Hari Rabu tanggal 19 dan Kamis tanggal 20 terlihat kelanjutan dari demonstrasi massa di seluruh Tunisia melawan pemerintah nasional bersatu “baru” dan menuntut berakhirnya partai RCD yang berkuasa. Puluhan ribu massa di seluruh negeri bergerak di bawah slogan “RCD degagé” (Tolak RCD), dengan jelas mengidentifikasi pemerintah nasional bersatu sebagai kelanjutan dari rezim lama.
Tujuh kementerian kunci (termasuk perdana menteri, menteri keuangan, luar negeri, dalam negeri dan pertahanan) dijabati oleh orang-orang yang sama di bawah diktator keji Ben Ali. Orang-orang merasa bahwa revolusi mereka, yang memaksa Ben Ali untuk meninggalkan negara pada hari Jumat tanggal 14, tidak akan selesai sampai rezim lama benar-benar hancur. “Ben Ali telah pergi ke Saudi Arabia! Pemerintahan ini harus pergi ke sana juga,” begitulah bunyi salah satu slogannya. Slogan utama dalam demonstrasi-demonstrasi ini adalah: “Kami ingin sebuah parlemen baru, konstitusi baru, republik baru! Rakyat bangkit melawan kaum loyalis Ali Ben!”
Perlu menonton beberapa video mengenai demonstrasi ini untuk bisa merasakan suasana sebenarnya dari pekerja Tunisia dan pemuda: Bizerte tanggal 19 Jan., Tunis 19 Jan., Gabes 19 Jan., Bizerte 19 Jan., pendudukan kantor-kantor RCD di Sousse (sekarang berganti nama Bouzazi Peoples’ House), 19 Jan., Sfax 19 Jan., Bizerte 20 Jan., Touzer 20 Jan., Touzer 20 Jan., Almzop 20 Jan., Kairouan 20 Jan.
Arak-arakan yang membeludak dan militan ini tidak hanya menuntut pembubaran RCD dan rezim lama di semua level, tetapi mereka mengambil tindakan langsung untuk melaksanakan tuntutan mereka. Di lebih dari 30 kota-kota kecil dan di kota-kota di propinsi demonstrasi besar-besaran, terutama yang berkumpul di luar kantor-kantor serikat buruh UGTT, telah bergerak ke markas RCD dan mendudukinya. Faktanya, karena RCD tidak hanya mengontrol pemerintah nasional, regional dan kotamadya-kotamadya, tetapi juga menguasai semua aspek kehidupan publik (asosiasi-asosiasi profesional, polisi, peradilan, dll), hancurnya kekuasaan RCD menandakan bahwa kekuasaan sedang berlalu dari rezim lama menuju massa di jalanan dan komite-komite lingkungan (kampung) yang sedang bermunculan selama seminggu terakhir. Komite-komite ini bertugas menjaga ketertiban umum dan menjaga penduduk dari sisa-sisa rezim lama (polisi, dinas rahasia, pengawal presiden), yang masih berusaha untuk melindungi apa yang tersisa dari kediktatoran lama.
Contoh paling termaju dari elemen-elemen kekuasaan ganda yang sedang bermunculan ini yang kita ketahui adalah di kota Sidi Bou Ali, Sousse, dengan populasi lebih dari 10.000 orang. Di sana, pada hari Minggu tanggal 16, massa berkumpul di alun-alun kota dan setelah berdiskusi mengenai pemerintahan nasional bersatu yang “baru” ini, memutuskan untuk mengambil kekuasaan ke tangan mereka sendiri. Ini adalah pernyataan yang telah dirilis yang kami kutip kembali secara keseluruhan:
“Menyusul adanya keputusan untuk mempercayakan ‘Muhammad Ghannouchi’ membentuk sebuah pemerintahan baru yang bertugas mengawasi pemilihan presiden baru negara ini; menyusul kevakuman administratif dan di kota Sidi Bou, Propinsi Sousse, kami, warga kota Sidi Bou bertemu di “People’s Square” memutuskan hal-hal sebagai berikut:
- Kami menolak keputusan yang didasarkan pada sebuah konstitusi yang tidak demokratis ini, yang bukan merupakan konstitusi rakyat, yang telah dilanggar berulangkali dan tidak menjamin hak-hak kebebasan berpendapat di negara ini;
- Kami menolak dominasi partai yang berkuasa atas kehidupan perpolitikan di negara ini, yang diwakili oleh semua simbol dalam pemerintahan saat ini dan antek-anteknya;
- Pemilihan umum dewan lokal sementara dalam rangka mengelola semua urusan kota dan bekerja di tingkat lokal, dan dengan berkoordinasi pada tingkat regional dan nasional, untuk memelihara fungsi kehidupan warganegara, ekonomi, kehidupan politik dan budaya di negeri ini hingga tersusunnya sebuah konstitusi baru yang berkarakter demokratis dan populer, yang akan membuka jalan bagi pemilu untuk memastikan pengalihan kekuasaan secara damai dan tanpa monopoli di atasnya, dan memastikan bahwa seluruh partai nasional terwakili.
Fungsi-fungsi dari Dewan ini adalah:
- Membentuk komite-komite untuk melindungi pemukiman dan koordinasi mereka;
- Bekerja untuk mengembalikan kehidupan ekonomi dan untuk mengamankan kebutuhan hidup sehari-hari warga;
- Bekerja untuk menghidupkan kembali institusi-institusi sipil (bank, rumah sakit, pemerintahan-pemerintahan kota (kotamdya), sekolah-sekolah, kantor-kantor pos, kantor pajak …);
- Melindungi properti milik publik;
- Berkoordinasi dengan dewan lokal dan regional yang telah dibentuk;
- Berkomunikasi dan melakukan kontak dengan tentara nasional sebagai satu-satunya kekuatan yang ada di negeri ini.
Mengenai pembagian tugas di antara komisi-komisi tersebut kami telah memutuskannya sebagai berikut:
- Komisi Publisitas dan Media;
- Komisi kontak dengan Tentara Nasional;
- Komite Pertahanan bagi Perlindungan Pemukiman;
- Komisi perlindungan properti pemerintah kota;
- Komisi penyediaan bahan-bahan pokok;
- Komite penyadaran, kepemimpinan dan budaya
(karena pentingnya pernyataan ini di bawah kami sediakan terjemahan Perancis dan aslinya Arab, yang harus disebarluaskan sebanyak mungkin)
Pernyataan ini sangat luar biasa, dan kami tidak ragu bahwa tindakan serupa telah dilakukan di banyak kota yang lain. Menghadapi kevakuman kekuasaan yang telah ditinggalkan karena hancurnya institusi yang lama kaum muda, pekerja, rakyat secara umum, telah mengambil di atas pundak mereka sendiri tugas memulai membangun suatu “institusionalitas” baru, yang berdasarkan komite-komite demokratis “yang dipilih publik” dalam pertemuan-pertemuan massa .
Di Sidi Bou Ali, suatu “dewan sementara” tidak hanya disiapkan sebagai komite perjuangan, namun untuk mengambil alih seluruh roda pengelolaan (ketertiban umum, distribusai, ekonomi, kantor pos, pendidikan, dll). Mereka secara de fakto telah mengambil alih kekuasaan di kota.
Ini sesungguhnya, dalam bentuk embrioniknya, adalah soviet-soviet (yakni dewan-dewan buruh), muncul sebagai tanda sejati dari sebuah revolusi sejati yang sedang terjadi. Jelas bahwa di beberapa kota telah ada eksekutif-eksekutif lokal dari serikat buruh UGTT yang telah mengambil inisiatif dalam menciptakan komite-komite tersebut.
Ini adalah langkah pertama ke arah yang benar. Sekarang komite-komite ini harus digeneralisasikan di setiap pabrik, di setiap tempat kerja, di setiap pemukiman. Komite-komite tersebut harus dikoordinasikan pada tingkat lokal, regional dan nasional melalui wakil yang dipilih secara demokratis dan tunduk pada hak recall, sebagaimana resolusi yang secara jelas telah dtunjukkan dari Sidi Bou Ali.
Kami ingin membuat dua komentar atas statemen ini yang relevan bagi seluruh gerakan revolusioner di Tunisia. Yang pertama terkait dengan persoalan Tentara. Pernyataan di atas berbicara mengenai berhubungan dan berkomunikasi dengan Tentara. Jelas bahwa Tentara pada saat ini berada di antara rakyat. Seperti yang kita telah sampaikan sebelumnya, ada banyak contoh mengenai fraternalisasi antara Tentara dan para demonstran selama pemberontakan minggu terakhir, dan adalah polisi serta pengawal presiden, bukan Tentara, yang memainkan peran utama dalam represi brutal terhadap rakyat yang telah melenyapkan antara 100 hingga 200 nyawa. Dalam beberapa hari terakhir, Tentara telah bertempur dengan sisa-sisa pasukan polisi yang loyal terhadap Ben Ali. Ini menjelaskan sikap rakyat.
Namun, kita harus ingat bahwa adalah satu hal bahwa para prajurit bawahan dan bahkan ada beberapa opsir yang berpangkat lebih rendah yang bisa dibawa ke sisi revolusi, tetapi Tentara sebagai sebuah institusi dan khususnya pucuk pimpinannya merupakan persoalan yang sama sekali berbeda. Tentara adalah bagian dari aparatus negara kapitalis kediktatoran Ben Ali dan jika gerakan revolusioner rakyat tersebut hadir dengan sebuah penolakannya yang tegas terhadap sistem kapitalis, maka Tentara akan terpecah dalam garis kelas atau memihak kelas penguasa.
Dalam beberapa hari terakhir ini kita telah melihat beberapa insiden di mana Tentara telah digunakan untuk “menjaga ketertiban” berhadapan dengan para demonstran yang anti RCD. Di ibukota pengunjuk rasa diizinkan untuk berdemonstrasi hingga mencapai kantor Kementerian Dalam Negeri tetapi dihalang-halangi oleh Tentara. Alasannya adalah bahwa mungkin di dalam kantor Kementerian Dalam Negeri tersebut, antek-antek Ben Ali sedang sibuk menghancurkan bukti-bukti represi brutal, penyiksaan dan memata-matai yang mereka lakukan terhadap rakyat Tunisia.
Pada malam tanggal 19 Januari sebuah kelompok kecil yang beranggotakan beberapa ratus pemuda memutuskan untuk menantang jam malam (mulai pukul 8:00 setiap malam) yang dideklarasikan oleh pemerintahan “baru”. Sebuah detasemen Tentara diterjunkan untuk mencoba membubarkan mereka. Situasi semakin tegang. Komandan Tentara tersebut, seorang Kolonel, diterima dengan teriakan “hidup Tentara”. Ia berpendapat bahwa “tentara adalah pelindung rakyat”, bahwa mereka memiliki “hak sah” untuk berdemonstrasi, dan bahwa “Tentara tidak akan menembaki rakyat”, tetapi mereka harus “menghormati jam malam”, bahwa “sebuah istana emas tidak bisa dibangun dalam semalam “, bahwa mereka harus “sabar” dan “kembali di hari berikutnya”. Pada akhirnya kebuntuan itu berakhir dengan seri dan para demonstran ditinggalkan, oleh karenanya melanggar jam malam. Hari berikutnya, tanggal 20 Januari, ketika ribuan demonstran mendatangi kantor RCD di Jalan Mohammed V, Tentara menembakkan tembakan peringatan di udara untuk mencoba membubarkan mereka. Pada akhirnya gedung tersebut diambil alih oleh para demonstran (video).
Ini adalah hari-hari awal bagi Tentara. Para jenderal tahu betul bahwa mereka tidak dapat menggunakan tentara wajib militer, yang telah terinfeksi oleh virus revolusi selama beberapa minggu terakhir, untuk melawan rakyat, dan ini akan sangat bodoh untuk mencoba melakukannya. Namun, langkah demi langkah, mereka akan bekerja untuk merebut kembali jalan-jalan, dan jika rakyat revolusioner mengurangi penjagaannya, dan menarik diri dari jalanan, maka tentara akan kembali berkuasa sebagai sayap bersenjata dari kelas penguasa dan aparatur negara dan akan digunakan untuk membela kepentingan kapitalis, bukan kepentingan rakyat.
Karena alasan ini, perlu untuk membangun dan memperkuat hubungan dengan barisan tentara, dengan prajurit dan perwira rendah yang lebih dekat dengan masyarakat. Mereka harus didorong untuk membentuk komite-komite mereka sendiri dan mengirimkan perwakilan ke dewan revolusioner setempat. Komite-komite prajurit tersebut harus memposisikan diri dengan menghujat para perwira reaksioner, semua orang yang terlibat langsung dalam represi, mereka yang memiliki hubungan pribadi, ekonomi dan lainnya dengan kelas penguasa dan rezim Ben Ali dan mengeksposnya ke publik, menangkap mereka dan menyeretnya ke pengadilan.
Komite-komite tentara yang terhubung erat dengan komite-komite revolusioner buruh dan kaum muda akan menjadi jaminan bahwa tidak ada seorang pun dapat memiliki kekuasaan atau kekuatan untuk melawan kehendak rakyat.
Observasi kedua kami mengenai statemen dari rakyat revolusioner Sidi Bou Ali adalah bahwa ia berbicara mengenai konstitusi baru, pemilu yang demokratis dan terwakilinya semua pihak (ini dipahami bahwa RCD akan dikecualikan). Kami akan mengatakan bahwa hal ini dapat dicapai melalui majelis konstituante, tetapi siapa yang akan menyelenggarakan pertemuan semacam ini? Saat ini belum ada kekuatan yang memiliki legitimasi untuk melakukannya. Pemerintah nasional bersatu “baru” tak lain adalah kelanjutan dari rezim lama. Tetapi jika dewan-dewan revolusioner tersebut terhubung pada tingkat regional dan nasional, mereka akan memiliki legitimasi untuk mengadakan semacam majelis konstituante untuk melakukan reorganisasi yang sangat berarti bagi keberlangsungan hidup sebuah negara.
Manuver-manuver dari atas
Sementara kaum pekerja dan pemuda melanjutkan perjuangan di jalan-jalan, kelas penguasa melanjutkan manuver-manuver pamungkasnya dengan mencoba menciptakan sebuah pemerintahan “baru” dengan semacam legitimasi. Pengunduran diri tiga anggota serikat buruh UGTT dari pemerintahan (kurang dari 24 jam sejak dikeluarkannya maklumat ini dan bahkan sebelum pertemuannya yang pertama), diikuti oleh pengunduran diri seorang menteri yang mewakili sosial demokrat FDLT. Bekas Partai Komunis mengeluarkan sebuah komunike tegas yang menuntut penghapusan semua menteri RCD dari pemerintahan dan mengkondisikan partisipasinya atas penarikan mereka … tetapi mereka tetap berada di dalam pemerintahan baru ini.
Seperti sebuah kisah yang surreal, semua menteri RCD yang ada dalam pemerintahan “baru” kemudian mengundurkan diri dari RCD, seolah-olah ini akan mengubah karakter mereka. RCD pada gilirannya memecat Ben Ali, berusaha menjauhkan diri dari kediktatorannya, dan membubarkan Komite Sentral yang mana sebagian besar anggotanya telah mengundurkan diri. Sekarang, salah satu menteri RCD juga mengundurkan diri dari pemerintahan. Ini mirip seperti semua Uskup Agung di dunia mengundurkan diri dari Gereja Katolik dan Gereja kemudian memutuskan untuk mengusir Paus dari kedudukannya. Ini jelas manuver putus asa yang tidak akan bisa membodohi rakyat Tunisia.
Kekuatan-kekuatan imperialis yang berbeda-beda, yang telah dikagetkan oleh pemberontakan revolusioner ini, sekarang sedang sibuk di belakang layar, mencoba untuk memastikan bahwa “ketertiban” (yakni eksploitasi kapitalis yang normal) bisa dipulihkan sesegera mungkin. Rakyat Tunisia harus menolak setiap campur tangan imperialis asing. AS dan terutama imperialis Perancis (baik sayap kanan maupun varian-varian sosial-demokrat) telah merendam tangannya dalam darah rakyat Tunisia. Mereka sepenuhnya mendukung kekuasaan Ben Ali hingga akhir. Sekarang mereka tidak punya alasan untuk berpura-pura bahwa mereka adalah teman dari revolusi Tunisia dan mereka bisa membantu “mengawasi” pemilu yang demokratis. Sebaliknya, kaum pekerja dan pemuda Tunisia harus meluncurkan seruan internasionalis kepada saudara-saudara sekelasnnya di seluruh Maghreb dan Timur Tengah untuk mencontoh mereka, dan kepada kaum pekerja Eropa untuk bergabung dengan mereka dalam perjuangan melawan tuan-tuan imperialisnya.
Sebuah situasinya tengah berkembang di mana sebuah celah telah terbuka antara kekuatan di jalanan dan kekuatan resmi dari pemerintah baru. Unsur-unsur kekuasaan ganda jelas ada, namun ini tidak dapat bertahan selamanya. Kaum pekerja dan pemuda harus mengambil inisiatif dan mendorong ke depan, jika tidak inisiatif tersebut akan kembali ke institusi resmi kekuasaan … dan ini akan berarti sebuah restorasi dari rezim lama dengan beberapa wajah baru.
Demonstrasi massa di jalan-jalan dan pembentukan dan penjalinan-hubungan antara komite-komite revolusioner harus dilanjutkan dan diperkuat. Akan tetapi, hal itu, belumlah cukup. Kepemimpinan nasional UGTT, di bawah tekanan besar dari bawah telah dipaksa untuk meninggalkan apa yang disebut pemerintah nasional bersatu. Sekarang UGTT harus mengorganisir dan menyerukan pemogokan umum untuk membuat pemerintah tidak berdaya. Badan-badan regional dan lokal dari UGTT harus mengambil inisiatif untuk berkoordinasi dengan komite-komite revolusioner.
Revolusi sosial dan politik
Sebuah pembersihan menyeluruh harus dilakukan di semua tingkat masyarakat. Semua agen rezim lama di semua lembaga publik dan swasta harus disingkirkan dan diadili. Rakyat revolusioner telah memulai pekerjaannya dengan menduduki markas-markas RCD. Pembubaran ini harus diperluas ke kekuatan-kekuatan represi (polisi rahasia, penjaga presiden, dll) yang harus dibubarkan dan perwira-perwiranya diseret ke pengadilan.
Tetapi revolusi ini tidak hanya mengenai penumbangan kediktatoran. Slogan-slogan dari rakyat yang menuntut “Pekerjaan, roti – singkirkan Ben Ali”, jelas menghubungkan antara tuntutan politik dan sosial. Pencapaian demokrasi, dengan sendirinya, tanpa perubahan sistem sosio-ekonomi, secara fundamental tidak akan merubah apa-apa.
Masalah kepemilikan atas alat-alat produksi harus disikapi oleh gerakan. Untuk memulainya, milik keluarga Ben Ali dan klannya Trabelsi harus diambil alih dan diletakkan di bawah kontrol demokratis rakyat pekerja. Dengan sendirinya ini menjadi pukulan serius bagi kapitalisme di Tunisia, yang mana klan Trabelsi mengendalikan sebagian besar perekonomian (perbankan, konstruksi, perumahan, dealer mobil, telekomunikasi, media, pariwisata, penerbangan, ekspor-impor, pertanian, minyak, semen , dll hampir tidak ada sektor di mana klan tersebut tidak memiliki partisipasi bisnis yang menentukan) Katanya “separuh dari dunia bisnis Tunisia terkait dengan Ben Ali dalam satu cara atau lain cara”. Revolusi Tunisia, agar meraih demokrasi yag sejati, juga harus menjadi sebuah revolusi sosial yang melawan sistem kapitalis.
Tolak “pemerintah bersatu” – Keluarkan RCD! Bubarkan kekuatan-kekuatan represi! Tangkap dan adili seluruh pejabat yang terkait dengan rezim lama di semua tingkat! Perkuat komite-komite rakyat di tingkat lokal, regional dan nasional! Bentuk Majelis Konstituante yang demokratis untuk menentukan masa depan negara! Bentuk komite-komite tentara! Rampas kekayaan milik klan Trabelsi di bawah kontrol rakyat pekerja! Tolak intervensi imperialis!
(Diterjemahkan oleh Syaiful Anam dari “Tunisia: as the ruling class manoeuvres at the top elements of dual power develop from below”, Jorge Martin, 20 Januari 2011)
(Terjemahan bahasa Prancis dan Arab pernyataan komite rakyat revolusioner Sidi Bou)
_______________________________________
Suite à la décision de confier à «Mohamed Ghannouchi” de former un nouveau gouvernement chargé de surveiller les nouvelles élections présidentielles; et après le vide administratif et administratif dans les villes de Sidi Bou Ali province de Sousse, nous, les citoyens de la ville de Sidi Bou Ali rassemblés dans la “Place du Peuple” de la ville déclarons ce qui suit:
- Nous rejetons cette décision puisque elle est basé sur une constitution non démocratique, non populaire, qui était violé plusieurs et qui ne garantit pas les droits de toutes les sensibilités nationales dans le pays.
- notre refus de la domination du parti au pouvoir sur la vie politique dans le pays, représentés par tous ses symboles dans le gouvernement actuel et de ses laquais;
- L’élection en public d’un conseil locale intérimaire pour la gestion des affaires de la ville et pour agir localement et en coordination sur le niveau régional et nationale pour maintenir l’ordre de la vie civil, économique, culturelle et politique dans le pays jusqu’à l’élaboration d’une nouvelle constitution démocratique et populaire qui va ouvrir la voie à des élections qui assureront une alternance pacifique et sans monopole du pouvoir. Et veille à ce que tous les partis national soit représentés
Les fonctions de ce Conseil serons:
- La formation des comités pour protéger les quarties et de la coordination entre elles.
- garantir la restauration de la vie économique quotidienne et les nécessités de la vie des citoyens
- garantir l’ouverture des institutions civiles (banques, hôpitaux, municipalités, écoles, instituts, poste, bureau d’impôts…)
- Assurer la propreté de la ville
- la Coordination avec les conseils locaux et régionaux.
- Communiquer et assurer la liaison avec l’armée nationale, la seule force existant dans le pays
Nous avons décidé de la répartition sur les comités suivants:
- Comité sur la publicité et l’information
- Comité de communication avec l’Armée nationale
- Comité de surveillance pour la protection des quartiers
- Comité de la propreté de la ville
– Comité d’approvisionnement des nécessités de base - Comité de la sensibilisation, l’orientation et la culture
بلاغ تشكيل مجلس محلي مؤقت لإدارة شؤون المدينة
على إثر قرار تكليف “محمد الغنوشي” بتشكيل حكومة جديدة تعنى بالإشراف على إنتخابات رئاسية جديدة للبلاد. وعلى إثر الفراغ الإداري والتسييري لشؤون مدينتا سيدي بوعلي بولاية سوسة. نعلن نحن مواطنوا مدينة سيدي بوعلي المجتمعون بـ”ساحة الشعب” بالمدينة:
- رفضنا هذا القرار من منطلق بنائه على دستور لا ديمقراطي ولا شعبي ومنتهك عديد المرات ولا يضمن حقوق كل الحساسيات الوطنية في البلاد
- رفضنا أن يبقى الحزب الحاكم مسيطرا على الحياة السياسية في البلاد ممثلا في كل رموزه في الحكومة المشكلة وأذنابها
- إنتخاب مجلس محلي مؤقت بشكل علني لتسيير شؤون المدينة وللعمل في إطار محلى وبالتنسيق على مستوى جهوي ووطني لإعادة السير العادي للحياة المدنية والإقتصادية والثقافية والسياسية بالبلاد إلى حين صياغة دستور جديد ديمقراطي وشعبي يمهد لإنتخابات تضمن تداول سلمي على السلطة ودون إحتكار لها. ويضمن تمثل كل الأطراف الوطنية
وتتمثل مهام هذا المجلس في:
- تشكيل لجان حماية الأحياء والتنسيق بينها
- العمل على إعادة الحياة الإقتصادية اليومية وتأمين ضروريات الحياة للمواطنين
- العمل على فتح المؤسسات المدنية (البنوك، المستشفي، البلدية، المدارس، المعاهد، البريد، القباضة…)
- السهر على نضافة المدينة
- التنسيق مع المجالس المحلية والجهوية التي تشكلت.
- التواصل والإتصال مع الجيش الوطني بصفته القائم الوحيد على البلاد
وقد قررنا التوزع على اللجان الآتية:
- لجنة الدعاية والإعلام
- لجنة الإتصال بالجيش الوطني
- لجنة الإشراف على حماية الأحياء
- لجنة نظافة المدينة
- لجنة التزويد بالضروريات
- لجنة التوعية والتوجيه والثقافة