
Spontanitas Revolusioner dan Kesiapan Organisasi dalam Revolusi Mesir
Revolusi bukanlah drama satu babak dengan naskah yang sudah jadi dan tinggal dibacakan dengan suara yang lantang.
Revolusi bukanlah drama satu babak dengan naskah yang sudah jadi dan tinggal dibacakan dengan suara yang lantang.
Rakyat revolusioner Mesir sekali lagi telah menjadi sumber inspirasi kaum tertindas di seluruh dunia. Tugas utamanya adalah untuk membangun kepemimpinan revolusioner yang mampu melaksanakan tugas-tugas yang diajukan.
Morsi telah jatuh. Gerakan luar biasa dari massa sekali lagi telah menunjukkan wajah asli rakyat Mesir ke seluruh dunia. Hal ini menunjukkan bahwa Revolusi, yang bahkan banyak di antara kaum Kiri beranggapan bahwa revolusi sudah tidak ada lagi, ternyata masih memiliki cadangan-cadangan sosial yang sangat besar.
“Militer Mesir Menumbangkan Morsi” begitu tajuk utama BBC ketika Morsi jatuh. Tetapi benarkah ada kudeta militer di Mesir?
Massa hanya bisa mempercayai kekuatan mereka sendiri. Pihak yang bisa menyelesaikan dan memenuhi kebutuhan kelas pekerja dan kaum miskin kota di Mesir bukanlah para petinggi Militer, bukan para Ikhwanul Muslimin, dan bukan para borjuis, karena mereka hanya mewakili sistem kapitalis yang sama parahnya. Hanya dengan merebut kekuasaan di tangan kita dan melepaskannya dari belenggu masyarakat Kapitalis maka potensi-potensi sejati masyarakat Mesir bisa dicapai.
Setelah debu pertempuran reda, saatnya kita mencoba melihat ke belakang untuk mengevaluasi perlawanan rakyat pekerja dalam menentang kenaikan BBM beberapa minggu yang lalu. Perasaan emosional, apalagi perasaan kekecewaan dan demoralisasi karena gagal menghentikan kenaikan harga BBM ini, tidak boleh menjadi halangan untuk dapat melihat dengan jernih apa saja yang dapat kita pelajari dari perjuangan ini.
Kamis, 27 Juni 2013, ratusan ribu kaum pekerja Portugis menggelar mogok kerja 24 jam. Ini adalah pemogokan massa keempat dalam dua tahun yang dihadapi oleh rezim pemerintah kanan-tengah. Pemogokan kali ini merupakan pemogokan dengan kekuatan terbesar oleh serikat buruh-serikat buruh di tahun-tahun terakhir.
Seperti juga umat manusia dapat mencapai penghapusan klas-klas hanya dengan melewati periode transisi dari kediktaktoran klas-klas yang tertindas, demikian juga umat manusia dapat mencapai keniscayaan persatuan bangsa-bangsa hanya dengan melewati periode kemerdekaan sepenuhnya dari semua bangsa-bangsa yang tertindas, yaitu kebebasan mereka untuk memisahkan diri.
Pada tahun 1905, Revolusi pertama Rusia meledak yang merupakan gladiresik untuk Revolusi 1917.
Perseteruan Bolshevik dan Menshevik yang awalnya bersifat organisasional menjadi semakin politis dengan semakin dekatnya Revolusi 1905.