Ada hantu berkeliaran menghantui kelas penguasa. Bukan hantu komunisme, bukan pula PKI, tetapi hantu One Piece. Seluruh kekuasaan yang ada, dari tingkat atas hingga bawah, dari petinggi militer sampai kepala babinsa, dari pemerintahan pusat sampai RT, dikerahkan untuk menangkap hantu ini. Tetapi hantu ini tertanam dalam benak mereka-mereka yang tertindas, mereka-mereka yang selama ini dipasung kebebasannya, mereka-mereka yang dipaksa menganggur karena sulit mencari pekerjaan, serta mereka-mereka yang tidak puas karena bangsa ini dibajak oleh penguasa yang korup.
Tidak pernah kelas penguasa begitu takut pada simbol lain selain simbol palu arit. Mereka begitu takut pada setiap simbol perlawanan. Mereka takut pada suara-suara protes dari bawah dan berusaha merepresinya. Tetapi semua ini bukan cerminan kekuatan kelas penguasa, melainkan cerminan kelemahan mereka.
Ketakutan kelas penguasa kita memiliki dasar. Mereka tidak lagi sanggup memastikan setiap warganya bisa makan dan mendapatkan pekerjaan. PHK di mana-mana. Kaum muda kesulitan mendapatkan pekerjaan, sementara mereka yang bekerja upahnya tergerus inflasi.
Tiap hari kita menyaksikan tontonan memuakan para koruptor melenggang bebas. Semua janji para pejabat dan politisi tidak lagi dapat dipercaya. Pengadilan dikangkangi. Hukum tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Rakyat menderita, sementara mereka terus kaya.
Krisis kapitalisme terus mereproduksi kemarahan ini. Tatanan dunia sedang terjungkir balik. Tarif yang dipaksakan AS mendorong spiral ekonomi dunia ke bawah. Kelas penguasa di seluruh dunia diliputi ketakutan. Mereka diliputi ancaman revolusi di bawah kaki mereka. Tidak ada lagi mimpi kemakmuran dalam kapitalisme, yang ada di depan mata adalah kesengsaraan yang tak terperi.
Kelas penguasa tidak lagi dapat mengerahkan apapun untuk menjaga rakyat patuh, kecuali melalui represi. Demokrasi kini terungkap sebagai demokrasinya kaum kaya. Layaknya secarik kertas, demokrasi disobek kapan saja. Di masa sebelumnya demokrasi memberi ilusi bahwa si kaya dan miskin bisa sama-sama duduk menentukan kebijakan. Tetapi kini semua ilusi liberal ini pecah dihantam kenyataan. Di belakang demokrasi ada kepentingan kelas penguasa; kepentingan para bankir dan kapitalis.
Tetapi represi hanya menuangkan bensin ke dalam api. Moncong senapan tidak pernah membuat tunduk kemarahan dan kemuakan massa. Bahan mudah terbakar untuk revolusi begitu menjamur di mana-mana. Berkali-kali demonstrasi pecah, dari Gerakan Reformasi Dikorupsi sampai Peringatan Darurat. Ini saja menujukkan ketidakpuasan yang menjalar di tengah masyarakat. Seperti tikus tanah, ketidakpuasan ini menggerogoti masyarakat.
Begitu banyak kemuakan yang tidak bisa dibendung. Derita sudah seleher. Rakyat bisa mengambil apapun sebagai simbol perlawanan. Hari ini bendera One Piece, besok bisa saja rakyat mengambil bendera apapun. Kelas penguasa tidak akan bisa menghentikan kemarahan ini.
Kepentingan kelas penguasa dan rakyat tertindas tidak bisa terdamaikan. Ini hanya dapat dipecahkan melalui revolusi sosialis. Revolusi akan menggulingkan semua tatanan kapitalisme yang sudah membusuk dan korup. Biarkan rakyat tertindas mengambil nasib di tangan mereka sendiri, bukan di tangan para politisi dan pejabat busuk.
Kibarkan bendera One Piece. Bawa suara-suara protes ini jalanan, di kampus-kampus, dan pabrik-pabrik! Demonstrasi dan mogok nasional akan membuat mereka lumpuh. Biarkan kelas penguasa bergetar ketakutan. Tidak ada yang hilang dari hidup kecuali belenggu yang merantai kita! Buruh, tani, kaum muda, perempuan dan semua yang tertindas bersatulah!