ABC Dialektika Materialis karya Trotsky adalah sebuah pemaparan singkat yang brilian tentang filsafat Marxis. Karya ini ditulis untuk membela Marxisme dari tendensi revisionis kelas-menengah dalam gerakan Trotskis Amerika pada akhir 1930-an, yang mencoba menggulingkan prinsip-prinsip dasar Marxisme
Teori
“Tidak ada kemenangan revolusioner tanpa teori revolusioner”
Sosialisme
Sosialisme modern pada hakekatnya adalah, di satu pihak, produk langsung dari pengakuan atas antagonisme-antagonisme kelas yang ada di dalam masyarakat sekarang antara kaum pemilik dengan kaum bukan-pemilik, antara kaum kapitalis dengan kaum buruh-upahan; di lain pihak, dari pengakuan atas anarki yang ada di dalam produksi.
Sosialisme sejatinya adalah perubahan dari kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi (pabrik-pabrik dan kekayaan alam) menjadi kepemilikan umum atas alat-alat produksi yang disertai dengan sistem ekonomi terencana yang demokratis, dimana kekuatan pasar-bebas yang buta digantikan dengan sistem ekonomi rasional untuk memenuhi kebutuhan rakyat banyak. Dan satu-satunya kelas yang memiliki kekuatan sosial dan politik untuk membawa sosialisme adalah kelas buruh.
Gerakan Perempuan
Tidak akan ada sosialisme tanpa pembebasan perempuan. Tidak akan ada pembebasan perempuan tanpa sosialisme
Kaum buruh dan tani perempuan ditindas oleh modal, tetapi lebih dari itu, bahkan di negara borjuis yang paling demokratis pun mereka tetap tidak memiliki banyak hak-hak karena hukum tidak memberikan mereka persamaan hukum dengan pria; dan mereka juga tetap dalam “ikatan rumahtangga”, mereka tetapi menjadi “budak rumahtangga”, karena mereka dibebani secara berlebihan dengan pekerjaan dapur dan rumahtangga yang paling kotor, berat, dan membosankan.
“Di dalam keluarga, pria adalah kaum borjuis dan perempuan adalah kaum proletar” Engels
Ekonomi
Kaum kapitalis adalah pemilik alat-alat produksi. Buruh yang tidak memiliki alat-alat produksi dan hanya memiliki tenaga-kerja terpaksa harus menjualnya kepada kaum kapitalis. Yang dijual oleh buruh bukanlah nilai kerja (labour) tetapi kemampuannya untuk bekerja (labour-power), yang dibayar dengan upah yang hanya cukup untuk menjaga kelangsungannya sebagai sebuah kelas. Nilai lebih yang diproduksi oleh buruh diambil oleh kaum kapitalis sebagai laba. Inilah sumber dari eksploitasi kelas pekerja, yakni nilai lebih yang diciptakan oleh kaum buruh diambil oleh kaum modal yang tidak bekerja.
Produksi dilakukan secara sosial oleh buruh, tetapi nilai lebih produksi direbut secara pribadi oleh kapitalis. Kontradiksi di dalam kapitalisme inilah yang lalu menciptakan krisis ekonomi: siklus boom dan resesi.
Sejarah
Konsepsi materialis dari sejarah dimulai dari proposisi bahwa produksi alat-alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan, setelah produksi, pertukaran barang-barang yang diproduksi, adalah basis dari semua struktur sosial. Dari sudut pandang ini maka sumber perubahan sosial dan revolusi politik bukan dari otak dan pemikiran manusia tetapi dari perubahan produksi dan pertukaran.
Kontrol Buruh
Kontrol buruh berarti bahwa pabrik-pabrik tidak akan dijalankan dari sudut pandang profit, tetapi dari sudut pandang kesejahteraan sosial yang dijalankan dengan demokratis. Komite-komite pabrik yang dibentuk menjadi wadah demokrasi partisipatif di dalam tempat kerja dan pabrik-pabrik, yang bukan hanya berfungsi sebagai alat ekonomi tetapi juga alat politik. Kontrol buruh adalah bentuk praktikal dari kekuasaan buruh.
Iptek, Seni, dan Budaya
“Semua ilmu pengetahuan, dalam tingkatan yang lebih besar atau lebih kecil, secara tidak terbantahkan merefleksikan tendensi-tendensi dari kelas penguasa. Semakin dekat ilmu pengetahuan melekatkan dirinya pada tugas praksis menaklukkan alam (fisika, kimia, ilmu alam secara umum), semakin besar kontribusi kemaanusiaan dan non kelasnya. Semakin dalam ilmu pengetahuan dihubungkan dengan mekanisme sosial penghisapan (ekonomi politis), atau semakin abstrak ilmu pengetahuan mengeneralisasi seluruh pengalaman umat manusia (psikologi, bukan dalam pengertian fisiologis eksperimentalnya tetapi dalam pengertian filosofis), semakin mereka mematuhi egotisme kelas dari kaum borjuis, maka semakin kecil kontribusinya pada ukuran umum pengetahuan manusia.
Tetapi terlalu naïf untuk berfikir bahwa kaum proletar harus merubah secara kritis seluruh ilmu pengetahuan yang diwarisi dari borjuis sebelum menerapkannya pada rekonstruksi sosialis. Ini sama dengan mengatakan apa yang menjadi semangat utopian moralis: sebelum membangun sebuah masyarakat baru, kaum proletar harus membangkitkan etika komunis. Dalam faktanya, kaum proletar akan merekonstruksi etika seperti halnya ilmu pengetahuan secara radikal, tetapi mereka akan melakukannya sesudah mereka membangun sebuah masyarakat baru, meskipun secara kasar.” (Leon Trotsky, Apakah budaya proletar itu, dan mungkinkah ada?)
Trotsky
Leon Trotsky, pemimpin Revolusi Oktober bersama Lenin, pemimpin Tentara Merah pertama di sejarah, adalah salah satu sosok yang paling berpengaruh di dalam sejarah manusia. Kontribusinya bukan hanya dalam mengobarkan Revolusi Oktober 1917 dan mempertahankannya dengan membentuk Tentara Merah pertama, namun juga dalam perjuangan melawan birokratisasi yang terjadi di Uni Soviet. Yang belakangan ini adalah salah satu kontribusi terbesarnya. Ketika Marxisme sedang ditelikung oleh kaum birokrasi Stalinis dan kaum reformis, Leon Trotsky menjadi satu-satunya tiang sanggahan yang mempertahankan tradisi Bolshevisme. Apa yang disebut Trotskisme adalah gagasan-gagasan Marxisme revolusioner yang diformulasikan oleh Trotsky dalam periode badai: mengenai fasisme, birokratisasi Uni Soviet, dan revolusi di negara terbelakang.
Pengantar ABC Dialektika Materialis
Dalam ABC Dialektika Materialis, Trotsky memberikan wawasan mengenai dialektika sebagai alat yang komprehensif untuk memahami dunia.
Gadis Pantai: potret patriarki, kemunafikan agama dan politik Indonesia era kolonial
Melalui Gadis Pantai, Pramoedya Ananta Toer menyajikan cerminan pahit penindasan yang dialami perempuan di era kolonial, sebuah kenyataan yang terus menghantui masyarakat kita hingga kini.
Membaca Tan Malaka: Parlemen atau Soviet?
Dalam karya bersejarahnya “Parlemen atau Soviet?”, Tan Malaka sudah menegaskan sejak awal bahwa parlemen tidak mampu mewujudkan sosialisme, melainkan hanya Soviet yang dapat benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat pekerja.
Membaca Kembali Negara dan Revolusi oleh Lenin
Ulasan refleksi mengenai karya Lenin “Negara dan Revolusi” yang relevansinya saat ini terjadi ketika pemilu, semua menjadi jelas bahwa demokrasi adalah demokrasinya kelas kapitalis.
Perjuangan Trotsky untuk menyelamatkan partai Bolshevik
Setelah Lenin lumpuh akibat stroke pada Maret 1923, Trotsky berjuang untuk menyelamatkan Partai Bolshevik.
Bagaimana Lenin Mempelajari Hegel
Pada musim gugur 1914 Lenin memulai studi rinci atas Hegel. Catatan-catatannya mengandung wawasan cemerlang mengenai metode dialektis, yang merupakan keahliannya. Dalam artikel ini, Hamid Alizadeh menguraikan aspek-aspek penting metode ini dan menggarisbawahi pentingnya teori bagi gerakan revolusioner.
Kebenaran Sesungguhnya mengenai Pemberontakan Kronstadt
Legenda pemberontakan Kronstadt bertahan jauh lebih lama dan telah dikisahkan berulang kali tanpa memperhatikan fakta dan analisis serius.
Lenin dan Demokrasi: Pelajaran Konkret dari Revolusi Oktober
Bagaimana Lenin memahami demokrasi proletar dan parlementarisme borjuis secara konkret.
Perjuangan terakhir Lenin melawan degenerasi birokratik Uni Soviet
Gejala-gejala awal degenerasi birokratik di Rusia sudah diperhatikan oleh Lenin di dua tahun terakhir kehidupan aktif politiknya.