Mulai jam satu siang hingga jam lima sore, hari ini, tanggal 22 Oktober, sekitar 18 serikat buruh BUMN yang tergabung dalam 3 konfederasi besar (KASBI, KSBSI, KSPI) melakukan demonstrasi di depan Gedung DPR RI. Massa menuntut penghapusan outsourcing dan mengawal rekomendasi akhir Panja Outsourcing.
Perwakilan dari serikat-serikat buruh BUMN dari berbagai wilayah datang untuk melakukan aksi ini. Dan sekitar jam tiga, beberapa berwakilan yang berjumlah 41 orang dipersilahkan untuk memasuki Gedung DPR RI guna melakukan pertemuan dengan Panja Outsourcing DPR.
Sampai berita ini diturunkan, perwakilan dari serikat-serikat buruh yang melakukan pembicaraan dengan Panja belum keluar dan belum bisa dimintai keterangan. Tetapi menurut beberapa anggota aksi yang berada di luar Gedung DPR, apapun hasilnya, aksi-aksi lanjutan tetap akan digelar. Dalam aksi besar yang direncanakan pada tanggal 28 Oktober mendatang, mereka yang sekarang mengadakan aksi hari ini juga akan ikut serta bersama-sama melakukan aksi di wilayahnya masing-masing.
Militan belum dapat mengkonfirmasi lebih jauh hasil pembicaraan perwakilan serikat-serikat buruh dengan Panja DPR. Hingga massa yang berada di luar Gedung DPR bubar, perwakilan-perwakilan tersebut belum keluar.
Beberapa peserta aksi sempat berbicara dengan Militan mengenai agenda pertemuan dengan Panja. Mereka mengatakan bahwa tuntutan yang sedang disampaikan ke Panja adalah penghapusan lembaga outsourcing di seluruh perusahaan BUMN.
Melihat antusiasme massa dan beberapa orasi yang disampaikan, Panja akan menghasilkan rekomendasi akhir yang berpihak kepada buruh BUMN. Namun kondisi yang diharapkan ini, tentu, kata salah satu peserta aksi, bisa berbalik. Jika Panja tidak memperdulikan nasib buruh, pasti hasilnya tidak maksimal, bahkan bisa menggugurkan seluruh perjuangan buruh BUMN selama ini. Semua ini terkait dengan kebersatuan perjuangan buruh, lanjutnya. Karena hanya dengan aksi massa yang lebih besar mereka bisa ditekan.
Ya, buruh harus terus berjuang dengan aksi-aksi massa. Inilah senjata serang buruh. Tetapi perjuangan buruh tidak boleh hanya dipatok pada persoalan-persoalan normatif saja. Penindasan tidak berakhir hanya karena sudah mampu menghapus outsourcing. Keberhasilan pada tingkat ini hanya sebagai rentetan dari fase-fase perjuangan buruh. Perjuangan ke arah politik dan pembentukan kekuatankelas buruh harus menjadi agenda penting selanjutnya. Hanya dengan kekuasaan buruh saja penindasan kapitalisme berakhir.