Kapitalisme dan Krisis
- Detail
- 24 Agu 2023
- Fahri Anam
Sering kali pemikir kapitalis yang paling serius menarik kesimpulan yang sama seperti kaum sosialis, yaitu bahwa hari ini masyarakat kapitalis tengah memasuki periode krisisnya yang paling dalam.
Sering kali pemikir kapitalis yang paling serius menarik kesimpulan yang sama seperti kaum sosialis, yaitu bahwa hari ini masyarakat kapitalis tengah memasuki periode krisisnya yang paling dalam.
Apa itu komoditas? Apa itu uang? Bagaimana buruh dieksploitasi? Ilmu Ekonomi Marxis menjawabnya.
Globalisasi yang disanjung-sanjung dapat menyelesaikan permasalahan, sekarang menjadi kebalikannya. Keberhasilan kapitalisme di masa lalu menjadi bencana di masa sekarang
Kelas kapitalis tidak akan pernah bisa melupakan krisis ini. Sekarang, dua puluh tahun setelah krisis 1997-98 dan sepuluh tahun setelah Krisis 2008, mereka mencoba meyakinkan diri mereka bahwa sistem kapitalisme ini baik-baik saja. Nyatanya apa yang mereka yakini dengan realitas yang ada sangat berbeda
Alih-alih menurunkan angka kemiskinan, kapitalisme semakin menajamkan jurang ketimpangan. Padahal alat-alat produksi dan bahan-bahan kebutuhan hidup tersedia. Semua unsur produksi dan kekayaan masyarakat ada dan berlimpah.
Siapakah pencipta kekayaan yang sesungguhnya? Kelas buruh! Siapakah yang sanggup mengalahkan kelas yang merampas kekayaan itu untuk memperkaya diri kelas penghisap itu? Kelas buruh! Siapakah yang sanggup membuat kekayaan itu menjadi kemaslahatan bagi segenap masyarakat? Kelas buruh! Tidak ada alasan untuk minder, merasa tak berdaya, atau takut bagi kaum buruh! Buruh berkuasa, rakyat sejahtera!
Risalah singkat ini akan mengupas bagaimana kapitalisme berfungsi.
"Pulihnya Asia secara mencengangkan" --kepala berita semacam ini mulai bermunculan di koran dalam beberapa bulan terakhir. Rupanya, setelah diguncang dampak crash pasar modal di tahun 1997, kini mereka dengan penuh cemas mencari tanda-tanda kebangkitan kembali di Asia dan Eropa sebagai bukti bahwa dunia telah terhindar dari resesi. Sekali lagi para pendukung apa yang disebut Paradigma Ekonomi Baru memproklamirkan kejayaan pasar bebas.