Hari-hari Juli
Para pemimpin reformis Soviet tetap tuli pada semua seruan ini. Kepengecutan kaum Menshevik dan SR untuk mengambil kekuasaan berarti inisiatif niscaya berpindah tangan ke reaksi. Walaupun sudah ditumbangkan pada Februari, rejim Tsaris masih bernafas. Di balik front popular Rusia (Pemerintah Provisional), kelas penguasa menghimpun kembali kekuatan mereka dan mempersiapkan balas dendam mereka. Hasilnya adalah reaksi Hari-hari Juli. Yang jadi persoalan adalah ofensif militer pada 1 Juli. Pada hari saat buruh dan tentara berdemonstrasi di jalan-jalan Petrograd menuntut perdamaian dan dibukanya perjanjian-perjanjian rahasia, Kerensky meluncurkan sebuah ofensif militer baru. Demonstrasi-demonstrasi patriotik “yang spontan” diorganisir di Nevsky Prospekt, di mana tuan-tuan dan nyonya-nyonya borjuis yang berpakaian necis beserta para perwira dan jurnalis melempar umpatan-umpatan keji ke Partai Bolshevik. Kaum reaksioner sekali lagi keluar dari tempat persembunyian mereka, terdorong berani oleh berita ofensif militer.
Di Kongres Soviet, Partai Bolshevik yang minoritas dengan tegas memprotes ofensif ini, dan menunjukkan bahwa ofensif ini akan memperkuat elemen-elemen reaksioner dalam angkatan bersenjata, yang akan mengambil peluang dari situasi ini untuk menerapkan kembali disiplin militer dan menegakkan kembali kendali mereka atas angkatan bersenjata. Revolusi akan ada dalam bahaya besar:
“Sebuah ofensif, apapun hasilnya dari sudut pandang militer, berarti secara politik memperkuat moral kaum imperialis, sentimen imperialis, dan kebanggaan akan imperialisme. Ini berarti memperkuat para perwira militer tua yang masih bercokol (‘mengobarkan perang seperti yang telah kami kobarkan selama ini’) dan memperkuat posisi utama kontra-revolusi.”[1]
Peringatan ini di kemudian hari terwujudkan dalam individu Jenderal Kornilov. Bila ofensif ini berhasil, ini akan memberikan semangat pada kekuatan reaksioner dan mendorong selapisan borjuasi kecil dan tani ke sisi borjuasi, dan mengucilkan kaum proletariat revolusioner. Bila ofensif ini gagal, ini dapat menyebabkan ambruknya angkatan bersenjata, yang menghasilkan dampak demoralisasi di antara massa. Dalam hal ini, skenario kedua-lah yang terjadi.
Pada 2 Juli, pemerintah mengalami krisis karena masalah Ukraina, yang mengungkapkan ketidakmampuan Pemerintah Provisional untuk menyelesaikan masalah kebangsaan. Di sini ada peluang besar untuk pecah dengan kaum borjuasi dan menyingkirkan para menteri borjuis. Tetapi semakin dalam krisis ini, justru semakin erat para menteri “sosialis” berpegang pada kaum borjuasi liberal. Kerensky dengan cepat bergeser ke kanan dan hampir-hampir tidak bisa dibedakan dari menteri Kadet. Para pemimpin reformis takut pada massa. Demonstrasi Juni telah membuat mereka kecut. Dan semakin mereka melihat meningkatnya pengaruh Bolshevik, semakin mereka melihat ancaman terhadap posisi mereka dari sayap kiri, dan semakin erat mereka berpegang pada sayap kanan. Partai Bolshevik semakin mempergiat kampanye mereka untuk menuntut agar Menshevik dan SR pecah dari kelas kapitalis dan mengambil kekuasaan ke tangan mereka sendiri. Paradoks ini pada kenyataannya menyajikan satu-satunya cara Partai Bolshevik dapat meraih telinga massa. Lenin bahkan mengajukan ini ke para pemimpin Soviet, bila mereka mengambil kekuasaan, kaum Bolshevik akan menjamin bahwa persaingan untuk kekuasaan akan berlangsung secara damai lewat pemilihan dalam Soviet. Trotsky menjelaskan:
“Setelah semua pengalaman dengan Pemerintahan Koalisi, sepertinya hanya ada satu jalan keluar, yaitu pecah dari Partai Kadet dan membentuk sebuah Pemerintah yang murni Soviet. Korelasi kekuatan dalam Soviet pada saat itu adalah sedemikian rupa sehingga sebuah Pemerintahan Soviet akan berarti, dari sudut pandang partai, pemusatan kekuasaan di tangan SR dan Menshevik. Kami sengaja mengincar hasil seperti ini, karena proses pemilu yang berlangsung secara berkala dalam Soviet akan menyediakan mekanisme yang diperlukan untuk menyalurkan radikalisasi massa buruh dan tani yang terus tumbuh. Kami memprediksi, setelah Pemerintah Koalisi pecah dengan borjuasi, tendensi-tendensi radikal akan meraih posisi unggul dalam Soviet. Dalam kondisi seperti itu, perjuangan proletariat untuk mengambil kekuasaan secara alami akan bergeser ke dalam organisasi-organisasi Soviet, dan akan berlangsung mulus.”
Tekanan untuk mengambil tindakan tegas terus meningkat di antara buruh dan tentara Petrograd. Sekali lagi kaum Bolshevik menyerukan demonstrasi bersenjata untuk menekan para pemimpin Soviet. Trotsky menjelaskan motif kaum Bolshevik:
“Masih ada harapan bahwa demonstrasi massa revolusioner dapat menghancurkan doktrinerisme keras-kepala kaum Koalisionis [kaum Menshevik dan SR] dan memaksa mereka untuk akhirnya menyadari bahwa mereka hanya dapat mempertahankan kekuasaan mereka jika mereka benar-benar pecah dari borjuasi. Bertentangan dengan apa yang dikatakan dan ditulis pada saat itu di pers-pers borjuis, tidak ada niat apapun dari partai kita untuk merebut tampuk kekuasaan melalui pemberontakan bersenjata. Ini hanya demonstrasi revolusioner yang pecah secara spontan, meskipun dipandu oleh kami secara politis.”[2]
Suasana hati para prajurit sangat meledak-ledak. Resimen Senapan Mesin Pertama, yang ditempatkan di distrik kelas buruh Vyborg, menjadi risau oleh berita bahwa mereka harus mengirim 500 kru senapan mesin ke garis depan. Resimen ini, di mana pengaruh Bolshevik kuat, menarik kesimpulan mereka sendiri: kita harus menggulingkan Pemerintah Provisional. Ada selapisan Bolshevik – terutama di dalam Organisasi Militer – yang bersimpati dengan tujuan ini. Ada kecenderungan di antara orang-orang militer untuk melebih-lebihkan kekuatan senjata. Tetapi Komite Pusat Bolshevik dengan tegas menentang segala upaya untuk merebut kekuasaan di Petrograd pada tahapan ini. Provinsi-provinsi lainnya belumlah siap dan, di bawah kondisi seperti ini, perebutan ibu kota akan menjadi putsch.
“Satu langkah yang salah dari pihak kita dapat merusak segalanya. Jika kita sekarang dapat merebut kekuasaan, adalah naif untuk membayangkan bahwa kita akan dapat mempertahankannya … Bahkan di Soviet di kedua ibu kota [Petrograd dan Moskow], apalagi di kota-kota lain, kita adalah minoritas yang tidak signifikan … Demikian faktanya, dan ini menentukan sikap Partai kita … Peristiwa tidak boleh didahului. Waktu ada di pihak kita.”[3]
Tetapi kaum Bolshevik tidak dapat mencegah ledakan yang tengah dipersiapkan ini. Pada 3 Juli, para tentara, kelasi dan buruh, yang geram dengan langkah pemerintah untuk mengirim mereka sebagai umpan meriam ke garis depan, tumpah ruah ke jalan-jalan ibu kota. Ini adalah pemberontakan spontan yang melibatkan massa luas yang turun ke jalan-jalan, bergerak ke sana ke mari tanpa tujuan atau strategi yang jelas. Para pemimpin reformis tampak terperanjat saat kerumunan besar buruh dan kelasi mengepung Istana Tauride tempat Eksekutif Pusat bertemu. Inisiatif demonstrasi ini datang dari bawah, dari buruh dan tentara Petrograd, yang merasa sangat frustrasi dengan para pemimpin Soviet yang membuang-buang waktu dan gagal bertindak secara tegas, dan kemarahan mereka mencapai titik didih setelah mendengar pengumuman ofensif Juli. Jauh dari tujuan ingin merebut kekuasaan, kaum Bolshevik melakukan segalanya untuk menahan massa, karena mereka khawatir bahwa Petrograd akan terisolasi dari seluruh Rusia. Kekhawatiran mereka terbukti benar.
Lunacharsky menulis kepada istrinya keesokan harinya: “Gerakan ini berkembang secara spontan. Kaum Black Hundred, berandal, provokator, anarkis, dan orang-orang nekat memperkenalkan sejumlah besar kekacauan dan absurditas ke dalam demonstrasi ini.”[4] Elemen-elemen Anarkis dan Black Hundred berusaha menghasut para demonstran untuk menyerang gedung Tauride dan menangkap para pemimpin Soviet, dan ada upaya untuk menangkap pemimpin SR Chernov. Ini memungkinkan pers reaksioner di kemudian hari untuk menggambarkan demonstrasi Juli sebagai pogrom dan sekaligus usaha kudeta yang diorganisir oleh Bolshevik untuk menentang revolusi dan mayoritas Soviet. Tak ada satu pun tuduhan ini yang benar. Komite Pusat bertemu pada pukul 4 sore tanggal 3 Juli dan memutuskan untuk melakukan segalanya untuk menahan gerakan, yang berisiko menjadi pemberontakan besar-besaran. Delegasi-delegasi dengan tergesa-gesa dikirim ke pabrik-pabrik dan barak-barak untuk mencegah massa turun ke jalan, tetapi sudah terlambat. Gerakan telah dimulai dan tidak ada yang bisa menghentikannya.
Larut malam itu Komite Pusat, bersama dengan Komite Petrograd dan Organisasi Militer, dengan mempertimbangkan suasana hati massa, memutuskan untuk mengambil bagian dalam demonstrasi ini guna memberinya karakter yang terorganisir dan damai. Lenin sedang di luar kota beristirahat, untuk memulihkan kesehatannya setelah kelelahan beberapa bulan terakhir. Tapi, setelah diinformasikan mengenai perubahan situasi yang mendadak ini, Lenin bergegas kembali ke ibukota, di mana ia menemukan situasi yang kacau dan berpotensi berbahaya. Pada 4 Juli, massa rakyat luas terlibat dalam demonstrasi. Lebih dari setengah juta orang memadati jalan-jalan Petrograd tanpa perintah, tujuan, atau kepemimpinan. Segelintir kaum anarkis di Petrograd bersukacita: “Jalan-jalan akan mengorganisir kita!” adalah komentar tipikal mereka. Tetapi situasi tidak sesederhana itu, seperti yang ditunjukkan oleh bergulirnya peristiwa.
Pada 4 Juli, demonstrasi telah menjadi sangat besar dan mengancam. Kaum Bolshevik berusaha keras untuk menjaga agar situasi tetap terkendali. Trotsky mengingat:
“Kami Bolshevik menghantarkan pidato yang tegas di hadapan setiap detasemen demonstran baru, baik di jalan maupun di Istana, dan menyerukan kepada mereka untuk tenang, dan meyakinkan mereka bahwa dengan massa dalam suasana hati mereka saat ini, kaum kompromis [kaum Menshevik dan SR] tidak akan mampu membentuk kabinet koalisi baru. Para kelasi Kronstadt sangat bertekad, dan hanya dengan susah payah kami dapat menahan mereka untuk hanya berdemonstrasi saja.”
Trotsky dikirim untuk menyelamatkan pemimpin SR Chernov yang telah ‘ditangkap’ oleh para kelasi Kronstadt. Selama ‘penangkapannya’, salah satu buruh dengan marah mengepalkan tinjunya ke wajah Chernov dan berteriak kepadanya: “Ambil kekuasaan, bajingan, ketika itu sudah diserahkan kepadamu!” Dalam sebuah insiden yang terkenal ini, Trotsky mengingat suasana kecurigaan tajam yang memancar dari semua sisi saat dia menerobos kerumunan para kelasi yang sudah tidak terkendali. Mereka menunggu Trotsky untuk memberi mereka perintah untuk mengambil alih kekuasaan, tetapi dia malah meminta mereka untuk membebaskan tahanan mereka. Para kelasi berteriak marah pada Trotsky. Dan Trotsky merasa, satu kata atau satu tindakan yang salah sekecil apapun darinya, dia bisa berakhir dipukuli dan dibunuh oleh massa. Pada pukul tujuh malam, kerumunan buruh yang bersenjata dan marah dari pabrik Putilov menyerbu ruang pertemuan para pemimpin Soviet yang ketakutan. Seorang buruh berbaju terusan biru melompat ke atas platform, melambaikan senapannya ke udara, berteriak kepada para deputi Soviet:
“Kamerad-kamerad! Berapa lama kami buruh harus menelan pengkhianatan ini? Kalian semua di sini berdebat dan membuat kesepakatan dengan kaum borjuasi dan tuan tanah … Kalian sibuk mengkhianati kelas buruh. Nah, pahami saja bahwa kelas buruh tidak akan menerima ini begitu saja! Ada 30.000 kami di sini yang datang dari Putilov. Kami akan merenggut apa yang kami inginkan. Semua Kekuasaan untuk Soviet! Kami memegang senapan kami erat-erat! Kerensky-Kerensky dan Tsereteli-Tsereteli kalian tidak akan menipu kami![5]
Para pemimpin Soviet terpaksa berunding untuk mengulur waktu sementara Kerensky mengirim pasukan yang ‘dapat diandalkan’ dari garis depan. Tetapi kedatangan pasukan dari garis depan merupakan sinyal untuk serangan kontra-revolusioner. Kaum borjuasi membalas dendam atas ketakutan yang dideritanya. Serangan balik dipimpin oleh para pemimpin Soviet, yang memulihkan keberanian mereka saat resimen Volhynian tiba. Mereka tidak lagi punya alasan untuk berunding dengan para tersangka pelaku ‘pemberontakan bersenjata’. Bolshevik dinyatakan sebagai ‘partai kontra-revolusioner’. Cossack dan polisi menembaki para demonstran dari atap, yang menyebabkan kepanikan. Kemudian, ketika pasukan yang setia telah tiba dan melucuti senjata unit-unit pemberontak, kelas menengah melampiaskan kemarahan mereka. Para buruh digebuki ramai-ramai oleh tuan-tuan dan nyonya-nyonya yang terhormat di Nevsky Prospekt. Terjadi gelombang razia, penangkapan, pemukulan, bahkan pembunuhan. Pada malam 4-5 Juli, Menteri Kehakiman P.N. Pereverzev menyerahkan dokumen kepada pers yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Lenin adalah seorang agen Jerman. Pada malam 5 Juli, kantor Pravda diobrak-abrik oleh pasukan pemerintah. Koran Bolshevik dibredel. Unit-unit tentara yang memberontak dikirim ke garis depan untuk dibantai. Tiba-tiba, pendulum berayun keras ke kanan.
Setelah Peristiwa Juli
Demonstrasi 2 dan 3 Juli mengungkapkan banyak hal. Ini menunjukkan bahwa para pemimpin reformis telah kehilangan basis dukungan mereka di Petrograd. Tetapi ini juga menunjukkan, seperti yang telah diperingatkan oleh Bolshevik, bahwa Petrograd bukanlah Rusia, bahwa Menshevik dan SR masih memiliki cadangan dukungan yang besar di antara buruh dan tani di provinsi-provinsi lainnya. Bahkan di Petrograd, mood di barak-barak tidak seragam. Meskipun mayoritas tentara dan lebih banyak lagi kelasi sudah bersama dengan Bolshevik saat ini, beberapa unit tetap pasif atau ragu-ragu. Namun, tidak ada satu pun unit garnisun Petrograd yang siap bertarung untuk membela Pemerintah Provisional atau bahkan para pemimpin Soviet.
Para buruh dan tentara tidak lantas bebas begitu saja. Kesalahan selalu harus dibayar. Beberapa ratus terbunuh. Tetapi jika kaum Bolshevik tidak menempatkan diri mereka sebagai pemimpin demonstrasi, guna memberi demonstrasi ini karakter yang terorganisir dan damai, sudah pasti akan ada banjir darah yang lebih besar. Selain itu, pengaruh partai di antara lapisan buruh yang paling maju akan hancur. Kadang-kadang, kita harus menemani kaum buruh bahkan ketika mereka salah, supaya mereka dapat belajar dari pengalaman dan menarik kesimpulan. Pengalaman Hari-hari Juli adalah pengalaman yang menyakitkan, tetapi kaum buruh belajar untuk mempercayai penilaian kaum Bolshevik yang telah memperingatkan mereka sebelumnya tentang apa yang akan terjadi, tetapi kemudian tetap berpartisipasi bahu-membahu dengan mereka.
Pada 2 Juli, karena perpecahan mengenai masalah Ukraina, tiga menteri Kadet mengundurkan diri dari pemerintah, diikuti kemudian oleh Pereverzev dan, pada 7 Juli, oleh Perdana Menteri Pangeran Lvov. Menteri-menteri yang tersisa menunjuk Kerensky dan mempercayakannya untuk membentuk pemerintah baru – Koalisi Kedua. Serangan terhadap sayap kiri sangat memperkuat kaum kontra-revolusioner yang sekarang merasa bahwa inisiatif ada di sisi mereka. Setelah penumpasan gerakan di Petrograd, kaum borjuasi merasa bahwa waktunya telah tiba untuk ‘memulihkan ketertiban’. Kaum Kadet menuntut agar para menteri Sosialis memutuskan hubungan mereka dengan Soviet. Sayap kiri Revolusi, yang diwakili oleh kaum Bolshevik, harus dihancurkan. Orlando Figes mengisahkan histeria anti-Bolshevik yang ada saat itu:
“Pada pagi hari tanggal 5 [Juli], ibukota dicekam oleh histeria anti-Bolshevik. Tabloid-tabloid sayap kanan menuntut darah Bolshevik, dan langsung menyalahkan ‘agen-agen Jerman’ sebagai biang kerok kekalahan-kekalahan di garis depan. Tampaknya jelas bahwa kaum Bolshevik telah merencanakan pemberontakan mereka bertepatan dengan serangan pasukan Jerman. Jenderal Polovtsov, yang bertanggung jawab menumpas demonstrasi tersebut sebagai kepala Distrik Militer Petrograd, kemudian mengakui bahwa tuduhan-tuduhan keji terhadap Bolshevik ini mengandung ‘kecenderungan anti-Semit yang kuat’; tetapi seperti yang biasa dilakukan oleh orang-orang Rusia dari kelasnya untuk membenarkan pogrom, dia menyalahkan ‘orang-orang Yahudi itu sendiri, karena di antara para pemimpin Bolshevik persentase mereka tidak jauh dari seratus. Para prajurit mulai kesal melihat orang-orang Yahudi menguasai segalanya, dan percakapan-percakapan yang saya dengar di barak-barak dengan jelas menunjukkan apa yang dipikirkan para prajurit tentang hal itu’.”[6]
Sehari setelah demonstrasi, pers mengobarkan kampanye histeris tentang Lenin dan ‘agen-agen Jerman’, sementara SR dan Menshevik, yang tahu bahwa ini adalah sekumpulan dusta, diam seribu bahasa seperti pengecut. Tetapi keterlibatan mereka dengan kontra-revolusi tidak berakhir di situ saja. Kaum Menshevik dan SR meminta Lenin dan para pemimpin lainnya untuk “menyerahkan diri ke pengadilan”. Ini adalah undangan terbuka untuk menempatkan leher mereka di tali gantung algojo. Kaum reaksioner sekarang sedang menuntut darah.
Pada 6 Juli, pemerintah mengeluarkan perintah untuk menangkap Lenin, Kamenev, dan Zinoviev. Beberapa penulis (termasuk Orlando Figes) mencoba menuduh Lenin sebagai pengecut. Itu adalah omong kosong. Dokumentasi menunjukkan, Lenin sebenarnya memutuskan untuk menyerahkan diri, tetapi para pemimpin lainnya membujuk Lenin untuk tidak melakukan ini. Sehari setelah perintah penangkapan dikeluarkan, setelah penggerebekan di apartemen saudara perempuannya, Lenin menulis sebuah catatan, yang ditujukan kepada Komite Eksekutif Pusat Soviet, memintanya untuk memulai penyelidikan dan menawarkan untuk menyerahkan dirinya ke pihak berwenang, dengan syarat Eksekutif Soviet mensahkan penangkapannya:
“Baru saja, pada pukul 15:15, 7 Juli, saya mengetahui penggeledahan dilakukan di flat saya tadi malam, meskipun diprotes istri saya, oleh orang-orang bersenjata yang tidak menunjukkan surat perintah. Saya mengajukan protes saya terhadap ini dan meminta Biro KEP (Komite Eksekutif Pusat) untuk menyelidiki pelanggaran hukum yang mencolok ini.”
“Pada saat yang sama saya menganggap adalah tugas saya untuk mengkonfirmasi secara resmi dan secara tertulis, bahwa saya yakin tidak ada seorang pun anggota KEP yang dapat meragukan bila pemerintah memerintahkan penangkapan saya dan perintah ini disahkan oleh KEP, maka saya akan menyerahkan diri saya untuk ditangkap di tempat yang ditunjukkan pada saya oleh KEP.”
“Vladimir Ilyich Ulyanov (N. Lenin), Anggota KEP.”[7]
Dalam memoarnya tentang Lenin, Krupskaya mengingat bahwa:
“Dia [Lenin] meyakini bahwa dia harus hadir di pengadilan. Maria Ilyichna [adik perempuan Lenin] dengan hangat memprotesnya. ‘Grigory [Zinoviev] dan saya telah memutuskan untuk hadir – pergi dan beri tahu Kamenev,’ kata Ilyich kepada saya. Kamenev tinggal di flat lain tidak jauh. Aku bangun dengan tergesa-gesa. ‘Mari kita ucapkan selamat tinggal,’ Ilyich memeriksaku. ‘Kita mungkin tidak akan bertemu lagi’.”[8]
Anggota-anggota KP mencoba meyakinkan Lenin bahwa tindakan ini tidak mungkin dilakukan. Apa yang akhirnya membuat Lenin yakin adalah keputusan Eksekutif Soviet untuk membatalkan penyelidikan atas peristiwa Juli yang dijanjikannya itu. Ketika Ordzhonikidze dan Nogin dikirim ke Istana Tauride dengan membawa pesan dan instruksi Lenin untuk merundingkan persyaratan pemenjaraannya, perwakilan Soviet menolak untuk memberikan jaminan apapun, tetapi berjanji untuk “melakukan sebisa mereka”. Menurut Ordzhonikidze, bahkan Nogin yang moderat pun “khawatir akan nasib Lenin jika dia menyerahkan diri”. Sekarang telah menjadi cukup jelas bahwa Soviet tidak lagi punya pengaruh atas pemerintah. Sistem peradilan, yang masih didominasi oleh unsur-unsur Tsar, akan bertindak sebagai pelayan setia kontra-revolusi. Dalam sepucuk surat yang ditulis untuk diterbitkan, Lenin menjelaskan:
“Kami telah mengubah rencana kami untuk tunduk pada pemerintah karena … jelas bahwa kasus spionase Lenin dan lainnya telah sengaja direka oleh kekuatan kontra-revolusi … Saat ini tidak ada jaminan pengadilan yang adil. Komite Eksekutif Pusat … membentuk sebuah komisi untuk menyelidiki tuduhan spionase ini dan di bawah tekanan dari kontra-revolusi komisi ini telah dibubarkan … Menyerahkan diri kami ke pihak berwenang sekarang berarti menyerahkan diri kami ke tangan para Milyukov, Aleksinsky, Pereverzev – yaitu, ke tangan serigala berbulu domba kontra-revolusioner, di mana bagi mereka tuduhan terhadap kami ini tidak lebih dari sebuah episode dalam perang saudara.”[9]
Para pemimpin partai akhirnya berhasil membujuk Lenin untuk bersembunyi. Ini jelas adalah tindakan yang benar. Lenin akan lebih berguna bagi revolusi bila hidup daripada mati atau dikurung. Memang benar bahwa ada sebagian anggota partai yang ingin Lenin hadir ke pengadilan, untuk membela dirinya dari kursi terdakwa, seperti yang dilakukan Trotsky pada 1906. Tetapi ini gila. Di kemudian hari, mayoritas Kongres Partai Keenam, yang bertemu di Petrograd pada akhir Juli, mempertimbangkan masalah ini dengan tepat dan menyimpulkan bahwa Lenin tidak akan pernah mencapai ruang sidang, tetapi akan tumbang oleh peluru pembunuh, ‘tertembak ketika mencoba melarikan diri’. Bahkan jika itu hanya sebuah kemungkinan, partai tidak berhak mempertaruhkan nyawa Lenin layaknya penjudi.
Tidak ada keraguan bahwa nyawa Lenin ada dalam bahaya pada saat ini. Kontra-revolusi merajalela. Di Soviet Petrograd, seorang wakil Menshevik menyatakan: “Seorang yang terlihat seperti buruh atau yang dicurigai sebagai Bolshevik terancam dipukuli.” Yang lain menambahkan bahwa “pihak-pihak yang cukup cerdas tengah melakukan agitasi ultra-anti-Semit”.[10] Beberapa kantor Partai Bolshevik digerebek dan diobrak-abrik. Ini terjadi di toko percetakan Trud, yang mencetak banyak materi untuk serikat-serikat buruh, serta literatur Bolshevik. Ivan Voinov, seorang Bolshevik berusia 23 tahun yang membantu departemen distribusi koran Pravda, ditangkap saat membagikan Listok Pravdy (pamflet Pravda), salah satu dari banyak nama koran partai yang digunakan untuk menghindari pelarangan. Saat sedang ‘diinterogasi’, kepalanya dihantam dengan pedang, yang membunuhnya seketika. Mengingat atmosfer histeria dan tuduhan terhadap Lenin sebagai agen Jerman, akan sangat tidak bertanggung jawab untuk mempercayakan nasib Lenin pada belas kasih ‘Hukum’ selama periode kontra-revolusi.
Dua tahun kemudian, selama pemberontakan Spartakus di Berlin – sebuah gerakan yang sangat mirip dengan Hari-hari Juli – Rosa Luxemburg dan Karl Liebknecht gagal mengambil langkah-langkah pengamanan yang diperlukan dan ditangkap oleh aparat kontra-revolusioner. Mereka tidak percaya bahwa mereka akan dibunuh dengan darah dingin, tetapi itulah yang terjadi. Pembunuhan dua pemimpin kelas buruh Jerman yang paling terkemuka ini menghasilkan dampak yang katastropik terhadap seluruh jalannya Revolusi Jerman dan sejarah dunia. Ya, mereka menunjukkan keberanian. Tetapi betapa mahal harga yang harus dibayar untuk tindakan yang keliru itu! Jika mereka bersembunyi di bawah tanah, seperti yang dilakukan Lenin, maka masa depan Revolusi Jerman akan berada di tangan yang aman. Sebaliknya, Revolusi Jerman mengalami aborsi. Bukan hanya kelas buruh Jerman, tetapi seluruh dunia membayar untuk bencana ini, dengan kebangkitan Hitler dan semua kengerian fasisme dan perang [Dunia II] yang menyusul. Pertimbangan seperti itu seharusnya membuat seseorang berhenti sejenak sebelum melontarkan komentar bodoh tentang ‘keberanian’.
Para pemimpin Menshevik dan SR memainkan peran yang menjijikkan. Dan mengusulkan sebuah resolusi dengan kata-kata kasar yang didukung oleh mayoritas partai reformis di Soviet, yang menuduh kaum Bolshevik melakukan kejahatan terhadap rakyat dan revolusi, dan mencap penghindaran penangkapan Lenin sebagai sesuatu yang ‘tidak dapat ditoleransi’. Dengan cara yang sama, para pemimpin Sosial Demokrat sayap kanan Jerman Noske dan Scheidemann pada 1919 bertindak sebagai kaki tangan staf jendral angkatan bersenjata dan Freikorps dalam pembunuhan Liebknecht dan Luxemburg. Mereka menuntut agar Bolshevik mendiskusikan perilaku Lenin, dan menangguhkan keanggotaan Eksekutif Soviet dari semua orang yang sedang diselidiki. Nogin memprotes:
“Saudara sekalian diminta untuk mengadopsi resolusi mengenai Bolshevik sebelum mereka diadili. Saudara sekalian diminta untuk menempatkan di luar hukum para pemimpin fraksi yang mempersiapkan revolusi dengan Anda.”[11]
Tetapi sayap kanan Soviet tidak tertarik dengan keluhan Nogin. Resolusi Dan disetujui oleh mayoritas besar. Dari ruang sidang Soviet, serangan terhadap kaum Bolshevik bahkan lebih histeris.
Sekarang setelah selera kaum kontra-revolusioner telah terangsang, mereka melampiaskan kemarahan mereka terhadap gerakan buruh, tidak peduli yang kiri ataupun kanan. Pada pertemuan Komite Provisional Duma yang diadakan pada 5 Juli, wakil sayap-kanan Duma seperti A.M. Maslenikov dan Vladimir Purishkevich (yang terkenal karena perannya dalam pembunuhan Rasputin) mencaci maki para pemimpin Soviet yang moderat, yang dicapnya sebagai “pemimpi”, “orang gila yang berpura-pura sebagai pasifis”, “pengejar karier remeh temeh”, dan “sekelompok fanatik, pendatang [umpatan untuk orang Yahudi], dan pengkhianat”. Maslenikov menuntut agar kekuasaan dikembalikan ke Duma dan bahwa pemerintah hanya harus menjawab ke Duma saja. Ini adalah tuntutan untuk melikuidasi kekuasaan ganda. Soviet tidak boleh memainkan peran. Purishkevich melangkah lebih jauh, dengan keceplosan melontarkan maksud kaum kontra-revolusioner yang sebenarnya:
“Jika seribu, dua ribu, mungkin lima ribu bajingan di garis depan dan beberapa lusin di garis belakang telah disingkirkan, kita tidak akan menderita aib seperti ini.”[12]
Dan dia menuntut penerapan kembali hukuman mati, tidak hanya di garis depan, tetapi juga di garis belakang. Tuntutan ini terus tumbuh sampai memekakkan telinga dalam minggu-minggu setelah kekalahan Juli. Maksudnya jelas. Borjuasi tengah berusaha mengembalikan ‘ketertiban’ – yaitu, kontrolnya atas masyarakat dan negara, yang, seperti dijelaskan Lenin, dalam analisis terakhir, adalah badan orang-orang bersenjata. Penegakan kembali disiplin dalam angkatan bersenjata dengan cara yang paling brutal, termasuk hukuman mati, adalah syarat awal untuk melikuidasi kekuasaan ganda dan membangun kembali negara lama. Itu hanya bisa berarti kediktatoran, seperti yang dibuktikan oleh peristiwa-peristiwa berikutnya.
Kekalahan Juli mengubah korelasi kekuatan-kekuatan kelas. Dengan setiap langkah mundur yang diambil oleh revolusi, kontra-revolusi menjadi semakin berani. Di sisi lain, mood buruh dan tentara di ibu kota sedang tertekan. Mereka telah menerima pelajaran yang pahit. Provinsi-provinsi menentang mereka. Perasaan keterisolasian dan impotensi mencengkeram ibu kota. Buruh menundukkan kepala mereka dan menunggu pukulan berikutnya. Di tengah karnaval reaksi ini, ketika kaum Bolshevik diburu dan dipersekusi dari semua sisi, satu suara lantang terdengar dengan berani dan jelas – suara Leon Trotsky, yang, dalam sebuah surat terbuka kepada Pemerintah Provisional, tertanggal 10 (23) Juli 1917, menulis:
“Tuan-tuan Menteri:”
“Saya telah mengetahui bahwa sehubungan dengan peristiwa 3-4 (16-17) Juli, surat perintah telah diterbitkan untuk menangkap Lenin, Zinoviev, dan Kamenev, tetapi tidak untuk saya. Oleh karena itu, saya ingin memanggil perhatian Anda untuk hal-hal berikut:”
“1. Saya sepakat dengan tesis utama Lenin, Zinoviev, dan Kamenev, dan telah menganjurkannya di jurnal Vperyod dan dalam pidato-pidato publik saya.”
“2. Sikap saya terhadap peristiwa 3-4 (16-17) Juli sama dengan mereka.”
“(a) Kamenev, Zinoviev, dan saya pertama kali mengetahui rencana yang diusulkan oleh Resimen Senapan Mesin dan resimen-resimen lainnya di pertemuan gabungan Biro (Komite Eksekutif) pada 3 (16) Juli. Kami segera mengambil langkah untuk menghentikan para tentara keluar dari barak mereka. Zinoviev dan Kamenev berkomunikasi dengan kaum Bolshevik, dan saya dengan organisasi ‘inter-distrik’ (yaitu, Mezhraiontsy) yang mana saya adalah anggotanya.”
“(b) Ketika, terlepas dari upaya kami, demonstrasi akhirnya terjadi, kamerad-kamerad Bolshevik saya dan saya membuat banyak pidato di depan Istana Tauride, di mana kami menyatakan dukungan kami terhadap slogan utama massa: ‘Semua kekuasaan untuk Soviet’, tetapi kami, pada saat yang sama, meminta mereka yang berdemonstrasi, baik tentara maupun warga sipil, untuk kembali ke rumah dan barak mereka dengan damai dan tertib.”
“(c) Di sebuah konferensi yang berlangsung di Istana Tauride pada larut malam tanggal 3-4 (16-17) Juli antara beberapa kaum Bolshevik dan organisasi-organisasi distrik, saya mendukung mosi Kamenev bahwa kita harus melakukan segalanya untuk mencegah terulangnya demonstrasi pada 4 (17) Juli. Namun, ketika diketahui dari para agitator, yang datang dari berbagai distrik, bahwa resimen-resimen dan buruh pabrik telah memutuskan untuk keluar, dan bahwa mustahil menahan massa sampai krisis pemerintah berakhir, semua yang hadir sepakat bahwa hal terbaik yang bisa dilakukan adalah mengarahkan demonstrasi ke jalur damai dan meminta massa untuk meninggalkan senjata mereka di rumah.”
“(d) Selama hari 4 (17) Juli, yang saya habiskan di Istana Tauride, saya dan kamerad-kamerad Bolshevik lebih dari satu kali mendesakkan garis ini ke massa.”
“3. Fakta bahwa saya tidak terhubungkan dengan Pravda dan bukan anggota Partai Bolshevik bukanlah karena perbedaan politik, tetapi karena keadaan tertentu dalam sejarah partai kita yang kini telah kehilangan semua signifikansinya.”
“4. Upaya surat-surat kabar untuk memberi kesan bahwa saya ‘tidak ada hubungannya’ dengan kaum Bolshevik memiliki kebenaran yang sama seperti laporan bahwa saya telah meminta pihak berwenang untuk melindungi diri saya dari ‘kekerasan massa’, seperti ratusan rumor palsu lainnya dari pers yang sama.”
“5. Dari semua yang telah saya sampaikan, jelas bahwa Anda tidak dapat secara logis mengecualikan saya dari surat perintah penangkapan yang telah Anda terbitkan untuk Lenin, Kamenev, dan Zinoviev. Juga tidak boleh ada keraguan dalam pikiran Anda bahwa saya adalah lawan politik yang tidak kenal kompromi seperti kamerad-kamerad di atas. Mengecualikan saya hanya menekankan kehebatan kontra-revolusioner yang ada di balik serangan terhadap Lenin, Zinoviev, dan Kamenev.”[13]
Pihak otoritas lalu menanggapi surat di atas, dan Trotsky dipenjara di Benteng Kresty.
Lenin Berubah Pikiran
Dari tempat persembunyiannya di desa kecil Razliv di Teluk Finlandia, sekitar 20 mil dari barat laut ibukota, Lenin merenungkan signifikansi peristiwa-peristiwa ini dan menjadi muram. Peristiwa Juli dan konsekuensinya memberikan kesan yang kuat padanya. Bagi orang-orang yang membayangkan bahwa Revolusi Rusia 1917 mengikuti sebuah alur yang otomatis menuju kemenangan di bawah kepemimpinan seseorang yang maha-melihat yang tidak pernah meragukan keberhasilannya, akan bermanfaat untuk memeriksa evolusi pemikiran Lenin pada saat itu. Tidak banyak orang yang menyadari, tetapi pada awalnya Lenin cenderung melebih-lebihkan kemenangan kontra-revolusi dan menarik kesimpulan pesimistis. Mendasarkan dirinya pada memoar Shotman dan Zinoviev, Alexander Rabinowitch, dalam bukunya yang menarik tentang Revolusi Bolshevik, menulis:
“Shotman mengingat bahwa untuk sementara waktu Lenin melebih-lebihkan cakupan dan dampak reaksi, serta merasa pesimis dengan prospek jangka-pendek revolusi di Rusia. Tidak ada gunanya berbicara lebih jauh tentang Majelis Konstituante, pikir Lenin, karena ‘para pemenang’ tidak akan menyelenggarakannya; partai oleh karenanya harus menyelamatkan semua kekuatan yang tersisa dan bersembunyi ke bawah tanah ‘dengan serius dan untuk waktu yang lama’. Laporan suram yang disampaikan Shotman awalnya kepada Lenin di Razliv memperkuat keyakinan ini; itu beberapa minggu sebelum berita mulai membaik.”
“Pesimisme Lenin setelah Hari-hari Juli dikonfirmasi oleh Zinoviev. Menulis di akhir 1920an, dia mengingat bahwa pada saat itu Lenin berasumsi akan ada periode reaksi yang lebih lama dan lebih dalam yang terbentang di hari depan, dan ternyata tidak demikian.”[14]
Maria Sulimova, seorang staf Partai Bolshevik yang tinggal bersama Lenin pada 6 Juli, mengisahkan, ketika dia menyampaikan berita-berita terbaru kepada Lenin, Lenin menjawab dengan muram: “Kamu, Kamerad Sulimova, mereka mungkin menangkapmu. Tapi aku, mereka akan menggantungku.” Bahwa kemungkinan digantung ini ada di pikirannya ditunjukkan oleh sebuah catatan yang dia kirim ke Kamenev: “Entre nous [antara kita berdua saja]: jika mereka mengeksekusi saya, saya meminta kamu untuk menerbitkan buku catatan saya, ‘Marxisme mengenai Negara’.”[15]
Buku catatan yang dimaksud di sini adalah karya Lenin yang terkenal itu, Negara dan Revolusi, salah satu karya paling penting dan berpengaruh dalam teori Marxis, yang ia tulis pada saat itu. Lenin terus berkomunikasi dekat dengan ibu kota melalui surat, menulis banyak artikel dan proklamasi, dan membaca surat kabar untuk mencari berita. Tetapi dalam situasi yang berubah dengan cepat, dari hari ke hari, kadang-kadang setiap jam, ini tidak cukup untuk bisa mengikuti denyut nadi gerakan. Kesan mendalam dari peristiwa Juli mendorongnya untuk menganjurkan perubahan taktik yang sekali lagi menyebabkan kontroversi sengit di partai.
Berdasarkan Hari-hari Juli, Lenin telah menarik kesimpulan bahwa hasil damai sekarang sudah mustahil, bahwa perang sipil sudah tidak dapat dihindari, dan bahwa partai perlu segera menempatkan pemberontakan dalam agenda utamanya. “Semua harapan untuk perkembangan damai Revolusi Rusia telah sirna untuk selamanya,” tulisnya. Lenin menyimpulkan, kekalahan Juli telah melikuidasi rezim kekuasaan ganda. Soviet, di bawah kepemimpinan sayap kanan, secara efektif telah menyebrang ke sisi kontra-revolusi. Oleh karena itu, Soviet tidak bisa lagi ditransformasi dan digunakan untuk mengambil alih kekuasaan. Itu berarti perspektif awal transformasi damai sudah tidak mungkin lagi. Oleh karena itu, ia menganjurkan untuk meninggalkan slogan ‘Semua kekuasaan untuk Soviet’. Sebaliknya, partai harus memusatkan semua upayanya untuk mempersiapkan pemberontakan, dengan mendasarkan dirinya pada komite-komite pabrik:
“Slogan ‘Semua Kekuasaan untuk Soviet!’ adalah slogan untuk perkembangan damai revolusi yang mungkin terjadi pada bulan April, Mei, Juni, dan sampai dengan 5-9 Juli, yakni sampai saat kekuasaan yang sebenarnya jatuh ke tangan kediktatoran militer. Slogan ini sudah tidak lagi tepat, karena tidak mempertimbangkan bahwa kekuasaan telah berpindah tangan dan bahwa revolusi pada kenyataannya telah dikhianati sepenuhnya oleh SR dan Menshevik. Tindakan sembrono, pemberontakan, resistensi parsial, atau upaya tabrak-lari tanpa harapan untuk menentang reaksi tidak akan membantu.[16]
Penilaian itu ternyata prematur, dan Lenin kemudian merevisinya. Tapi ini bisa dimaklumi pada saat itu. Apa yang menjadi ciri khas Lenin adalah memikirkan tahap selanjutnya, dan memprediksi keniscayaan sebuah pemberontakan tepat pada saat kontra-revolusi tampaknya telah menang di semua lini. Lenin melihat bahwa gelombang kontra-revolusi pada akhirnya akan surut, dan bahwa kaum Bolshevik harus menetapkan tujuan perebutan kekuasaan. Itu terbukti benar. Namun dari sisi lain, Lenin terlalu pesimis. Kemenangan sayap kanan di Soviet tidaklah menentukan seperti yang dia bayangkan. Sebaliknya, polarisasi dan radikalisasi masyarakat yang semakin menajam secara tak terelakkan terekspresikan dalam Soviet, sebagai organisasi massa utama kelas buruh. Tentu saja, tidak ada yang ajaib dengan Soviet. Benar, Soviet sangat cocok untuk mengekspresikan aspirasi dan suasana hati massa karena bentuknya yang sangat demokratis dan fleksibel. Tetapi dalam revolusi, ketika suasana hati massa berubah dengan kecepatan kilat, bahkan organisasi seperti ini pun dapat tertinggal di belakang, dan mencerminkan situasi kemarin, bukan hari ini. Seawal April, Lenin memperingatkan bahaya fetisisme soviet. Pada Konferensi April, dia berkata: “Soviet penting bagi kami bukan sebagai bentuk; bagi kami yang penting adalah kelas apa yang mereka wakili.” Ini bukan masalah berpartisipasi dalam ‘parlementarisme soviet’, atau bermanuver dengan para pemimpinnya, tetapi bagaimana menemukan jalan ke kaum buruh yang menambatkan harapannya ke Soviet.
Setelah Juli, perimbangan kekuatan-kekuatan kelas telah berubah secara dramatis. Para pemimpin reformis tidak memahami apapun. Mereka seperti seseorang yang menggergaji cabang pohon tempat dia duduk. Dengan setiap pukulan yang dihantarkan terhadap kaum Bolshevik, kepercayaan diri dan agresivitas sayap kanan meningkat. Tak pelak lagi, ini ditujukan tidak hanya terhadap kaum Bolshevik tetapi juga terhadap Soviet sendiri. Kaum Menshevik dan SR tidak hanya menolak untuk mengambil alih kekuasaan, tetapi dengan tindakan mereka, para pemimpin Soviet ini membuat kontra-revolusi lebih berani, dan, menurut pendapat Lenin, membuat kekerasan dan perang saudara tak terhindarkan. Dalam pengertian itu, ini adalah soviet-soviet kontra-revolusioner, karena kepemimpinan reformis sayap kanan, yang bersandar pada Soviet, secara aktif membantu borjuasi untuk menegakkan kembali kendalinya atas negara.
Kemudian, Lenin menulis:
“Semua pengalaman dari kedua revolusi, tahun 1905 dan 1917, dan semua keputusan Partai Bolshevik, semua deklarasi politiknya selama bertahun-tahun, dapat direduksi menjadi konsep bahwa Soviet Perwakilan Buruh dan Tentara adalah sebuah realitas hanya sebagai organ pemberontakan, sebagai organ kekuasaan revolusioner. Di luar itu, Soviet adalah mainan yang tidak berarti yang hanya dapat menghasilkan apati, ketidakpedulian, dan kekecewaan di antara massa, yang jelas merasa jijik pada pengajuan resolusi-resolusi dan protes-protes yang terus berulang dan tak ada henti-hentinya.”[17]
Kendati semuanya, kaum Bolshevik pulih cukup cepat dari kekalahan Juli. Kemenangan kontra-revolusi terbukti jauh lebih dangkal dan lebih fana daripada yang diasumsikan Lenin. Yang mengejutkan, hanya sedikit orang yang meninggalkan partai setelah Juli, terlepas dari kenyataan bahwa kaum Bolshevik mengalami masa sulit bahkan di beberapa pabrik di mana kaum buruh terbelakang terpengaruh oleh rentetan propaganda anti-Bolshevik. Dalam waktu beberapa minggu, partai mulai memulihkan pengaruhnya dan tumbuh. Alasan pemulihan yang pesat ini berakar pada situasi objektif. Walaupun tampak sukses untuk sementara waktu, kebijakan Pemerintah Provisional menjadi semakin tidak populer. Berita dari garis depan berubah dari buruk menjadi lebih buruk. Demagogi patriotik Kerensky tidak berdampak pada tentara-tentara yang hanya ingin bubar dan pulang. Upaya untuk memulihkan disiplin dalam keadaan seperti itu hanya memperburuk keadaan. Para prajurit juga mengamati dengan semakin resah kemunculan kembali unsur-unsur kontra-revolusioner dalam korps perwira. Para perwira Tsar telah menundukkan kepala mereka sejak Februari, tetapi sekarang mulai pulih dan menegaskan diri mereka dengan keyakinan yang semakin besar.
Berkebalikan dengan prognosis Lenin, Soviet mulai semakin terbuka pada propaganda Bolshevik. Padahal, hingga Agustus, hanya ada dua soviet di Petrograd di mana kaum Bolshevik menikmati pengaruh yang kuat, Kolpinsky dan distrik buruh Vyborg. Semua Soviet lokal lainnya di ibu kota mendukung Menshevik dan SR. Beberapa dari mereka mengambil sikap anti-Bolshevik yang agresif setelah Hari-hari Juli, dengan mengeluarkan resolusi-resolusi yang mengutuk penyelenggara demonstrasi. Tapi sekarang moodnya mulai berubah. Buruh-buruh Menshevik dan SR menjadi semakin kritis terhadap para pemimpin mereka.
Sebuah proses yang kontradiktif tengah berlangsung: para pemimpin reformis di Komite Eksekutif Seluruh-Rusia memberikan dukungan tanpa syarat mereka pada Kerensky, sementara di soviet-soviet distrik, kecurigaan terhadap pemerintah terus tumbuh dari jam ke jam. Ini ditunjukkan oleh semakin menguatnya sayap kiri yang diwakili oleh Menshevik Internasionalis (Martov), Komite Inter-Distrik (Mezhraiontsy) dan Bolshevik. Pada pertengahan musim panas, selain Vyborg dan Kolpinsky, resolusi-resolusi Bolshevik disahkan di Pulau Vasilevsky, Kolomensky, dan Distrik Kota Pertama. Meskipun secara formal soviet-soviet ini masih dikuasai oleh Menshevik dan SR, kaum buruh semakin cenderung mendengarkan ide-ide dari satu-satunya orang yang siap untuk mengutarakan apa yang ada di pikiran mereka – kaum Bolshevik. Alexander Rabinowitch menunjukkan:
“Meskipun demikian, dengan pengecualian Soviet Distrik Vyborg, tampaknya tidak satu pun dari soviet-soviet ini yang secara efektif dikendalikan oleh kaum Bolshevik. Kaum Menshevik dan SR, lebih tepatnya sayap Menshevik-Internasionalis dan SR Kiri mereka, mempertahankan pengaruh di sebagian besar soviet distrik hingga akhir musim gugur 1917.”[18]
Trotsky dan Partai Bolshevik
Peristiwa-peristiwa tahun 1917 adalah momen yang menentukan bagi gerakan revolusioner di Rusia. Di sini, akhirnya, semua teori, program, dan individu diuji secara menentukan – ujian praktik. Banyak yang tidak lulus. Bahkan kolaborator-kolaborator terdekat Lenin menyerah pada tekanan saat itu dan gagal memenuhi tanggung jawab historis mereka. Ini tidak sepenuhnya karena karakteristik pribadi mereka, meskipun ini memainkan peran, dan bukan peran yang kecil. Gagasan bahwa sejarah dapat direduksi menjadi permainan buta kekuatan-kekuatan ekonomi di mana manusia hanyalah boneka-boneka semata yang nasibnya telah ditentukan sebelumnya, seperti tokoh-tokoh dalam tragedi Yunani, tidak memiliki kesamaan sama sekali dengan Marxisme. Marx dan Engels tidak pernah menyangkal peran individu dalam sejarah. Mereka hanya menjelaskan bahwa manusia bukan agen-agen yang bebas sepenuhnya, tetapi dikondisikan oleh realitas sosial yang ada, konstelasi kekuatan-kekuatan kelas, kesadaran massa yang ada, tren-tren politik, prasangka, ilusi – semua memainkan peran yang menentukan, tetapi, dalam analisis terakhir (dan hanya dalam analisis terakhir) semua ini sendiri ditentukan oleh pola-pola perkembangan alat-alat produksi. Pada akhirnya, basis ekonomi adalah yang menentukan, tetapi hubungan antara ‘basis’ (kekuatan produktif) dan ‘suprastruktur’ (negara, politik, agama, filsafat, moralitas, dll.) tidak bersifat langsung dan mekanis. Hubungannya tidak-langsung dan dialektis. Ada banyak ruang bagi aksi-aksi individu untuk membuat perbedaan – bahkan perbedaan yang menentukan dalam perjalanan sejarah, sebagaimana dibuktikan oleh Revolusi Rusia.
Marx pernah mengatakan, teori menjadi kekuatan material ketika ia mencengkeram pikiran massa. Sebuah teori yang tepat adalah teori yang mengantisipasi kurang-lebih secara akurat alur utama peristiwa. Berbekal teori seperti itu, kita dapat menyusun perspektif yang memperjelas terlebih dahulu garis umum perkembangan bahkan sebelum fakta-fakta yang mendukungnya tersedia bagi kita. Dengan perspektif ini, sebuah organisasi revolusioner dapat mengarahkan kekuatannya dengan tepat, dan mengantisipasi kecenderungan-kecenderungan sebelum mereka muncul. Siapa pun yang mempelajari polemik-polemik dalam Sosial Demokrasi Rusia selama kurang-lebih satu dekade sebelum 1917 pasti akan dikejutkan oleh superioritas satu teori yang, dengan akurasi yang mencengangkan, meramalkan apa yang sebenarnya terjadi pada tahun 1917 – yakni teori revolusi permanen Trotsky. Sebaliknya, teori ‘tahapan borjuis-demokratis’ yang dikemukakan oleh Menshevik segera mengungkapkan sifat kontra-revolusionernya setelah Revolusi Februari, ketika teori ini digunakan untuk membenarkan dukungan Menshevik dan SR untuk Pemerintah Provisional borjuis, sementara formulasi ‘kediktatoran demokratik proletariat dan tani’ Lenin dijadikan dalih bagi Kamenev dan Stalin untuk berkapitulasi kepada Menshevik dan mencampakkan revolusi sosialis demi demokrasi borjuis.
Selama Revolusi 1917, perbedaan-perbedaan yang memisahkan Lenin dari Trotsky menghilang, seolah-olah mereka tidak pernah ada. Di antara kedua individu ini tumbuh solidaritas yang nyata dan kedekatan yang bertahan hingga wafatnya Lenin. Pada awal Oktober, dalam sebuah dokumen yang dialamatkan ke Konferensi Bolshevik Petrograd yang sedang mempertimbangkan daftar kandidat Majelis Konstituante, Lenin mendukung dimasukkannya Trotsky ke dalam daftar tersebut, dengan menulis bahwa:
“Tak seorang pun yang akan menentang pencalonan, katakanlah, Trotsky, karena, pertama, setelah kedatangannya, Trotsky segera mengambil posisi internasionalis; kedua, dia bekerja di antara Mezhraiontsy untuk merger [dengan Bolshevik]; ketiga, di Hari-hari Juli yang sulit ia membuktikan dirinya mampu memenuhi tugas yang ada dan adalah pendukung setia partai proletariat revolusioner.”[19]
Dalam memoarnya, Raskolnikov menulis:
“Sikap Trotsky terhadap Vladimir Ilyich (Lenin) penuh dengan respek yang teramat besar. Dia menempatkannya lebih tinggi daripada kolega-kolega sezamannya yang pernah dia temui, baik di Rusia maupun di luar negeri. Ketika Trotsky berbicara tentang Lenin, nadanya menyiratkan pengabdian seorang murid. Pada masa itu Lenin memiliki 30 tahun pengalaman mengabdi pada proletariat, dan Trotsky 20. Gema ketidaksepakatan mereka selama periode sebelum perang benar-benar hilang. Tidak ada perbedaan antara garis taktis Lenin dan Trotsky. Pemulihan hubungan mereka, yang sudah terlihat selama perang, sepenuhnya dan tidak diragukan lagi menjadi pasti, sejak kembalinya Lev Davidovich (Trotsky) ke Rusia. Setelah pidato-pidato pertamanya, kami semua, kaum Leninis tua, merasa bahwa dia adalah milik kami.”[20]
Segera setelah dia resmi bergabung dengan partai Bolshevik, pada Kongres Keenam, Trotsky terpilih ke dalam Komite Pusat. Popularitas Trotsky yang luar biasa di kalangan buruh Bolshevik, dan kemajuan pesatnya, dibenci oleh ‘kaum Bolshevik Tua’ yang menunjukkan kejengkelan mereka dengan menentang proposal Lenin untuk memasukkannya ke dalam dewan redaksi Pravda – sebuah keputusan yang dibatalkan pada bulan September ketika dia terpilih ke dalam dewan redaksi. Seperti yang dinyatakan Lenin dalam dokumen yang dikutip di atas (yang tentu saja tidak diterbitkan di Uni Soviet sampai tahun 1962), Trotsky tidak memasuki Partai Bolshevik sendirian, tetapi dengan sebuah kelompok penting, Mezhrayntsi, atau Kelompok Inter-Distrik. Pada kenyataannya, dengan persetujuan dari Lenin, ia menunda bergabung dengan Partai Bolshevik untuk memenangkan kelompok ini, yang akhirnya bergabung dengan Bolshevik setelah Hari-hari Juli. Pada Kongres Keenam, saat Mezhraiontsy bergabung dengan Partai Bolshevik, dan Trotsky terpilih menjadi anggota Komite Pusat, dia adalah salah satu dari empat nama (bersama Lenin, Kamenev, dan Zinoviev) yang diumumkan sebagai kandidat KP yang memperoleh suara terbanyak (131 dari 134).
Satu-satunya alasan mengapa Trotsky menunda untuk secara resmi bergabung dengan Bolshevik setelah dia kembali ke Rusia adalah karena, dengan persetujuan penuh Lenin, dia bekerja untuk memenangkan seluruh kelompok Mezhraiontsy. ‘Mezhdurayonny komitet’, atau ‘Mezhraionka’ seperti yang dikenal secara populer, berarti ‘Komite Inter-Distrik’. Ini bukan organisasi baru, seperti yang telah kita lihat. Organisasi ini dibentuk pada 1913, dan terus melakukan aktivitas revolusionernya selama perang. Keanggotaannya sebagian besar terdiri dari kaum revolusioner yang, karena berbagai alasan, tidak ingin bergabung dengan partainya Lenin. Ada kaum Menshevik Internasionalis kiri, Vperyodist, Bolshevik Konsiliator, pendukung Trotsky, dan individu-individu Kiri, banyak dari mereka adalah orang-orang yang sangat bertalenta yang di kemudian hari memainkan peran penting dalam revolusi dan menduduki posisi-posisi penting dalam pemerintahan Soviet. Di antara mereka adalah Lunacharsky, Komisar Rakyat untuk Pendidikan dan Kebudayaan yang pertama; Adolf Joffe, diplomat Soviet yang kemudian bunuh diri sebagai protes atas perebutan kekuasaan oleh Stalin; Volodarsky dan Uritsky, dua pemimpin penting Bolshevik di Petrograd, yang tidak lebih dikenal karena mereka dibunuh sejak awal oleh kaum teroris SR Kiri; Ryazanov, penulis terkenal; Pokrovsky, sejarawan; Manuilsky, Yurenev, dan banyak lainnya. Pada Februari 1917, kelompok Inter-Distrik adalah kekuatan yang signifikan dengan 4.000 anggota di Petrograd.[21] Bergabungnya mereka ke dalam partai Bolshevik merupakan perkembangan penting, seperti yang kemudian diakui oleh Lenin.
Sejak saat Trotsky kembali ke Rusia di bulan Mei, segera setelah Lenin melihat kesamaan pandangan fundamentalnya dengan Trotsky, Lenin melihat kemungkinan terbentuknya sebuah kemitraan yang akan menghasilkan buah penting. Kedua tokoh ini mengadakan diskusi, di mana diputuskan bahwa Trotsky akan menunda bergabung dengan Bolshevik sampai dia memenangkan Mezhraiontsy. Ini bukan tugas yang mudah, mengingat semua friksi dan kecurigaan di masa lalu. Di kemudian hari, dalam kesaksiannya di hadapan Komisi Dewey, Trotsky menjelaskan situasinya:
“Trotsky: Saya bekerja sama dengan Partai Bolshevik. Ada sebuah kelompok di Petrograd yang secara programatik sejalan dengan Partai Bolshevik, tetapi independen secara organisasi. Saya berkonsultasi dengan Lenin tentang apakah akan lebih baik jika saya segera memasuki Partai Bolshevik, atau apakah akan lebih baik jika saya memasuki organisasi buruh yang baik ini yang memiliki tiga atau empat pekerja revolusioner.”
“Goldman: Tiga atau empat?”
“Trotsky: Tiga atau empat ribu buruh revolusioner. Kami sepakat bahwa akan lebih baik untuk mempersiapkan penggabungan dua organisasi ini di Kongres Partai Komunis. Secara formal, saya tetap di organisasi itu dan tidak di Partai Bolshevik, sampai Agustus 1917. Tetapi aktivitasnya benar-benar sama. Ini dilakukan hanya untuk mempersiapkan merger dalam skala yang lebih besar.”[22]
Pada 10 Mei, seolah-olah untuk menggarisbawahi pentingnya masalah merger ini, Lenin sendiri menghadiri pertemuan Mezhraiontsy dan mengambil langkah luar biasa dengan menawarkan mereka kursi dalam dewan redaksi Pravda dan di komite persiapan kongres partai yang akan datang.[23] Sehubungan dengan ini, ia menulis:
“Sesuai dengan keputusan Konferensi Seluruh-Rusia, Komite Pusat Partai kami, yang sangat mendambakan persatuan dengan Organisasi Inter-Distrik, mengajukan proposal-proposal berikut (mereka pertama kali diajukan ke Organisasi Inter-Distrik hanya atas nama kamerad Lenin dan beberapa anggota Komite Pusat lainnya, tetapi kemudian disetujui oleh mayoritas anggota Komite Pusat):
“Kami menginginkan persatuan dengan segera.”
“Komite Pusat Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia akan diminta untuk memasukkan perwakilan dari Organisasi Inter-Distrik ke dalam staf dua surat kabar (Pravda, yang akan diubah menjadi surat kabar massa Seluruh-Rusia, dan Organ Pusat yang akan dibentuk dalam waktu dekat).”
“Komite Pusat akan diminta untuk membentuk Panitia Penyelenggara khusus untuk menggelar Kongres Partai (dalam waktu enam minggu). Konferensi Inter-Distrik diberi hak untuk menunjuk dua delegasi untuk komite ini. Jika kaum Menshevik, para pengikut Martov, memutuskan hubungan dengan ‘kaum defensis’, akan menjadi hal yang baik dan penting untuk memasukkan delegasi mereka ke dalam komite yang disebutkan di atas.”
“Diskusi bebas tentang isu-isu kontroversial akan dijamin dengan penerbitan selebaran diskusi oleh Penerbit Priboi dan dengan diskusi bebas di jurnal Prosveshcheniye (Kommunist), yang publikasinya sedang dilanjutkan.”[24]
Keinginan Lenin untuk memenangkan Mezhraiontsy sama sekali bukan kebetulan. Pengalaman beberapa minggu terakhir sejak Revolusi Februari telah meyakinkannya tentang perlunya pembaruan radikal Partai Bolshevik dari atas hingga bawah. Dia membutuhkan sekutu di kiri yang akan bertindak sebagai penyeimbang untuk konservatisme kaum ‘Bolshevik Tua’. Harapan utamanya ditambatkan di barisan akar-rumput buruh Bolshevik dan, terutama, masuknya unsur-unsur baru yang segar dari pemuda, pabrik-pabrik, dan barak-barak. Tapi itu tidak cukup. Dia membutuhkan orang-orang yang berpengalaman, teoretikus, propagandis dan penulis yang akan berperan untuk memperbaharui kepemimpinan, melawan rutinitas, dan menanamkan garis revolusioner yang jelas dalam aktivitas partai.
Mezhraiontsy menanggapi tawaran awal Lenin dengan agak ragu-ragu. Pada musim panas, baru kondisinya siap bagi Mezhraiontsy untuk bergabung dengan Bolshevik, yang akhirnya mereka lakukan di Kongres Keenam. Namun, bahkan sebelum mereka secara resmi bergabung, kedua organisasi tersebut bekerja sama secara erat. Pada Kongres Soviet Seluruh Rusia yang diadakan pada awal Juni, yang didominasi oleh Menshevik dan SR, sejarawan Revolusi Rusia, E.H. Carr, menulis:
“Trotsky dan Lunacharsky termasuk di antara sepuluh delegasi ‘persatuan sosial demokrat’ yang dengan kuat mendukung kaum Bolshevik selama tiga minggu kongres [Soviet].”[25]
Untuk mempercepat bergabungnya Mezhraiontsy ke Partai Bolshevik, yang ditentang oleh beberapa kepemimpinan Mezhraiontsy, Trotsky menulis di Pravda pernyataan berikut:
“Menurut pendapat saya pada saat ini [yaitu, Juli], tidak ada perbedaan baik dalam prinsip maupun taktik antara organisasi Inter-Distrik dan organisasi Bolshevik. Dengan demikian tidak ada motif yang membenarkan keberadaan terpisah dari kedua organisasi ini.”[26]
Sesuai dengan tradisi pemalsuan sejarah yang dilakukan oleh kaum Stalinis, Istoriya KPSS secara tidak jujur menggambarkannya sebagai kelompok yang “bimbang antara Menshevisme dan Bolshevisme” tetapi menambahkan, tanpa penjelasan, “pada musim panas 1917, organisasi ini memasuki jajaran Partai Bolshevik”[27]. Dua tahun setelah revolusi, Lenin, menulis, pada tahun 1917 “Bolshevisme menarik ke dalam dirinya sendiri semua elemen terbaik dalam tendensi pemikiran sosialis yang paling dekat dengannya”. Dalam kalimat ini, Lenin berbicara mengenai siapa? Satu-satunya organisasi lainnya adalah kelompok Menshevik Kiri yang dipimpin Larin, yang mendaftar untuk bergabung dengan Partai Bolshevik pada waktu yang hampir bersamaan dengan Mezhraiontsy. Namun Lenin bersikap sangat kritis terhadap kelompok ini. Dalam pidato yang sama di Konferensi 8 Oktober, Lenin dengan marah menolak proposal untuk memilih Larin sebagai kandidat Bolshevik untuk Majelis Konstituante, dan menyebutnya “sangat memalukan”.[28]
Lenin hanya merujuk pada Trotsky dan Mezhraiontsy. Tidak ada perbedaan politik yang nyata antara Bolshevik dan Mezhraiontsy, dan ini ditunjukkan oleh fakta bahwa, ketika mereka bergabung dengan partai Bolshevik, diputuskan bahwa masa keanggotaan mereka di Komite Inter-Distrik akan diakui setara dengan masa keanggotaan di Partai Bolshevik, guna menunjukkan senioritas dalam partai. Hal ini mengindikasikan garis politik kedua organisasi tersebut pada dasarnya sama, sebuah poin yang digarisbawahi dalam sebuah catatan kaki dalam Collected Works Lenin yang diterbitkan semasa hidupnya, yang menyatakan: “Dalam masalah perang, Mezhraiontsy menduduki posisi internasionalis, dan dalam taktik mereka dekat dengan kaum Bolshevik.” [Setelah Lenin mati, Stalin menghapus catatan kaki ini untuk memfitnah Trotsky sebagai sauvinis dan Menshevik, dan untuk membangun mitos bahwa Lenin dan Trotsky adalah musuh bebuyutan.]
________
Catatan Kaki:
[1] LCW, An Alliance to Stop the Revolution, vol. 25, hal. 53.
[2] L. Trotsky, The Russian Revolution, in The Essential Trotsky, hal. 35-36 dan hal. 37.
[3] A. Rabinowitch, Prelude to Revolution: The Petrograd Bolsheviks and the July 1917 Uprising, hal. 121-22.
[4] Dikutip di O. Figes, A People’s Tragedy: The Russian Revolution 1891-1924, hal. 424.
[5] Ibid., hal. 38-39 dan hal. 431.
[6] Ibid., hal. 433.
[7] LCW, To the Bureau of the Central Executive Committee, vol. 43, hal. 636.
[8] N.K. Krupskaya, Reminiscences of Lenin, hal. 366.
[9] A. Rabinowitch, The Bolsheviks Come to Power, hal. 34 di kedua kutipan.
[10] Ibid., hal. 43.
[11] Ibid., hal. 36.
[12] Ibid., hal. 45.
[13] Dicetak ulang di The Age of Permanent Revolution, hal. 98-99, penekanan saya.
[14] A. Rabinowitch, Bolsheviks Come to Power, hal. 37.
[15] LCW, Note to L.B. Kamenev, vol. 36, hal. 454.
[16] LCW, The Political Situation, vol. 25, hal. 177-78.
[17] LCW, Theses for a Report at the 8 October Conference of the Petrograd Organisation, vol. 26, hal. 143.
[18] A. Rabinowitch, Bolsheviks Come to Power, hal. 77.
[19] LCW, From the Theses for a Report at the 8 October Conference of the St. Petersburg Organisation, vol. 41, hal. 447.
[20] Dikutip di L. Trotsky, The History of the Russian Revolution, hal. 814.
[21] Sejumlah penulis memberi estimasi jumlah anggota yang lebih kecil, kemungkinan menggunakan info dari Shlyapnikov. Tetapi, estimasi Shlyapnikov mencurigakan, karena dia menunjukkan sikap membenci Mezhraiontsy, kemungkinan karena keengganan mereka untuk bergabung dengan Bolshevik sebelum Revolusi Februari. Angka 4.000 disebut oleh Trotsky di buku History of the Russian Revolution, yang dikonfirmasi oleh E.H. Carr di The Bolshevik Revolution, vol. 1, hal. 102 dan di sebuah catatan kaki Lenin Collected Works, vol. 24, hal. 601.
[22] The Case of Leon Trotsky, hal. 21.
[23] Lihat E.H. Carr, The Bolshevik Revolution, vol. 1, hal. 99.
[24] LCW, The Question of the Internationalists, 31 (18) May, 1917, vol. 24, hal. 431-32.
[25] E.H. Carr, The Bolshevik Revolution, vol. 1, hal. 100.
[26] Dikutip di L. Trotsky, The History of the Russian Revolution, hal. 811.
[27] Istoriya KPSS, vol. 2, hal. 657-58, note.
[28] LCW, From the Thesis for a Report at the 8 October Conference of the St. Petersburg Organisation, vol. 41, hal. 447.