalu dicuri kembali oleh kelas kapitalis. Kita harus berjuang  menuntut hak-hak ini dan karena itu kita juga harus mengakhiri akar dari seluruh penindasan ini.