
“One Piece” – Simbol Perlawanan Generasi Kita
Dalam dunia yang dikuasai oleh kapitalisme dan ketidakadilan, One Piece muncul sebagai simbol revolusi bagi kaum muda yang haus akan perubahan.
Dalam dunia yang dikuasai oleh kapitalisme dan ketidakadilan, One Piece muncul sebagai simbol revolusi bagi kaum muda yang haus akan perubahan.
Dari zaman gua prasejarah hingga era kontemporer, evolusi seni mencerminkan tidak hanya perkembangan keterampilan, tetapi juga transformasi mendalam dalam struktur masyarakat, kekuatan produktif, dan semangat perjuangan revolusioner.
Belenggu Prometheus, tragedi Yunani megah karya Aeschylus, bukan sekadar karya sastra biasa, melainkan wujud dari perjuangan melawan tirani dan penindasan yang telah menginspirasi kaum radikal sepanjang sejarah.
Leon Trotsky, dalam salah satu ceramahnya yang mendalam, menggambarkan bagaimana pengembangan teknologi menjadi syarat mutlak untuk mewujudkan sosialisme yang kokoh di Uni Soviet.
Lebih dari sekadar pertarungan tinju, laga antara Mike Tyson dan Jake Paul menggambarkan bagaimana kapitalisme memeras keuntungan dari tubuh-tubuh yang pernah menjadi simbol kejayaan olahraga.
Saat seni direduksi menjadi komoditas di pasar yang dikendalikan oleh segelintir kapitalis, kita dihadapkan pada ironi: seni yang seharusnya bebas dan inklusif justru terasingkan dari mereka yang seharusnya menikmatinya.
Melalui Gadis Pantai, Pramoedya Ananta Toer menyajikan cerminan pahit penindasan yang dialami perempuan di era kolonial, sebuah kenyataan yang terus menghantui masyarakat kita hingga kini.
Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi bahan perdebatan dan spekulasi dalam beberapa tahun terakhir, dengan banyak orang mengklaim bahwa AI akan segera menjadi sadar dan bahkan berpotensi melampaui kecerdasan manusia.
AI diusung sebagai teknologi masa depan yang akan mengubah secara drastis bagaimana kita bekerja.
Namun jauh dari mengagungkan ciptaan Tuhan, JWST kini mulai mengirimkan kembali data-data yang menimbulkan kesulitan serius bagi mitos penciptaan modern: teori Big Bang. Saat meneropong lebih jauh ke luar angkasa, JWST mulai menantang prasangka-prasangka lama tentang asal usul dan perkembangan alam semesta, dan menyoroti problem ilmiah dan filsafat yang mendalam dan penting.