Gerakan mahasiswa beberapa hari yang lalu telah memberikan kepercayaan diri bagi kelas pekerja untuk berjuang. Bila aksi massa mahasiswa bisa membatalkan langkah DPR, maka seharusnya kelas pekerja, dengan jumlah dan posisi ekonominya, juga bisa memaksa pemerintah memenuhi tuntutan kelasnya.
Sudah ada beberapa aksi lanjutan dari kelas pekerja merespons aksi mahasiswa. Meskipun masih kecil dalam skala, ini menunjukkan jalan ke depan yang harus ditempuh kelas pekerja lainnya. Bila aksi-aksi ini menggelinding seperti bola salju dan mendorong lapisan tertindas lainnya untuk berjuang, maka ini bisa menjadi titik balik dalam perjuangan kelas.
Driver ojek online dan kurir Se-Jabodetabek turun ke jalan pada hari Kamis (29/8). Aksi ini diikuti juga dengan mogok mematikan aplikasi. Sekitar 1000 orang memadati jalan menuju ke Istana Merdeka, Kantor Gojek di sekitar wilayah Petojo, Jakarta Pusat dan Kantor Grab di Cilandak, Jakarta Selatan.
Mereka memprotes perilaku brutal majikan pemilik aplikasi yang mengeksploitasi mereka dan membebankan program promosi pada pendapatan pengemudi ojek online. Mereka juga memprotes pemerintah yang terus bungkam terhadap eksploitasi ini. “Skema tarif baiknya tidak naik, tapi potongan aplikasi saat ini mencapai 20 persen bahkan lebih hingga 30 persen,” ujar Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Gojek CNN Indonesia.
Beberapa hari yang lalu, demo ratusan pengemudi truk juga terjadi di Surabaya. Mereka menuntut kondisi hidup yang lebih baik. Mereka menuntut dihapuskan pungli dan mafia yang terus memeras pendapatan mereka. Mereka juga mengambil dari slogan mahasiswa: “Kami Bukan Raja Jawa, Kami hanya Raja Jalanan yang mencari kehidupan”. Ini hanya gambaran bahwa percikan yang dipelopori oleh gerakan mahasiswa telah membangkitkan harapan kelas pekerja untuk berjuang.
Pihak majikan tidak memiliki kepedulian terhadap aksi ini. Sikap mereka tidak kendur bahkan mengancam pendemo. “Kami juga mengimbau kepada mitra driver agar tidak terprovokasi dan tetap beroperasi seperti biasa. Gojek akan menindak tegas oknum-oknum yang melakukan tindakan yang merugikan terhadap pelanggan maupun mitra kami,” ujar Head of Corporate Affairs Gojek, Rosel Lavina.
Kapitalis Gojek bisa percaya diri seperti ini karena di belakang mereka ada pemerintah yang melayani kepentingan mereka. Ini merupakan cerminan bahwa sebenarnya pemerintah adalah komite yang mengelola urusan mereka, kelas kapitalis.
Selain itu, penguasa juga masih belum pulih dari kejutan aksi mahasiswa kemarin. Mereka takut kalau-kalau aksi pengemudi ojek online bisa memantik demo-demo lanjutan yang tidak bisa mereka kendalikan. Untuk mencegah aksi ini menarik lapisan lain berpartisipasi, penguasa mengerahkan 1.784 aparat personel gabungan yang diterjunkan ke lokasi demonstrasi di Jakarta Pusat.
Aksi demo ini menunjukkan sekali lagi insting revolusioner kelas pekerja. Mereka dengan tepat menanggapi aksi mahasiswa, bukan dalam kata-kata melainkan perbuatan. Bagi kelas pekerja “demokrasi” bukan sesuatu yang abstrak. Sebaliknya, demokrasi adalah sarana untuk mencapai tujuan – sarana untuk mendapatkan upah dan kondisi yang lebih baik, jam kerja yang lebih pendek, dan kehidupan yang bermartabat. Hari ini mereka berusaha menggunakan langkah mundur pemerintah yang diperoleh mahasiswa di jalanan, untuk mendesakkan tuntutan mereka. Mereka sudah tidak tahan lagi melepaskan belenggu yang diletakkan kapitalisme di leher mereka.
Ketidakpuasan rakyat masih membara. Api dalam sekam masih belum padam. Suara-suara ketidakpuasan terus meronta-ronta keluar dari tenggorokan mereka yang tertindas. Suara ini semakin nyaring seiring pengangguran, PHK dan biaya hidup semakin tinggi. Kemarin kelas penguasa telah merasakan panasnya sengatan api aksi massa di bawah kakinya. Tugas kita sekarang adalah memperluasnya.
Kendati aksi ini masih kecil dan belum meluas ke pekerja di sektor-sektor industri yang lain, tapi aksi ini menunjukkan jalan ke depan bagaimana kita harus melanjutkan aksi-aksi mahasiswa dan memperluas gerakan ini. Masih banyak undang-undang yang berpihak pada pemodal. Kekuasaan Raja Jawa masih berdiri mengangkang. Undang-undang peninggalannya masih dan akan terus dilanjutkan oleh penerusnya. Selama Raja Jawa dan sistem kapitalisme yang menyangganya tidak digulingkan selama itu pula mereka akan melanjutkan penindasan.
Solidaritas untuk Aksi Ojek Online!
Bangun komite aksi bersama yang melibatkan mahasiswa, buruh dan seluruh lapisan tertindas lainnya!
Gulingkan Raja Jawa!
Gulingkan Kapitalisme!