Banyak orang yang tidak memahami sebab runtuhnya Uni Soviet. Tidak sedikit intelektual yang membuat analisa ceroboh mengenai degenerasi Uni Soviet. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang menganggap runtuhnya Uni Soviet merupakan akhir dari perjuangan sosialisme.
The Revolution Betrayed karya Leon Trotsky, yang rencananya akan diterbitkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Militan, merupakan salah satu karya besar Marxis. Ini adalah satu-satunya karya Marxis yang menganalisa dengan serius apa yang terjadi pada Revolusi Rusia setelah kematian Lenin. Karya ini, selain bisa menjadi refleksi historis untuk perjuangan revolusioner hari ini, juga bisa memberikan penjelasan ilmiah bagi publik yang sebagian besar telah diracuni oleh analisa-analisa “ilmiah” dari para intelektual kapitalis. Tanpa pengetahuan mendalam tentang karya ini adalah mustahil untuk memahami sebab runtuhnya Uni Soviet.
Bagi kaum Marxis, Revolusi Oktober 1917 merupakan peristiwa terbesar di dalam sejarah umat manusia. Seperti yang telah dijelaskan oleh Trotsky dalam The Revolution Betrayed, untuk pertama kalinya kelangsungan hidup sosialisme didemonstrasikan, bukan dalam bahasa dialektika, tetapi dalam bahasa baja, batubara, listrik, dan semen. Sebuah tatanan ekonomi sosialis yang dibangun oleh Revolusi Oktober yang dalam waktu singkat mampu mengubah Uni Soviet dengan perekonomian yang terbelakang menjadi negara adidaya.
Namun, dalam proses selanjutnya di bawah pemerintahan Stalin, Uni Soviet yang dibangun oleh Revolusi Oktober tersebut mengalami degenerasi yang cukup akut. Pada tahun 1930-an, banyak tugas-tugas demokratik yang diajukan oleh Lenin sebagai tugas yang harus diselesaikan dalam periode transisi antara kapitalisme dan sosialisme telah terhapus. Di bawah kepemimpinan Stalin, Uni Soviet mengalami krisis ekonomi dan politik yang berakhir dengan pembentukan sebuah rejim totaliter yang mengerikan.
Fenomena Stalinisme ini benar-benar baru dan mengejutkan. Fenomena ini tidak dijelaskan dan diantisipasi dalam teks-teks klasik Marx dan Engels. Dalam tulisan-tulisan terakhirnya, Lenin mengekspresikan keprihatinannya mengenai kebangkitan birokratisme negara Uni Soviet (yang dia sebut “birokrasi merah”) yang bisa menghancurkan Revolusi Oktober. Keprihatinan Lenin selanjutnya ternyata terbukti. Kaum buruh Uni Soviet kehilangan kekuatan politiknya, dan rejim demokratik yang didirikan oleh Bolshevik pada tahun 1917 berubah menjadi karikatur birokratis dan totaliter yang menakutkan.
Dalam The Revolution Betrayed, Trotsky memberikan analisa yang brilian dan mendalam mengenai Stalinisme dari sudut pandang Marxis. Trotsky memperingatkan bahwa birokrasi ini telah menempatkan Uni Soviet dalam bahaya. Dengan didukung oleh fakta-fakta, Trotsky menunjukkan bagaimana Stalinisme, di atas basis ekonomi sosialis, menciptakan sebuah kekuatan produktif kolosal, namun tidak mampu mengendalikannya karena kontradiksi-kontradiksi di dalamnya. Kontradiksi-kontradiksi ini tidak menghilang bersamaan dengan perkembangan ekonomi, namun sebaliknya, semakin tak terbendung sehingga sistem benar-benar rusak.
Kekuatan produktif Uni Soviet, secara artifisial, didesak oleh sistem yang birokratik. Kekuatan tersebut dikembangkan ke tingkat yang luar biasa, tetapi pada saat yang sama, disabotase oleh kekuatan birokrasi.
Degenerasi Uni Soviet, sebuah rejim yang dibangun dengan susah payah oleh Bolshevik, menurut Trotsky, terjadi karena terisolasinya Uni Soviet secara ekonomi akibat kegagalan revolusi sosialis dunia. Keterisolasian ini lalu memperkuat strata birokrasi di dalam Partai Komunis Uni Soviet. Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) berubah menjadi klub birokrasi dengan jutaan anggota. Tidak ada janji partai untuk berkorban dan berjuang demi kelas buruh, tetapi tersedia paspor untuk berkarir. Para pemimpin partai dengan cepat bisa mengubah diri mereka menjadi lintah yang menghisap sistem ekonomi sosialis Uni Soviet.
Pengkhianatan ini tidak bisa dipahami jika kita masih menerima bahwa apa yang pernah ada di Uni Soviet adalah “sosialisme sejati”. Banyak sekali yang tidak memahami bahwa runtuhnya Uni Soviet karena hasil dari degenerasi birokrasi. Pada saat birokrasi Moskow membual tentang “membangun sosialisme” Uni Soviet, sebenarnya sedang bergerak menjauh dari sosialisme. Dan, seperti yang telah diprediksikan oleh Trotsky pada tahun 1936, kasta birokrasi ini tidak puas dengan hak-hak dan gaji mereka yang tinggi. Mereka ingin mengamankan posisi mereka dan nasib anak-anak mereka dengan mengubah kepemilikan negara menjadi kepemilikan pribadi. Ini memang tidak akan terelakkan, kecuali jika kaum buruh menggulingkan kekuatan birokrasi dan kembali pada kebijakan Leninis mengenai demokrasi buruh dan internasionalisme.
Dalam karya ini, Trotsky juga menjelaskan mengenai kegagalan “pasar”, regresi ekonomi, problem investasi, kehancuran sosial, dll. dalam rejim Uni Soviet di bawah kepemimpinan Stalin. Hanya saja saat ini belum bisa ditulis keseluruhannya. Tetapi ada beberapa catatan penting yang perlu dimunculkan, sebagai bahan refleksi bagi kaum revolusioner, khususnya di Indonesia, bahwa kegagalan rejim Uni Soviet bukanlah kegagalan sosialisme. Rejim yang dibentuk oleh kelompok kontra-revolusioner Stalinis setelah kematian Lenin bukanlah sosialisme, dan bukan negara buruh sebagaimana dipahami oleh Marx dan Lenin. Tetapi, menggunakan terminologi ilmiah Trotsky, rejim Uni Soviet di bawah kepemimpinan Stalin adalah sebuah rejim proletar Bonapartis.
Runtuhnya Uni Soviet yang dibangun oleh partai revolusioner Bolshevik merupakan tragedi sejarah. Meskipun nampak solid, negara Uni Soviet seperti kandang yang berdiri di atas kaki-kaki ayam. Penyebab utama kegagalan revolusi ini adalah karena terisolasinya Revolusi Oktober; revolusi di Jerman dan Inggris yang diharapkan oleh Lenin dan Trotsky dapat membantu keterbelakangan Rusia tidaklah kunjung datang karena pengkhianatan Sosial Demokrasi. Dari keterbelakangan Rusia inilah lahir rejim totaliter yang mendapatkan figurnya di dalam sosok Stalin.
Dalam revolusi sosialis hari ini, juga yang akan datang, seperti yang tengah terjadi di kawasan Amerika Latin, rejim-rejim Stalinis baru bisa muncul dan menghancurkan revolusi. The Revolution Betrayed karya Trotsky bisa menjadi bacaan yang tepat hari ini sebagai bahan analisa kegagalan Revolusi Oktober di bawah kepemimpinan Stalin, untuk memperbaiki revolusi-revolusi sosialis yang akan datang.
Sebuah revolusi akan berhasil, menurut Alan Wood, jika bersandar pada kebijakan dan program yang tepat, yang didasarkan atas demokrasi buruh dan internasionalisme.