25 Tahun Jatuhnya Orde Baru: bukan Reformasi tetapi Revolusi
- Detail
- Ted Sprague
Seperempat abad yang lalu, pada 21 Mei, 1998, Jendral Suharto, yang begitu dibenci oleh banyak orang, ditumbangkan oleh pemberontakan massa revolusioner.
Seperempat abad yang lalu, pada 21 Mei, 1998, Jendral Suharto, yang begitu dibenci oleh banyak orang, ditumbangkan oleh pemberontakan massa revolusioner.
Bulan ini menandai 25 tahun Gerakan Reformasi 98. Rakyat pekerja dan kaum muda turun ke jalan menciptakan revolusi menumbangkan Orde Baru.
Partai Buruh tengah mengalami krisis. Ini dipicu ketika Said Iqbal memberikan sinyal dukungannya terhadap Ganjar Pranowo.
Spinoza adalah perwakilan yang luar biasa dari zamannya. Bersama dengan pemikir Pencerahan awal lainnya seperti Francis Bacon (1561-1626), Thomas Hobbes (1588-1679) dan René Descartes (1596-1650), dia adalah salah satu tokoh sejarah yang menjulang tinggi dan mercusuar terang di masa ketika umat manusia sedang berjuang keluar dari kegelapan masyarakat feodal.
Jelas, bagi rakyat pekerja, entah di Indonesia, China, India, atau manapun, yang setiap tahunnya pulang kampung, aktivitas mudik memiliki makna penting. Setelah teralienisasi dalam kerjanya, terhisap dalam dunia kapitalisme yang kejam, terpaksa meninggalkan keluarga dan kampung halaman, pulang kampung menemui keluarga adalah hal yang paling dinanti-nanti oleh rakyat pekerja.
Namun jauh dari mengagungkan ciptaan Tuhan, JWST kini mulai mengirimkan kembali data-data yang menimbulkan kesulitan serius bagi mitos penciptaan modern: teori Big Bang. Saat meneropong lebih jauh ke luar angkasa, JWST mulai menantang prasangka-prasangka lama tentang asal usul dan perkembangan alam semesta, dan menyoroti problem ilmiah dan filsafat yang mendalam dan penting.
Mazhab Frankfurt mengklaim dirinya sebagai salah satu varian Marxisme, tetapi gagasan ini sesungguhnya jauh dari Marxisme. Ini hanyalah daur ulang dari oportunisme intelektual borjuis kecil.
Krisis kapitalisme akan terus memprovokasi konflik kelas antara buruh dan kapitalis. Sekarang pemerintah sedang mengorbankan buruh-buruh di perusahaan berorientasi ekspor. Besok bisa saja buruh di sektor lainnya akan dikorbankan. Kita terus dihadapkan pada fakta bahwa buruh lah yang harus menanggung biaya krisis ini.