Apa ada Bahaya Fasisme di Indonesia?
- Detail
- 09 Jun 2014
- Ted Sprague
Tidak ada bahaya fasisme di Indonesia pada pemilu 2014.
Tidak ada bahaya fasisme di Indonesia pada pemilu 2014.
Revolusi bukanlah drama satu babak dengan naskah yang sudah jadi dan tinggal dibacakan dengan suara yang lantang.
Seperti juga umat manusia dapat mencapai penghapusan klas-klas hanya dengan melewati periode transisi dari kediktaktoran klas-klas yang tertindas, demikian juga umat manusia dapat mencapai keniscayaan persatuan bangsa-bangsa hanya dengan melewati periode kemerdekaan sepenuhnya dari semua bangsa-bangsa yang tertindas, yaitu kebebasan mereka untuk memisahkan diri.
Sekitar sebulan yang lalu saya membaca buku Kondisi Kelas Pekerja Inggris: Embrio Sosialisme Ilmiah. Karya Frederick Engels ini, yang ditulisnya lebih dari 150 tahun yang lalu, disadur dengan apik ke dalam bahasa Indonesia oleh Kawan Hidayat Purnama. Saya peroleh buku itu dari toko buku Buruh Membaca. Saya anjurkan Kawan-kawan sekalian membacanya pula karena banyak pelajaran yang bisa dipetik darinya, yang sangatlah relevan bagi perjuangan kelas pekerja Indonesia hari ini.
Yang menghalangi buruh dari mempertahankan diri mereka bukanlah masalah teknis, tetapi rantai yang lama mengikat pikiran mereka dan menjajah pikiran mereka, yang membuat mereka pasif dan penurut.
Di dalam karya ini, Trotsky memberikan gambaran umum dialektika perkembangan syarat-syarat untuk sosialisme.
Karya ini bermaksud memberikan gambaran yang lengkap mengenai imperialisme.
Sejarah dibuat oleh manusia. Dia adalah aktor di dalam drama yang telah berlangsung tanpa henti selama ratusan ribu tahun.
Sampai mana kita kaum revolusioner bisa menggunakan Pancasila dan Bung Karno-isme untuk mencapai sosialisme? Apa memang kita bisa menggunakan Pancasila sebagai jembatan untuk mencapai sosialisme?
Kita meyakini bahwa klas buruh adalah klas revolusioner.