Di bulan ini tepat ditandai 51 tahun perjalanan angkasa yang pertama oleh Rusia. Ini adalah sebuah kemajuan dalam peradaban yang pertama kalinya membawa manusia — Yuri Gagarin pada tanggal 12 April 1961 — melihat biru langit di angkasa. Sekarang rakyat Rusia merayakannya dengan festival roket. Seluruh jalanan ibukota penuh dengan keramaian. Namun, sejarah telah berubah. Kemajuan sejarah yang telah dicapai Rusia sekarang telah menjadi dongeng kelas penguasa.
Revolusi Oktober di Rusia menempatkan kelas pekerja ke tampuk kekuasaan dan membawa kemajuan peradaban di sana. Dengan kepemilikan sosialis yang ditopang dengan ekonomi terencana, Rusia mengambil langkahnya yang pertama dan terbesar dalam membebaskan manusia dari belenggu kapitalisme dan alam.
Dalam perjalanan pembangunan sosialisme, Rusia mengalami hambatan, yakni kebangkitan birokrasi yang tumbuh subur dan belum diperkirakan sebelumnya. Seperti yang dijelaskan oleh Trotsky bahwa sosialisme membutuhkan demokrasi seperti manusia membutuhkan oksigen. Tetapi apa yang terjadi di Rusia tidak ada oksigen tersebut.
Pada periode awal dari kapitalisme ke sosialisme Lenin merumuskan aturan-aturan fundamental untuk mengantisipasi tumbuhnya birokrasi di dalam negara buruh yang dituangkan dalam sebuah karyanya Negara dan Revolusi. Aturan-aturan tersebut adalah:
1. Semua penjabat harus dipilih dalam pemilu yang bebas dan demokratik, dan dapat ditarik kembali (direcall) setiap saat.
2. Tidak boleh ada penjabat yang menerima gaji lebih tinggi dari seorang buruh terampil.
3. Tentara reguler digantikan oleh tentara rakyat (milisi rakyat)
4. Perlahan-lahan, semua tugas menjalankan negara dilaksanakan oleh buruh secara bergiliran; bila semua orang adalah “birokrat”, maka tidak ada seorangpun yang menjadi birokrat.
Program ini adalah program demokrasi buruh yang secara langsung mengantisipasi tumbuhnya birokrasi di dalam periode awal negara buruh. Dan satu hal yang juga diramalkan oleh Lenin adalah bahwa revolusi di Rusia tidak akan bertahan ketika tidak dibarengi dengan revolusi proletariat di Eropa. Karena berbagai faktor, revolusi-revolusi di Eropa Barat yang ditunggu-tunggu oleh Lenin dan kawan-kawannya menemui kegagalan.
Setelah kematian Lenin, di bawah komando birokratik Stalin, negara buruh yang pertama ini mengalami degenerasi birokratik. Dengan retorikanya, Stalin mengeluarkan tesis pembangunan sosialisme satu negara. Tesis ini memancung leher revolusi internasional. Alih-alih ingin membangun revolusi proletar dunia, birokrasi ingin menyelamatkan hak-hak istimewa mereka. Keruntuhan Sosialisme di Rusia membenarkan tesis bahwa revolusi tidak dapat bertahan dalam batasan sempit nasional, oleh karena itu revolusi proletariat harus bersifat internasionalis.
Perjalanan ke angkasa ini menandai suatu epos masyarakat. Rusia yang dahulunya sebuah negeri terbelakang dengan tingkat buta huruf 90% melangkah maju ke arena sejarah menandingi negeri-negeri kapitalis maju. Sekarang kapitalisme di Rusia menempatkan kemajuan teknologi dan sains bukan untuk membebaskan manusia. Kapitalisme telah memangkas generasi masa depan manusia di bawah kepemilikan pribadi.
Kaum borjuis dan para akademisnya mengatakan bahwa sosialisme telah gagal dan mereka dengan bangga mengatakan kapitalisme adalah akhir dari sejarah. Tetapi kita kaum Marxis mengatakan bahwa apa yang gagal di Rusia bukanlah sosialisme yang dimengerti oleh Marx, Engels, Lenin dan Trotsky tetapi karikatur birokratik dan totaliter dari sosialisme.
Meskipun akhirnya pembangunan sosialisme di Rusia mengalami kegagalan dan Rusia kembali pada kapitalisme, ini menjadi pengalaman sejarah yang berharga bagi kelas pekerja di dunia. Uni Soviet telah menunjukkan bahwa pembangunan sosialisme adalah satu-satunya jalan untuk mengangkat jutaan manusia dari jurang yang penuh lumpur penderitaaan ke kehidupan manusia yang bermartabat sebagai manusia yang bebas dari belenggu penindasan dari manusia atas manusia.