Sikap Kaum Pasifis

Ketidakpuasan terhadap perang paling dirasakan oleh perempuan, yang dalam banyak cara adalah korban utamanya. Koran perempuan Bolshevik Rabotnitsa mengambil inisiatif meluncurkan kampanye untuk menggelar konferensi internasional perempuan sosialis kiri dan menulis ke Clara Zetkin sebagai sekretaris Biro Perempuan Internasional, yang langsung setuju dengan gagasan ini. Pada Maret 1915 di Oslo, ada demonstrasi-demonstrasi massa perempuan menentang perang. Pada bulan yang sama di Bern, Konferensi Perempuan Sosialis Sosial Demokrat Jerman dan Austria-Hungaria diselenggarakan oleh para pemimpin sosialis blok Jerman, yang cemas tidak ingin dilangkahi oleh rekan-rekan mereka dari blok Entente. Lenin dengan sigap melihat ini sebagai kesempatan untuk memajukan gagasan internasionalisme revolusioner. Ini adalah kesempatan untuk menggunakan kerja di antara perempuan. Di konferensi tersebut, ada 25 perwakilan dari 8 negara. Bolshevik diwakili oleh 4 perwakilan, termasuk Inessa Armand dan Krupskaya. Perwakilan Polandia, Kamenskaya, juga memegang posisi garis-keras Leninis. Akan tetapi, mayoritas perwakilan adalah kaum sentris, pasifis dan reformis yang penuh kebimbangan. Bila saja Rosa Luxemburg dapat hadir, setidaknya ini akan mengubah atmosfer konferensi ini, bila bukan hasil akhirnya. Tetapi Rosa tengah mendekam di penjara Jerman, dan tempatnya diambil oleh Clara Zetkin, yang membuat Lenin sangat kesal karena dia membuat berbagai macam konsesi pada kaum pasifis yang mayoritas dan melunakkan posisi Lenin sampai tidak ada lagi esensi revolusionernya.

Mengambil posisi yang berani dalam menentang perang di konferensi ini semestinya dapat menjadi penyemangat bagi kaum Kiri secara internasional. Lenin menulis sebuah deklarasi untuk pertemuan ini, yang tidak disetujui oleh konferensi. Justru, mayoritas mengambil posisi “kita tidak boleh mengkritik partai”, dan harus membatasi diri kita “mendukung perdamaian”. Ketika para perwakilan Bolshevik menentang ini dan membela resolusi mereka, mereka dibombardir dengan kritik dan dianggap sektarian dan pemecah belah. Lenin sudah mengantisipasi tuduhan seperti ini, yang sudah sering didengarnya. Kaum reformis kiri dan sentris selalu mengecam kaum revolusioner sejati sebagai “kaum sektarian” karena kaum revolusioner menolak berkompromi dalam masalah prinsip. Mengenai ini, Lenin menulis ke Alexandra Kollontai:

“Kamu menggarisbawahi bahwa ‘apa yang harus kita ajukan adalah sebuah slogan yang bisa menyatukan kita semua.’ Jujur saja, yang paling saya takuti pada masa sekarang ini adalah justru persatuan tak karuan semacam ini, yang menurut pendapatku paling berbahaya dan merusak bagi proletariat.”

Lenin naik darah dan tidak segan-segan mengutuk apa-yang-disebut inisiatif perdamaian ini, walaupun Clara Zetkin bersahabat dengannya. Justru, dia mengkritik dengan teramat tajam peran Clara.

“Dia [Clara] harus bisa melihat, dia semestinya bisa melihat, kata Lenin, bahwa kita sama sekali tidak boleh terjerembap ke dalam pasifisme pada saat ini. Semua masalah yang penting harus ditekankan dengan sangat kuat.”

Tuduhan “memecah belah” tidak digubris Lenin. “‘Tidak masalah kalau jumlah kita sangat sedikit,’ tutur Lenin satu hari, ‘Kita akan memiliki jutaan orang bersama kita.’”[1] Dalam surat lain ke Alexandra Kollontai pada Juli 1915, Lenin menggarisbawahi haramnya kesepakatan tidak-prinsipil dengan Kautsky dan “Kiri” dengan alasan mempertahankan persatuan:

“Dalam urusan internasional, kita tidak boleh bersekutu dengan Haase-Bernstein-Kautsky (karena dalam praktik mereka menginginkan persatuan dengan orang-orang seperti Sudekum dan melindungi mereka; mereka ingin bisa mengucapkan ujar-ujaran Kiri dan tidak mengubah apapun dalam partai lama yang busuk itu). Kita tidak boleh mendukung slogan perdamaian, karena slogan ini sangatlah kabur, pasifis, borjuis-kecil, dan membantu pemerintah (mereka sekarang mengatakan, mereka mendambakan ‘perdamaian’, untuk bisa keluar dari kesulitan-kesulitan mereka) dan merintangi perjuangan revolusioner.”

“Menurut pendapat kami, kaum Kiri harus membuat sebuah deklarasi prinsip bersama: (1) dengan tegas mengutuk kaum sauvinis-sosial dan oportunis, (2) mengajukan program aksi revolusioner (entah itu perang sipil atau aksi massa revolusioner, ini tidak begitu penting), (3) menentang slogan ‘membela tanah air’. dst. Sebuah deklarasi prinsip oleh ‘Kaum Kiri’, atas nama sejumlah bangsa, akan memiliki signifikansi raksasa (tentu saja, bukan dalam semangat filistinisme Zetkin yang diadopsi di Konferensi Perempuan di Bern atas inisiatifnya; Zetkin menghindari masalah mengutuk sauvinisme-sosial!! demi ‘perdamaian’ dengan Sudekum + Kautsky??).”[2]

Beberapa hari kemudian, Konferensi Sosialis Muda International juga digelar di Bern, atas arahan sekretaris Sosialis Muda Swiss, Willy Munzenberg. Sosialis Muda Jerman dan Prancis menolak berpartisipasi, dengan alasan masalah perang jauh di luar kompetensi mereka. Sosialis Muda Austria mengambil posisi yang sama. Walaupun demikian, perwakilan datang dari Jerman. PBSDR diwakili oleh Inessa Armand dan G.I. Safarov. Bahkan di sini mayoritas peserta adalah sentris. Resolusi Bolshevik kalah dalam pemungutan suara, 13-3, dan resolusi pasifis lolos. Tetapi konferensi muda ini memutuskan untuk merayakan “Hari Pemuda Internasional (anti-militeris)” setiap tahunnya dan menerbitkan sebuah jurnal, Youth International, yang memuat artikel-artikel Lenin dan Liebknecht.

Menurut Lenin, konferensi ini penuh dengan niat baik, tetapi pada intinya “menunda-nunda”, dalam kata lain, menghindari perpecahan tegas dengan kaum sauvinis-sosial. Usaha-usaha awal ini tidak memberi banyak hasil. Waktunya memang belum matang. Situasi belum cukup siap untuk pergeseran besar ke kiri. Di sisi lain, kita bisa mengatakan, posisi Lenin tidak sesuai dengan mayoritas – dia agak terlalu maju di depan, terlalu cepat. Tetapi, seiring dengan bergulirnya perang yang tak kunjung selesai, situasi berubah. Arus mengalir ke kiri di banyak negeri, dan ini akhirnya menemukan refleksinya di dalam organisasi-organisasi massa, diawali dengan serikat-serikat buruh, yang mulai mencerminkan mood oposisi yang berkembang di antara massa, yang menentang represi, eksploitasi, pencatutan, dan inflasi yang tak tertanggungkan, yang terekspresikan dalam gelombang pemogokan. Di Inggris, kelahiran gerakan perwakilan serikat buruh (shop steward movement) adalah hasil dari radikalisasi buruh serta oposisi buruh terhadap keangkuhan dan kebijakan kolaborasi kelas yang diusung oleh birokrasi serikat buruh.

Ekspresi pertama gemuruh revolusi ini adalah menguatnya tendensi reformis kiri dan sentris dalam kepemimpinan partai-partai sosialis. Deklarasi-deklarasi pasifis dari para pemimpin ini mencerminkan – dengan cara yang terdistorsi dan terkebiri – hasrat massa buruh, tani, serdadu dan perempuan akan perdamaian dan kebencian mereka terhadap perang imperialis. Pada Juni 1915, Kautsky, Haase, dan Bernstein menerbitkan sebuah deklarasi, ‘The Demands of the Moment’, yang dimuat di koran Leipziger Volkszeitung, yang memprotes “aneksasi perang” dan menyerukan perdamaian secepat mungkin. Tindakan para pemimpin oportunis yang telat ini adalah cerminan pucat mood massa yang sebenarnya. Di setiap kesempatan, Lenin mengkritik habis-habisan pasifisme kaum sentris.

Konferensi Zimmerwald

Walaupun kaum Bolshevik, secara resmi, tidak memiliki organisasi internasional, mereka tidak pernah sekalipun berhenti melihat diri mereka sendiri sebagai bagian dari sebuah internasional. Lenin tidak pernah mencampakkan gagasan membangun kembali sebuah internasional revolusioner yang sejati. Kaum Bolshevik mengikuti kehidupan internal semua Partai-partai Sosialis dengan sangat dekat. Setiap hari, Lenin membaca koran-koran sosialis luar negeri dengan semangat, dan secara antusias menyambut setiap serangan terhadap sauvinisme sosial. Walaupun dia menganjurkan perpecahan politik yang tegas dari sayap Kanan, dia tidak menganjurkan meninggalkan organisasi-organisasi massa kelas buruh – justru sebaliknya. Biro KP memberi instruksi lewat surat kepada semua kaum Bolshevik yang bermukim di luar negeri untuk mendirikan ‘klub-klub internasionalis’ lokal. Anggota yang mengenal bahasa setempat diinstruksikan untuk terlibat dalam gerakan buruh negeri tersebut, terutama dalam Partai Sosialis. Ini terutama ditekankan, bukan hanya sebagai cara untuk mendapat kontak-kontak baru dengan kaum internasionalis dari negeri-negeri lain, tetapi juga untuk mencegah demoralisasi yang niscaya muncul akibat keterisolasian dari gerakan buruh, yang begitu mengkarakterkan organisasi-organisasi eksil di negeri asing. Namun, ada dimensi lain.

Dalam benak Lenin sudah terbentuk gagasan sebuah internasional yang baru. Tetapi dia mafhum betul kalau internasional yang baru tidak bisa begitu saja diproklamasikan. Ini harus dibangun lewat perjuangan melawan kaum sauvinis sosial dan lewat kristalisasi tendensi internasionalis-revolusioner. Proses perpecahan antara Bolshevik dan Menshevik telah memakan waktu 10 tahun untuk akhirnya tuntas, dan hanya benar-benar tuntas saat Bolshevik memenangkan lebih dari 80% kelas buruh yang terorganisir. Tetapi untuk waktu yang lama, sampai pada 1912, Bolshevik dan Menshevik ada dalam satu partai sebagai dua tendensi yang antagonistis. Kaum Bolshevik secara aktif berpartisipasi dengan sayap kiri dari berbagai Partai Sosialis di luar negeri. Inessa Armand, Gopner, dan Stahl bekerja di dalam Partai Sosialis Prancis. Abramovich dan yang lainnya di partai Swiss, di mana Lenin juga membantu dengan memberi kuliah-kuliah. Shlyapnikov menjaga komunikasi dekat dengan kaum Sosial Demokrat Swedia dan Norwegia, dan seterusnya. Kerja ini meletakkan fondasi bagi Zimmerwald Kiri, yang lalu jadi cikal bakal Komunis Internasional. Tetapi tidak cukup hanya melakukan kerja revolusioner di tiap-tiap negeri secara terpisah. Konferensi kiri internasional perlu diserukan.

Usaha pertama untuk menggelar pertemuan internasional berlangsung pada musim gugur 1914 di Lugano, Swiss. Kaum Sosial Demokrat Italia dan Swiss mengeluarkan resolusi-resolusi anti perang, tetapi usaha ini kandas karena mereka memohon Biro Internasional Sosialis (Internasional Kedua) untuk secepat mungkin mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan masalah-masalah internasional. Kaum Bolshevik, yang hadir dengan tesis perang Lenin, tentu saja tidak bisa mendukung ini. Seperti biasa, pertemuan di Lugano diwarnai dengan pasifisme. Akhirnya, konferensi Lugano berakhir dengan kegagalan. Namun, ini bisa dilihat sebagai langkah maju parsial, setidaknya lebih baik daripada tidak melakukan apapun. Bolshevik menggunakan pertemuan ini sebagai batu loncatan untuk menyerukan konferensi internasional sayap revolusioner yang sejati.

Pada November 1914, Kongres Sosial Demokrat Swedia di Stockholm dihadiri oleh Shlyapnikov yang menyampaikan posisi Bolshevik, yang lalu menciptakan keributan. Larin hadir sebagai perwakilan Menshevik. Secara tipikal, pemimpin Swedia, Karl Branting, mengambil garis abstensi (“kita tidak boleh ikut campur urusan partai-partai lain”). Tetapi Shlyapnikov didukung oleh pemimpin sayap kiri Swedia Carl Hoglund. Partai-partai Sosial Demokrasi dari negeri-negeri kecil netral kebanyakan cenderung mengambil posisi ‘pasifisme’ yang impoten, yang dibenci oleh Lenin. Bolshevik bahkan tidak membuang-buang waktu menghadiri Konferensi yang diserukan oleh kaum Sosialis dari negeri-negeri netral (Swedia, Norwegia, Denmark, dan Belanda) di Copenhagen pada Januari 1915. “Kita tidak akan belajar apapun. Kita tidak akan meraih apapun di sana. Kita cukup mengirim manifesto kita. Itu saja,” cibir Lenin.[3]

Lebih parah lagi adalah manuver-manuver para pemimpin sosialis negeri-negeri yang berperang, yang berperan sebagai agen sadar kelas penguasa. Pada Februari 1915 di London, ada konferensi sosialis negeri-negeri kubu Entente (Inggris, Prancis dan Belgia). Dari Rusia, Menshevik dan SR diundang. Kaum Bolshevik di London memprotes, bahwa hanya orang-orang sosialis Entente saja yang diundang, dan juga memprotes undangan untuk kaum Menshevik. Nashe Slovo mengundang kaum Bolshevik untuk mengorganisasi demonstrasi menentang “patriotisme sosialisme resmi” di konferensi tersebut, dan mempertentangkan Konferensi London ini dengan cara pandang internasionalis yang sejati. Lenin, walau awalnya ragu, mengirim ke Dewan Editorial Nashe Slovo sebuah draf deklarasi untuk dibacakan di konferensi London.[4] Tetapi ada perbedaan di antara Bolshevik mengenai bagaimana memaparkan garis ini. Pada akhirnya, Litvinov, perwakilan Bolshevik, mencoba membacakan resolusi anti-perang Bolshevik di pertemuan London, tetapi diinterupsi oleh ketua pertemuan. Setelah menyebarkan salinan resolusi ini ke para hadirin, dia meninggalkan konferensi tersebut.

Kondisinya kini matang untuk konferensi internasional kaum kiri. Partai Italia dan Swiss, dengan mood anti-perang yang kuat di antara akar rumputnya, adalah partai yang paling layak untuk mengorganisasi konferensi ini. Para pemimpin inisiatif ini (Robert Grimm dan Angelica Balabanova) adalah sentris. Mereka menggelar konferensi ini di Bern pada Juli 1915. Mereka tidak mengundang satupun organisasi yang benar-benar kiri, tetapi mengundang para pemimpin sentris, seperti Hugo Haase, Karl Branting, dan Pieter Troelstra, yang diprotes oleh Bolshevik. Pertimbangan utama Grimm adalah untuk memastikan agar konferensi ini tidak menjadi batu pijakan untuk membentuk sebuah internasional yang baru. Lenin berkomunikasi secara reguler dengan sayap Kiri dari berbagai Partai Sosialis: Swedia, Norwegia, Belanda, Jerman, Bulgaria, Swiss. Trotsky juga memainkan peran penting dalam penyelenggaraan konferensi Zimmerwald, yang akhirnya diadakan pada September 1915. Lenin tiba di desa kecil Swiss yang senyap ini lebih awal, untuk berdiskusi dengan delegasi-delegasi lain. Ada antusiasme akan konferensi ini, yang wajar karena kaum sosialis anti-perang telah lama terisolasi di bawah kondisi kerja yang sulit. Tetapi Lenin cemas. Dia ingin konferensi ini menyelesaikan perbedaan-perbedaan yang ada dalam masalah-masalah fundamental, dan bukannya menutup-nutupi perbedaan-perbedaan ini. Manifesto awal konferensi ini dia ubah, karena terlalu akademis dan kurang militan untuk seleranya.

Tiba di lokasi, saat dia melihat ke sekeliling ruangan dan hanya menemukan segelintir peserta, Lenin bergurau: “Kita dapat memuat semua kaum internasionalis di dunia ke dua kereta kuda.” Walaupun demikian, mayoritas delegasi tidaklah konsisten, dan cenderung sentris. Di Zimmerwald, Lenin mengorganisir sayap “Zimmerwald Kiri”. Ini adalah minoritas di antara minoritas (8 dari total 38 peserta), yang terdiri dari: Lenin, Zinoviev, J.A. (Yan) Berzin (Latvia), Karl Radek (Polandia), Julian Borchardt (Jerman), Fritz Platten (Swiss), Carl Höglund (Swedia), dan Ture Nerman (Norwegia). Bund mengirim pengamat. Biro konferensi beranggotakan Robert Grimm, Constantino Lazzari, dan sosialis Balkan terkemuka Christian Rakovsky.

Karl Liebknecht mengirim sepucuk surat dari sel penjaranya yang dibacakan di konferensi, sebuah momen emosional selama pertemuan ini: “Saya adalah tahanan militerisme. Saya dirantai. Oleh karena itu saya tidak bisa berbicara di hadapan kalian, tetapi jiwa saya dan pikiran saya, seluruh diri saya ada bersama kalian,” dan Liebknecht mengakhiri suratnya dengan mengutuk keras para pengkhianat Internasional di Jerman, Prancis, dan Inggris, dan menyerukan “Perang Sipil, bukan Perdamaian Sipil!”, yang secara tidak sadar mengumandangkan slogan Lenin. Gagasan pembentukan “Internasional Ketiga” membuat kaum sentris ketakutan. Georg Lebedour dengan berapi-api membela “persatuan” Internasional Kedua! Inilah peran klasik sentrisme, yakni mempertahankan persatuan dengan sayap kanan. Orang-orang semacam ini mewakili sayap kanan Zimmerwald. Grimm berkomentar, dan bukan tanpa alasan, bahwa draf resolusi Lenin “untuk buruh Eropa” lebih ditujukan kepada anggota partai ketimbang kepada massa.

Bertahun-tahun kemudian, menengok kembali ke periode ini, Trotsky menulis:

“Saya ingat periode antara 1908-1913 di Rusia. Ada juga reaksi. Pada 1905 buruh ada bersama kita – pada 1908 dan bahkan pada 1907 dimulailah reaksi besar.”

“Semua orang menciptakan berbagai slogan dan metode untuk memenangkan massa dan tidak ada yang berhasil. Mereka putus asa. Pada masa ini, satu-satunya hal yang dapat kita lakukan adalah mendidik kader, dan kader-kader pun mulai menghilang. Ada serentetan perpecahan ke kanan atau ke kiri atau ke sindikalisme dan sebagainya. Lenin hanya memiliki sebuah kelompok kecil, sebuah sekte, di Paris, tetapi dia tetap percaya bahwa akan ada peluang-peluang kebangkitan baru. Ini tiba pada 1913. Ada gelombang baru, tetapi lalu perang pecah dan menginterupsi perkembangan ini. Selama perang, ada keheningan seperti kematian di antara buruh. Konferensi Zimmerwald adalah konferensi elemen-elemen yang mayoritas sangatlah kebingungan. Di sukma terdalam massa, di parit-parit perang dan lainnya, ada mood baru yang mulai muncul, tetapi mood ini terpendam begitu dalam dan tertekan oleh rasa takut sehingga kita tidak dapat menjangkaunya dan memberinya sebuah ekspresi. Inilah mengapa gerakan tampak sangat lemah dan bahkan elemen-elemen yang bertemu di Zimmerwald, mayoritas dari mereka, bergeser ke kanan pada tahun berikutnya, pada bulan berikutnya. Saya tidak akan membebaskan mereka dari tanggung jawab pribadi mereka, tetapi penjelasan umumnya dapat ditemukan dari fakta bahwa gerakan harus berenang melawan arus.”[5]

Zimmerwald membentuk Komisi Sosialis Internasional dengan tugas mengkoordinasi kaum Kiri, tetapi komisi ini kebanyakan terdiri dari kaum sentris seperti Grimm dan Balabanova. Secara umum, kebanyakan yang hadir di Zimmerwald adalah kaum sentris yang bingung dan terombang-ambing. Lenin tidak punya ilusi terhadap mereka, tetapi dia melihat konferensi ini sebagai satu langkah maju. Walaupun dengan keberatan, Lenin menandatangani manifesto Zimmerwald, yang ditulis oleh Trotsky. Sikap Lenin terhadap Zimmerwald dirangkum dalam artikelnya The First Step, di mana dia menulis:

“Dalam praktik, manifesto ini menandai langkah maju menuju perpecahan ideologis dan praktis dengan oportunisme dan sauvinisme-sosial. Pada saat yang sama, manifesto ini, bila diteliti, mengandung ketidakkonsistenan, dan tidak mengatakan semua yang harus dikatakan.”[6]

Dalam kata lain, Lenin mengkritik Manifesto Zimmerwald bukan karena apa yang termaktub di dalamnya, tetapi karena apa yang tidak termaktub di dalamnya. Yang penting adalah mengembangkan sayap Zimmerwald Kiri sebagai sebuah tendensi mandiri. Walaupun demikian, banyak kaum Zimmerwald Kiri yang juga mulai goyah. Lenin terutama punya masalah dengan Roland-Holst dan Radek mengenai garis politik koran resmi kaum Kiri, Vorbote, yang diterbitkan di Belanda dengan bantuan Pannekoek.

Berkat partisipasinya dalam Zimmerwald, tulisan-tulisan Lenin mengenai masalah perang dan Internasional Kedua menjadi lebih dikenal dalam berbagai bahasa. Zimmerwald Kiri meraih poin-poin dukungan penting untuk pembentukan Internasional Ketiga di masa depan. Pesan Zimmerwald, kendati kekurangan-kekurangannya, mulai meraih telinga massa. Buruh kebanyakan tidak terbiasa mengenali “nuansa-nuansa” yang terkandung dalam dokumen politik, tetapi mereka menggenggam erat apa yang dilihatnya sebagai pesan utama manifesto Zimmerwald dan mengisinya dengan konten mereka sendiri. Dalam memoarnya, Shlyapnikov menjelaskan bagaimana berita konferensi Zimmerwald perlahan-lahan mencapai buruh di Rusia dan memiliki dampak yang sangat positif terutama dalam memberi semangat pada kelompok-kelompok yang tidak terafiliasi secara langsung dengan Bolshevik.

“Di kemudian hari, semua sel-sel ini menjadi pengikut resolusi Zimmerwald. Perlu kita catat bahwa kelompok-kelompok ini tidak terhubungkan satu sama lain dan bahkan tidak mengetahui keberadaan kelompok-kelompok lain yang serupa dengan mereka.”[7]

Respons ini tidak terbatas di Rusia saja. Sudah mulai ada gejolak di dalam partai-partai massa Internasional Kedua. Jerman sendiri mulai bergerak memasuki situasi pra-revolusioner. Pada awal 1916, Otto Ruhle, seorang perwakilan Reichstag, menyerukan secara publik untuk pecah dengan kaum sauvinis-sosial. Secara independen, kaum Kiri Jerman mulai memahami perlunya sebuah Internasional yang baru. Serangkaian “Surat-Surat” terbuka dari kaum Kiri Jerman, yang menamai diri mereka “Spartacus”, diikuti dengan dekat oleh Lenin. Organisasi Sosialis Muda (Socialist Youth) yang didirikan oleh Karl Liebknecht adalah basis utama kaum Kiri. Di Austria juga situasi mulai bergeser. Pada musim gugur 1916, terbentuk sayap kiri dalam Partai Sosialis Austria, dengan basis kaum muda. Agitasi anti-perang diluncurkan oleh “Klub Karl Marx” di Vienna. Di Prancis, terbentuk sebuah kelompok anggota-anggota parlemen Kiri, yang menerima surat-surat dukungan dari para serdadu di parit-parit perang. Di Inggris, kelompok sauvinis Hyndman ditendang keluar dari Partai Sosialis Inggris di Konferensi Salford pada bulan April. Di Italia, Serrati, pemimpin yang “paling kiri”, masih terhubungkan dengan kaum sentris, sementara Gramsci, yang saat itu masih muda, mendukung gagasan Lenin. Partai Sosialis Swiss menolak posisi Zimmerwald dengan alasan “terlalu radikal”, tetapi selapisan besar anggota akar-rumputnya mendukung Zimmerwald. Di Bulgaria, kaum Sosialis “sempit” (tesnyaki) sudah mengambil posisi anti-perang yang revolusioner. Tendensi revolusioner, atau kuasi-revolusioner, mulai mengkristal di dalam organisasi-organisasi massa di mana-mana.

Konferensi Kienthal

Tanda-tanda berkembangnya krisis revolusioner tidak bisa disangkal. Ada bukti anekdot: massa di Jerman mengolok pemimpin Sosialis sayap-kanan Scheidemann; mogok bayar uang sewa rumah di Glasgow; demonstrasi menentang tingginya biaya hidup di sejumlah negeri. Di atas semuanya, gejolak sosial yang terus tumbuh di semua negeri yang berperang tercerminkan dalam peningkatan masif jumlah pemogokan, seperti tertera di tabel di bawah.

Peningkatan Jumlah Pemogokan di Seluruh Eropa (1915-16)

Negara

Tahun

Jumlah pemogokan

Jumlah buruh yang mogok

Jerman

1915

137

14.000

 

1916

240

129.000

Prancis

1915

98

9.000

 

1916

314

41.000

Rusia

1915

928

539.000

 

1916

1.410

1.086.000

(Sumber: Istoriya KPSS, vol. 2, p. 624.)

Lenin mengamati secara seksama tanda-tanda pergeseran mood proletariat Eropa. Masalah ini benar-benar fundamental bagi perspektifnya mengenai revolusi di Rusia. “Tugas yang dihadapi proletariat Rusia,” tulisnya pada Oktober 1915, “adalah pemenuhan revolusi borjuis-demokratik di Rusia guna memercik revolusi sosialis di Eropa. Tugas yang belakangan ini sekarang berdiri sangat dekat dengan yang pertama.”[8]

Krisis sosial yang berkembang menemukan gaungnya secara terlambat di dalam organisasi-organisasi Internasional Kedua, di mana gejolak kekecewaan massa mengekspresikan dirinya dalam dukungan yang lebih besar kepada sayap kiri. Untuk menghentikan tumbuhnya Sayap Kiri, para pemimpin Internasional Kedua mencoba manuver baru. Biro Internasional Sosialis sudah sepenuhnya dorman sejak meletusnya perang. Sekarang, tiba-tiba saja, Camille Huysmans, sekretaris Biro, mengumumkan di kongres partai Belanda pada Januari 1916 bahwa “Internasional [Kedua] belum mati.” Pada Februari 1916 di Bern, ada pertemuan Komisi Luas, dengan perwakilan dari Austria, Jerman, Italia, Rusia, Rumania, Swiss dan negeri-negeri lain, yang bertemu untuk melawan pengaruh Sayap Kiri dan mengekspos manuver Huysmans sebagai “konspirasi terhadap sosialisme”. Di sini, disetujui untuk menggelar sebuah konferensi internasional. Pada awal Mei di Kienthal, konferensi kedua digelar, dengan partisipasi 43 delegasi dari Rusia, Polandia, Jerman, Italia, Perancis, Swiss, Austria, Serbia, dan Portugal. Willi Munzenberg hadir sebagai perwakilan Seksi Muda Internasional. Dari Partai Bolshevik, ada Lenin, Zinoviev dan Inessa Armand. Dari Polandia, Radek (dari organisasi Polandia lainnya, diwakili V. Dombrovski dan Mieczyslaw Bronski); tiga dari Swiss: Ernst Nobs, Fritz Platten dan Agnes Tobman; dari Serbia, Trisha Kantslevovich; perwakilan dari sebuah kelompok kiri di Bremen, Paul Frölich, Münzenberg, Thalheimer, dan lainnya. Sayap Kiri lebih kuat di sini dibandingkan di Zimmerwald. Tetapi, biarpun demikian, resolusi perdamaian mereka tidak diterima. Mood mayoritas masihlah sentris. Hasil akhirnya adalah kompromi, tetapi masih lebih maju dari Zimmerwald.

Tetapi ketegangan antara sayap kiri dan sayap kanan Zimmerwald terus tumbuh. Dan memang, Konferensi Zimmerwald mengandung elemen-elemen yang heterogen. Lenin bersedia bersatu untuk sementara waktu dengan kaum sentris, karena basis Lenin awalnya masih lemah. Tetapi persatuan ini tidak dapat bertahan selamanya. Sebuah perpecahan internasional secara defacto sudah ada, dan ini hanya dipahami oleh Lenin. Di bawah kondisi perang dan revolusi, semua tendensi yang setengah-setengah sudah pasti akan pupus. Lenin sesungguhnya hanya membantu kaum sentris tiba ke tujuan mereka, dengan menuntut klarifikasi. Ambiguitas tidaklah bisa ditoleransi selama momen kritis sejarah, ketika ada kebutuhan mendesak untuk memilih dengan tegas. Situasi objektif tengah mendorong massa ke kiri, ke jalan revolusi. Tendensi Zimmerwald Sentris menyeret kaki mereka. Hanya ada dua jalan: pecah sepenuhnya dengan reformisme dan mengambil posisi revolusioner, atau kembali ke rawa-rawa reformisme. Lenin, dengan ucapan dan tindakan, menerangkan ini sejelas-jelasnya. Dan oleh sebab itulah kaum sentris membencinya, seperti halnya di setiap momen dalam sejarah orang yang bimbang selalu membenci mereka yang punya gagasan jelas.

Robert Grimm adalah yang pertama bergerak ke kanan. Pada musim panas 1916, dia sudah menyebrang ke kanan. Lenin tidak berbelas kasihan dalam kritiknya terhadap kaum sentris, yang revolusioner dalam ucapan, tetapi reformis-borjuis dalam tindakan. Inilah yang dibenci Lenin. Turati, Merrheim, Bourderon dan kaum sentris lainnya, cepat atau lambat, bergerak ke arah yang sama. Pada akhirnya, tidak ada satupun yang tersisa dari Zimmerwald, kecuali memori dan kaum Zimmerwald Kiri. Zimmerwald Kiri dengan sendirinya tidak dapat memiliki signifikansi, kecuali sebagai batu loncatan ke Internasional yang baru. Tetapi, Internasional yang baru ini harus dibangun dengan landasan peristiwa-peristiwa besar, yang hanyalah beberapa bulan jauhnya. Dengan melalui pengalaman Zimmerwald, Lenin meraih pengalaman tak ternilai dan kontak-kontak yang luas: kaum Kiri Jerman (kaum Spartakus, dan kelompok Arbeiterpolitik di Bremen), kelompok Fernand Loriot di Prancis, John MacLean di Inggris, Eugene Debs di AS, Pannekoek dan Gorter di Belanda, Serrati dan Gramsci di Italia, Fritz Platten (Swiss), Hanecki dan Radek (Polandia). Ada juga problem di dalam kubu Zimmerwald Kiri. Posisi politik dari semua kaum Zimmerwald Kiri di atas tidaklah bulat. Orang-orang lingkaran Lenin sendiri – Radek, Bukharin, Pyatakov, dan lainnya – tidak memiliki posisi Bolshevik-Leninis yang jelas. Bahkan sayap kiri pun agak heterogen. Ini, juga, adalah tahapan yang diperlukan dalam perjalanan menuju Oktober. Tetapi, perspektif Revolusi Oktober seolah sangat jauh pada saat itu.

Terkucil dalam pengasingannya di Swiss, Lenin mondar-mandir di kamarnya seperti harimau yang terkurung. Apakah mimpi buruk reaksi ini akan pernah berakhir? Keterisolasian dan kefrustrasian kehidupan kaum eksil adalah seperti racun yang perlahan menggerogoti kedalaman seorang yang paling kuat sekalipun. Lenin tidak kebal dari ini. Ada kalanya, dia tersiksa oleh bayangan kalau dia tidak akan pernah menyaksikan revolusi. Dalam suratnya kepada Inessa Armand, yang ditulisnya pada Hari Natal 1916, Lenin menyuarakan kegalauannya yang paling dalam: “Gerakan revolusioner tumbuh begitu lambat dan dengan kesulitan.” Dan menambahkan nada menyerah: “Ini harus kita terima.” Dalam salah satu komentar yang paling ironis dalam sejarah, dalam pidatonya untuk kaum sosialis muda di Swiss pada Januari 1917, Lenin mengatakan: “Kami generasi yang lebih tua mungkin tidak akan hidup menyaksikan pertempuran menentukan dalam revolusi yang akan datang.”[9] Satu bulan kemudian, Tsar ditumbangkan. Dalam waktu kurang dari satu tahun, Bolshevik berkuasa.

 _________

Catatan Kaki:

[1] Dikutip di N.K. Krupskaya, Reminiscences of Lenin, hal. 301 dan hal. 303.

[2] LCW, To Alexandra Kollontai, 11/7/1915, vol. 35, hal. 193-94.

[3] V.I. Lenin, Collected Works, in Russian, vol. 49, hal. 51.

[4] V.I. Lenin, Collected Works, in Russian, vol. 26, hal. 128.

[5] L. Trotsky, Fighting Against the Stream, in Writings: 1938-39, hal. 252-53.

[6] LCW, The First Step, vol. 21, hal. 384.

[7] A. Shlyapnikov, On the Eve of 1917, hal. 160.

[8] LCW, Several Theses, vol. 21, hal. 402.

[9] Dikutip dari N.K. Krupskaya, Reminiscences of Lenin, hal. 335.