Pemberontakan Kornilov
Perlahan-lahan pada awalnya, tetapi kemudian dengan energi yang semakin besar, Partai Bolshevik menghimpun kembali kekuatannya. Di bawah kepemimpinan Yakov Sverdlov yang tak kenal lelah, seorang organisator yang cakap dan berkepala dingin dari Ural, segalanya dengan cepat dipulihkan di Petrograd. Represi Juli tidak berhasil menghancurkan partai. Ini bukan karena keberuntungan. Kontra-revolusi masih meraba-raba, dan terpaksa menyamarkan tindakannya dengan berbicara atas nama revolusi dan Soviet. Bahkan pasukan yang menumpas demonstrasi Juli melakukannya atas nama membela Soviet. Represi kejam yang drastis akan menimbulkan masalah, meskipun itulah yang diinginkan Kerensky. Rejim terpaksa melangkah dengan hati-hati. Bahkan persidangan ‘agen-agen Jerman’ harus ditunda, sebagian karena tidak adanya bukti nyata. Tentu saja, kondisinya masih sulit. Hilangnya kantor-kantor dan dokumen-dokumen untuk sementara mengacaukan pekerjaan: “Kami kehilangan hampir segalanya – dokumen, rekening, markas kami, benar-benar semuanya!” keluh seorang anggota Komite Eksekutif. Pembredelan Pravda adalah pukulan serius, dan partai hanya mampu menerbitkan selebaran-selebaran dengan menggunakan mesin pres tangan yang bobrok dari jaman Tsar. Baru pada awal Agustus kaum Bolshevik mampu melanjutkan penerbitan koran secara reguler. Namun, moral dengan cepat pulih. Sverdlov dapat mengirim telegram ke organisasi-organisasi partai di provinsi-provinsi bahwa “mood di Piter [sebutan sehari-hari untuk kota Petrograd] baik. Kami tetap tenang. Organisasi tidak dihancurkan”.[1]
Kepemimpinan Bolshevik bertemu pada 13-14 Juli untuk mempertimbangkan perubahan taktik yang diusulkan oleh Lenin, yang diterima dengan buruk. Dari 15 pemimpin partai yang hadir, sepuluh menentang. Resolusi yang akhirnya diadopsi oleh Komite Pusat tidak berbicara mengenai akhir periode perkembangan damai revolusi atau perlunya persiapan pemberontakan bersenjata. Ketika Lenin mengetahui resolusi ini keesokan harinya, dia benar-benar khawatir. Apa artinya penunda-nundaan ini? Dalam artikelnya On Slogans, ia menjawab secara langsung kecenderungan kamerad-kameradnya untuk menunda aksi revolusioner dan memberikan konsesi kepada kaum reformis. Situasi telah mengalami perubahan tajam setelah Hari Juli. Reaksi sekarang memiliki kendali atas situasi:
“Terutama, dan di atas segalanya, rakyat harus mengetahui kebenaran – mereka harus tahu siapa yang sebenarnya memegang kekuasaan negara. Rakyat harus diberitahu seluruh kebenaran, yaitu, bahwa kekuasaan kini ada di tangan klik militer Cavaignac[2] (Kerensky, sejumlah jenderal serta perwira tertentu, dan yang lainnya), yang didukung oleh kelas borjuasi yang dipimpin oleh Partai Kadet, dan didukung oleh semua kaum monarkis, dan menggunakan koran-koran Black Hundreds, Novoye Vremya, Zhivoye Slovo, dst., dst.”
Kata-kata ini terbukti benar. Kaum Cavaignac dari kasta perwira memang sedang mempersiapkan serangan balasan. Partai harus dipersiapkan dan massa perlu diberi peringatan mengenai konflik yang akan datang. Dan Soviet? Lenin menulis:
“Soviet mungkin muncul dalam revolusi baru ini, dan memang terikat pada revolusi ini, tetapi bukan Soviet saat ini, bukan organ-organ yang bekerja sama dengan borjuasi, tetapi organ-organ perjuangan revolusioner melawan borjuasi. Memang benar bahwa bahkan pada saat itu kita akan mendukung pembangunan seluruh negara seturut model Soviet. Ini bukan masalah Soviet pada umumnya, tetapi memerangi kontra-revolusi sekarang ini dan pengkhianatan Soviet-soviet yang ada sekarang.”[3]
Pada Konferensi Kota Kedua, Volodarsky, yang telah bergabung dengan Partai Bolshevik dari Mezhraiontsy dan memainkan peran penting dalam organisasi Bolshevik di Petrograd sampai pembunuhannya oleh seorang teroris SR Kiri pada 1918, mengungkapkan pandangan dari banyak delegasi yang hadir saat itu ketika dia berkata:
“Orang-orang yang mengklaim kemenangan kontra-revolusi sedang membuat penilaian tentang massa berdasarkan para pemimpin mereka. Sementara para pemimpin [Menshevik dan SR] di atas bergeser ke kanan, massa tengah bergerak ke kiri. Kerensky, Tsereteli dan Avksentiev adalah khalifah selama satu jam … Kaum borjuis kecil [kaum tani] akan berayun ke sisi kita. Mengingat hal ini, jelaslah bahwa slogan ‘Semua Kekuasaan untuk Soviet’ bukanlah slogan yang kedaluwarsa.”
Delegasi lain, Veinberg, menambahkan:
“Pemerintah saat ini tidak akan bisa berbuat apa-apa untuk mengatasi krisis ekonomi; Soviet dan partai-partai politik akan berayun ke kiri. Mayoritas demokrasi berhimpun di sekitar Soviet dan menolak slogan ‘Semua Kekuasaan untuk Soviet’ dapat memiliki konsekuensi yang sangat berbahaya.”[4]
Faktanya, Lenin keliru. Lenin, yang tengah bersembunyi, kemudian mengakui dia tidak memiliki informasi yang teranyar mengenai situasi saat itu. Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa Bolshevik masih bisa memenangkan mayoritas di Soviet dan mengalahkan para pemimpin reformis sayap-kanan, dan inilah yang menjamin keberhasilan Revolusi Oktober. Hari ini, ini semua tampak begitu jelas sehingga tidak perlu lagi dikomentari. Namun, tidak ada yang otomatis sesungguhnya mengenai proses ini. Sepanjang musim panas, situasi sangat tidak menentu, dan kekhawatiran Lenin sama sekali bukan tanpa alasan.
Titik balik yang menentukan justru pada terjadi momen ketika tampaknya kaum Bolshevik telah menderita kekalahan yang menentukan dan inisiatif telah beralih ke kontra-revolusi. Sepanjang musim panas 1917, pendulum terus berayun ke kanan. Pada 18 Juli, Jenderal Brussilov digantikan oleh Jenderal Lavr Kornilov, seorang petualang yang, tidak seperti kebanyakan anggota kasta perwira lainnya, bukanlah seorang bangsawan tetapi putra seorang petani kecil Cossack. Secara pribadi pemberani, Kornilov juga seorang pembangkang dengan kebiasaan tidak mematuhi perintah. Pandangannya picik dan buta politik, ia menggunakan solusi prajurit untuk semua masalah. Baginya, semua problem Rusia dapat diselesaikan dengan meriam dan pecut cambuk perwira. Kata orang, dia memiliki “hati singa, dan otak domba”.
Menggemakan tuntutan utama kontra-revolusi, Kornilov mendesak penerapan kembali hukuman mati di garis depan, di mana, dalam praktiknya, ia telah memperkenalkannya dengan memerintahkan para desertir untuk ditembak. Sebagai syarat untuk menerima Komando Tertinggi, Kornilov mendiktekan sejumlah persyaratan kepada Kerensky. Selain hukuman mati, ia menuntut pelarangan pertemuan tentara di garis depan, pembubaran resimen-resimen revolusioner dan diakhirinya kekuasaan komite tentara. Kemudian, tuntutan-tuntutan ini diperluas untuk mencakup pemulihan hukuman mati bagi warga sipil, pemberlakuan darurat militer, dan pelarangan pemogokan di industri pertahanan dan perkeretaapian, dengan ancaman hukuman mati. Ini adalah program lengkap kediktatoran kontra-revolusioner.
Kerensky tidak menentang semua tuntutan ini, kecuali mungkin waktu penerapannya. Ketidaksepakatan utamanya dengan Kornilov adalah bahwa hanya boleh ada satu Bonaparte, dan Kerensky bertekad mempertahankan peran itu untuk dirinya sendiri. Namun, permusuhan pribadi tidak mencegah Kerensky untuk berkomunikasi dengan Kornilov dan berpartisipasi dalam plot kudetanya. Ini telah mendorong sejumlah sejarawan seperti Orlando Figes untuk berasumsi bahwa Kornilov tidak pernah bermaksud menggulingkan Kerensky dan mengangkat dirinya sebagai diktator, tetapi hanya ingin menyelamatkan Pemerintah Provisional dari Bolshevik. Tetapi penelitian Figes sendiri membantah argumen ini. Dia menulis:
“Ini tidak menyangkal bahwa banyak pendukung Kornilov yang mendesaknya untuk menumbangkan Pemerintah Provisional. Perserikatan Perwira, misalnya, menyusun rencana untuk kudeta militer, sementara ‘konferensi tokoh-tokoh publik’ pada pertengahan Agustus, yang sebagian besar terdiri dari kaum Kadet dan pengusaha sayap-kanan, jelas mendorong Kornilov ke arah itu. Di tengah lingkaran-lingkaran kanan ini adalah Vasilii Zavoiko, seorang yang agak mencurigakan – spekulan properti, pemodal industri, jurnalis dan pengintrik politik – yang, menurut Jenderal Martynov, berperan sebagai ‘penasihat pribadi Kornilov, bahkan bisa dikatakan mentornya, dalam segala urusan negara’. Rencana kudeta Zavoiko begitu diketahui banyak orang sehingga Whitehall [Pemerintah Inggris] pun telah mendengarnya: sejak 8 Agustus Kementerian Luar Negeri di London memberi tahu Buchanan, Duta Besarnya di Petrograd, bahwa menurut informan militernya, Zavoiko sedang merencanakan penggulingan Pemerintah Provisional. Juga tidak dapat disangkal bahwa Kornilov memiliki ambisi politiknya sendiri – kultus Kornilov, yang ia bantu ciptakan, adalah manifestasi jelas ambisinya – dan ia pasti tergoda oleh desakan terus-menerus dari para pendukungnya, seperti Zavoiko, untuk menggunakan popularitasnya yang luar biasa guna menempatkan dirinya sebagai diktator.”[5]
Figes mendasarkan asumsinya pada fakta bahwa Kornilov, saat pasukannya bergerak ke Petrograd, dengan lantang menyatakan dia melakukannya demi ‘menyelamatkan’ pemerintah dari ‘kudeta Bolshevik’ yang dikabarkan akan direncanakan pada akhir Agustus. ‘Kudeta Bolshevik’ ini adalah fitnah, dan jelas direka sebagai pembenaran atas tindakan Kornilov yang memerintahkan Jenderal Krymov untuk mengirim pasukannya ke Petrograd. Ini adalah argumen yang menyedihkan. Seseorang tidak harus menjadi jenius untuk memahami bahwa Kornilov hanya menggunakan taktik yang dikenal sangat baik oleh semua orang, yakni menyamarkan tindakan ofensif sebagai tindakan defensif. Berpura-pura ‘menyelamatkan’ pemerintah yang ada, dia akan menempatkan pemerintah ini di bawah belas kasihannya dan kemudian menyapunya ke samping dan mengangkat dirinya sebagai diktator. Skenario ini bahkan bukan hal yang baru. Setiap calon Bonapartis, dari Napoleon dan seterusnya, menapak jalan ini.
Kerensky, sang calon Bonaparte lainnya, berusaha membuat kesepakatan dengan Kornilov melalui utusannya, deputi Octobris Duma V.N. Lvov. Tetapi Kornilov mengatakan kepada Lvov bahwa dia menginginkan kekuasaan diktator untuk dirinya sendiri. Tidak ada ruang untuk Bonaparte kedua! Baru pada titik inilah Kerensky mengecam ‘konspirasi kontra-revolusioner’ Kornilov di hadapan kabinet. Kornilov diperintahkan untuk menarik mundur pasukannya. Jika memang dia hanya bertindak untuk menyelamatkan Pemerintah Provisional, maka tidak jelas mengapa Kornilov tidak menuruti perintah Kerensky dan kembali ke barak. Sebaliknya, Kornilov mengumumkan niatnya untuk ‘menyelamatkan Rusia’ dari pemerintahan yang sekarang berada di bawah kendali Bolshevik!
Pada 25 Agustus Jenderal Kornilov mulai menggerakkan pasukannya ke Petrograd. Ini adalah perubahan peristiwa yang tiba-tiba dan tajam, yang merupakan salah satu ciri khas utama periode revolusioner. Dan di sini kita melihat pentingnya taktik, yang pada dasarnya harus fleksibel. Dengan demikian partai revolusioner dapat mengubah arah dalam hitungan hari atau bahkan jam, jika perlu. Pertanyaan yang langsung diajukan: sikap apa yang harus diambil kaum Bolshevik dalam konflik antara Kerensky dan Kornilov? Terlepas dari kebijakan kontra-revolusioner dan represif Pemerintah Provisional, perlu untuk berjuang melawan kekuatan reaksi terbuka yang diwakili oleh Kornilov. Ini dipahami secara naluriah oleh kaum buruh, termasuk para buruh Bolshevik dari Distrik Vyborg yang pertama-tama bergegas untuk mempertahankan Petrograd.
Khawatir dengan peralihan peristiwa ini, para pemimpin reformis di Eksekutif Soviet terpaksa mengeluarkan seruan kepada kaum buruh untuk membela revolusi. Kaum Bolshevik diundang untuk berpartisipasi dalam Komite Perjuangan Melawan Kontra-revolusi. Para pemimpin Bolshevik, termasuk Trotsky, dibebaskan dari penjara, di mana mereka telah mendekam setelah Hari-hari Juli. Dengan segera, kaum Bolshevik menerima tawaran front persatuan, dan dengan penuh semangat mulai memerangi kontra-revolusi. Namun, kebijakan Bolshevik sama sekali tidak berarti memberi dukungan bagi Pemerintah Provisional. Seperti yang dijelaskan Lenin:
“Bahkan sekarang kita tidak boleh mendukung pemerintahan Kerensky. Mendukungnya berarti tidak berprinsip. Kita mungkin ditanya: bukankah kita akan berjuang melawan Kornilov? Tentu saja kita harus! Tapi ini bukan hal yang sama; ada garis pemisah di sini, yang sedang dilangkahi oleh beberapa kaum Bolshevik yang jatuh ke dalam kompromi dan membiarkan diri mereka terseret oleh arus peristiwa.
“Kita akan berjuang, kita tengah berjuang melawan Kornilov, seperti yang dilakukan pasukan Kerensky, tetapi kita tidak mendukung Kerensky. Sebaliknya, kita mengekspos kelemahannya. Ada perbedaan. Ini adalah perbedaan yang agak halus, tetapi sangat penting dan tidak boleh dilupakan.”[6]
Lenin menyatakan, kaum Bolshevik akan menggunakan Kerensky sebagai ‘dudukan senapan’ untuk melawan Kornilov, dan kemudian, ketika mereka sudah cukup kuat, mereka akan menghadapi Kerensky:
“Kita mengubah bentuk perjuangan kita melawan Kerensky. Tanpa sedikit pun meredakan permusuhan kita terhadapnya, tanpa menarik kembali sepatah kata pun yang kita diucapkan terhadapnya, tanpa mencampakkan tugas untuk menggulingkannya, kita katakan bahwa kita harus mempertimbangkan situasi saat ini. Kita tidak akan menggulingkan Kerensky sekarang. Kita akan mendekati tugas memerangi dia dengan cara yang berbeda, yakni, kita akan mengekspos kelemahan dan kebimbangan Kerensky di hadapan rakyat (yang berjuang melawan Kornilov). Ini juga telah dilakukan di masa lalu. Sekarang, bagaimanapun, ini telah menjadi hal yang krusial dan inilah perubahannya.”[7]
Inilah esensi taktik Lenin sepanjang tahun 1917: tidak menyerang para pemimpin reformis secara langsung, tetapi mengepung mereka dari samping; menyerang musuh utama, kaum tuan tanah dan kapitalis dan reaksi, dan menunjukkan dalam praktik bahwa kaum reformis tidak mampu melawan reaksi, tidak mampu bertindak tegas demi kepentingan kaum buruh dan tani.
Inilah contoh klasik kebijakan front persatuan Leninis dalam praktiknya. Kaum Bolshevik mencurahkan diri mereka secara energetik ke dalam perjuangan bersama kaum buruh dan tentara akar-rumput Menshevik dan SR yang sebelumnya percaya pada fitnah tentang ‘agen-agen Jerman’. Mereka membuktikan dalam tindakan bahwa mereka adalah pejuang terbaik dalam melawan kontra-revolusi, dan dengan demikian meletakkan landasan untuk memenangkan massa buruh dan tentara yang sampai sekarang mendukung para pemimpin reformis.
Partisipasi Bolshevik sangat menentukan dalam mengalahkan Kornilov. Bahkan Figes yang anti-Bolshevik itu harus mengakui ini:
“Komite Perjuangan [Melawan Kontra-revolusi] mewakili sebuah front persatuan seluruh gerakan Soviet. Tetapi secara efektif Komite ini bergantung pada organisasi militer Bolshevik, yang tanpanya, dalam kata-kata Sukhanov, Komite ini ‘hanya bisa menghabiskan waktu mengeluarkan seruan-seruan dan pidato-pidato tidak berguna oleh orator-orator yang telah kehilangan otoritas mereka’. Hanya kaum Bolshevik yang memiliki kemampuan untuk memobilisasi dan mempersenjatai massa buruh dan tentara, dan mereka sekarang bekerja sama erat dengan rival-rival mereka di Soviet.”[8]
Dengan menggunakan metode revolusioner, kaum Bolshevik memobilisasi buruh untuk melawan Kornilov. Di atas kertas, yang belakangan mewakili kekuatan yang tangguh. Pasukan kejut mereka disebut Divisi Savage (Buas), yang direkrut dari suku-suku pegunungan Kaukasus Utara yang biasa berperang. Namun pergerakan pasukan reaksioner di bawah Jenderal Krymov segera terhenti. Buruh kereta api menyabotase kereta api yang mengangkut pasukan-pasukan ini, yang disetirnya ke jalur yang keliru dan ke jalur siding (belok), karena titik-titik wesel dialihkan oleh tangan-tangan yang tidak terlihat. Setelah gerakan pasukan ini dihentikan, para agitator Bolshevik lalu mendekati para tentara ini, yang bahkan berhasil membujuk pasukan Cossack untuk meletakkan senjata mereka. Para delegasi Muslim Kaukasus yang kebetulan sedang menghadiri kongres Soviet di Petrograd pada saat pemberontakan menghampiri Divisi Buas dan berbicara dengan mereka dalam bahasa mereka sendiri. Segera para perwira pemberontakan ditangkap oleh bawahan mereka sendiri. Krymov menembak dirinya sendiri. Pemberontakan Kornilov runtuh, seperti gelombang pecah di atas batu.
Marx pernah menulis revolusi membutuhkan cambuk kontra-revolusi, dan itu terbukti benar. Apa yang dimaksudkan sebagai langkah menentukan kontra-revolusi berubah menjadi kebalikannya. Kekalahan Kornilov memberikan dorongan kuat bagi revolusi. Di mana-mana tentara berbalik melawan atasan mereka. Banyak yang ditangkap oleh anak buahnya sendiri. Yang paling tidak populer ditembak. Majelis-majelis tentara memilih untuk segera menandatangani perjanjian perdamaian, dan memindahkan kekuasaan ke Soviet. Mereka juga memilih dengan kaki mereka. Seluruh unit dibubarkan, dan para prajurit pulang ke desa mereka masing-masing. Kedatangan dari begitu banyak elemen radikal dari garis depan pada gilirannya menjadi pemicu pemberontakan tani yang berkobar di bulan September. Revolusi telah memasuki fasenya yang menentukan.
Perjuangan Memenangkan Massa
Arena perjuangan yang menentukan, tanpa diragukan lagi, adalah Soviet. Sejak Lenin kembali, Partai Bolshevik secara tegas diarahkan ke tujuan penaklukan kekuasaan. Tetapi syaratnya adalah memenangkan mayoritas menentukan kelas buruh. Ini berarti memenangkan mayoritas di dalam organisasi-organisasi yang menghimpun massa buruh dan tentara – Soviet. Namun ada rintangan serius, yakni dominasi para pemimpin reformis Menshevik dan SR dalam Soviet. Dari bulan Februari sampai musim panas, mayoritas berada di cengkeraman kuat Menshevik dan SR yang mendukung koalisi dengan borjuasi liberal, meskipun mereka terpaksa melindungi diri mereka dari kritik dengan menggunakan formula lama mendukung Pemerintah Provisional ‘sejauh’ pemerintahan ini melakukan ini atau itu. Ini untuk membungkam kritik dari kaum buruh di Soviet yang secara alami curiga terhadap pemerintah borjuis. Tetapi kaum buruh mempercayai pemimpin mereka dan tidak akan secara otomatis mencampakkan mereka, meskipun mereka tidak setuju dengan beberapa kebijakan mereka. Partai Bolshevik pada awalnya berada dalam posisi yang sangat tidak menguntungkan. Kelemahan mereka di Soviet segera setelah Revolusi Februari bahkan lebih besar daripada yang ditunjukkan oleh angka-angka yang ada. Di beberapa Soviet mereka memiliki perwakilan besar yang tidak proporsional karena mereka melakukan kesepakatan dengan Menshevik untuk mengajukan daftar kandidat bersama. Jadi, di Saratov, Bolshevik mendapat tiga dari lima anggota presidium Soviet, padahal mereka hanya memiliki 28 dari 248 deputi di pleno.[9]
Sejak musim semi, kaum Bolshevik mengobarkan kampanye pemilu Soviet dengan energetik. Selama masa revolusi, massa belajar dengan cepat dari pengalaman mereka sendiri. Soviet, memang benar, adalah cerminan yang jauh lebih setia dari perubahan suasana hati dan kesadaran massa daripada mesin parlemen yang paling demokratis sekalipun. Tetapi bahkan Soviet tertinggal di belakang situasi yang berubah dengan cepat, dan lebih sering mencerminkan ide dan aspirasi massa kemarin daripada hari ini. Kaum Bolshevik selalu jauh lebih kuat di komite-komite pabrik karena mereka lebih dekat dengan buruh akar-rumput dan dengan demikian lebih cepat mencerminkan suasana sebenarnya di bawah.
Antara Agustus dan September, komposisi Soviet mengalami transformasi dramatis. Di sini lagi-lagi Pemberontakan Kornilov menandai titik balik yang menentukan. Ancaman kontra-revolusi mendorong Soviet untuk menuntut tindakan tegas, dan slogan-slogan Bolshevik untuk pecah dari borjuasi dan ‘semua kekuasaan untuk Soviet’ mulai menemukan akarnya. Komite Eksekutif Soviet dibanjiri dengan telegram yang menuntut agar mereka mengambil alih kekuasaan. Meskipun prosesnya agak tidak merata, kecenderungan umum yang ada jelas mengarah ke Bolshevik sejak saat itu dan seterusnya. Eksekutif Soviet masih berpegang teguh pada kebijakan mendukung Pemerintah Provisional, tetapi kebijakan ini sudah terdiskreditkan. Hanya mayoritas tipis yang mendukung kebijakan ini. 86 delegasi mendukung kekuasaan untuk soviet, dan hanya 97 yang menentang. Tetapi situasinya berubah dari hari ke hari, hampir dari jam ke jam.
Titik balik yang menentukan terjadi pada minggu pertama bulan September ketika kendali Soviet Petrograd jatuh ke tangan Bolshevik. Perimbangan kekuatan terungkap ketika sebuah resolusi yang menuntut pembentukan pemerintahan buruh dan tani yang diusulkan oleh Bolshevik menerima 229 suara, dengan 115 menentang dan 51 abstain, yang mengungkapkan bahwa banyak buruh Menshevik dan SR telah memilih Bolshevik. Sebagai akibatnya, kepemimpinan reformis yang tercengang mengumumkan pengunduran diri mereka. Panik karena kehilangan posisi kunci ini, kaum reformis segera memulai kampanye besar di halaman-halaman koran Izvestiya, dengan menuduh, seperti biasa dalam kasus seperti itu, bahwa pertemuan itu tidak representatif dan meminta semua delegasi untuk hadir di pertemuan berikutnya untuk membatalkan pemungutan suara tersebut.[10]
Pertemuan 9 September adalah pertemuan yang sengit. Semua orang menyadari pentingnya hasil pertemuan ini. Semua fraksi memastikan mereka terwakili hingga delegasi terakhir. Ada sekitar 1.000 delegasi yang hadir. Khawatir bahwa mereka tidak bisa meraih mayoritas untuk menggulingkan presidium, delegasi Bolshevik mengusulkan agar pemungutan suara dilakukan secara proporsional. Lenin mengutuk langkah prosedural ini, yang dia khawatirkan akan menumpulkan kekuatan Bolshevik. Isunya adalah masalah kekuasaan buruh, dan kasak-kusuk konstitusional tidak boleh dibiarkan mengaburkan hal ini. Tapi Lenin tidak perlu khawatir. Isunya cukup jelas bagi semua orang, dan proposal prosedural tersebut memiliki keuntungan karena membantu memenangkan elemen-elemen yang goyah, yakni kelompoknya Martov dan bahkan kelompok Sosialis Populer yang lebih sayap kanan. Bagaimanapun, ketua presidium Tsereteli menolak proposal prosedural ini. Tapi sayap kanan salah perhitungan. Dengan membuat mustahil kompromi dan mewajibkan para delegasi untuk memberikan suara mereka langsung untuk resolusi yang diajukan oleh kaum reformis, bahwa pemungutan suara sebelumnya pada 1 September tidak sesuai dengan garis Soviet, dan menegaskan kembali dukungan untuk presidium lama, mereka memaksa kaum Bolshevik untuk mengambil posisi ofensif dan memolarisasi seluruh pertemuan. Hanya ada dua pilihan sekarang.
Pembicara utama Bolshevik adalah Trotsky, dalam penampilan publik pertamanya sejak dibebaskan dari penjara. Dia disambut hangat oleh sebagian aula, sebelum meluncurkan serangan yang tajam ke presidium. Apakah Kerensky masih anggota presidium? Ya atau tidak? Pertanyaan itu segera membuat oleng presidium. Setelah ragu-ragu sejenak, jawabannya adalah Ya. Ini dimanfaatkan sepenuhnya oleh Trotsky:
“Kami sebelumnya sangat yakin Kerensky tidak akan diizinkan duduk di presidium. Kami ternyata salah. Hantu Kerensky sekarang duduk di antara Dan dan Cheidze … Ketika mereka mengusulkan kepada saudara-saudara untuk menyetujui garis politik presidium, jangan lupa bahwa kalian akan menyetujui kebijakan Kerensky.”[11]
Bahkan pada tahapan ini, kaum Bolshevik mengarahkan tembakan mereka tidak langsung ke kaum reformis, tetapi selalu ke kaum borjuasi dan Kerensky, yang sekarang sepenuhnya diidentifikasikan dengan kaum borjuasi. Dengan propaganda yang begitu terampil, mereka berhasil memenangkan para buruh yang sampai saat itu berdiri kokoh di belakang Menshevik dan SR. Dengan memusatkan serangan mereka pada musuh kelas, mereka secara sistematis menyingkap kebijakan kolaborasi kelas kaum reformis, kepengecutan mereka, keengganan mereka untuk menghadapi musuh-musuh kaum buruh dan tani, dan dengan demikian memperlebar jurang pemisah antara kaum reformis dan para pendukung mereka.
Hasil pemungutan suaranya jelas: mendukung Koalisi, 414 suara; melawan, 519; abstain, 67. Kemenangan kaum Bolshevik ini bahkan lebih besar karena kaum reformis telah berusaha keras menjejali pertemuan itu dengan para pendukung mereka dan mereka sendiri telah bersikeras mengubah pemungutan suara ini menjadi referendum: Koalisi dengan Pemerintah Provisional atau Semua Kekuasaan untuk Soviet ? Reformisme atau Bolshevisme? Kekalahan tersebut merupakan pukulan telak bagi sayap kanan. Mereka telah mengerahkan seluruh energi mereka untuk memenangkan pertemuan ini, sehingga kekalahan ini tampaknya benar-benar mengempiskan mereka. Di sisi lain, sayap kiri menjadi lebih bersemangat dan mengambil semua peluang dari kemenangan ini. Pada 11 September di pertemuan Soviet Petrograd, ketika Dan membela posisi Koalisi dan menentang Trotsky yang mendukung pembentukan pemerintahan Soviet, Koalisi ditolak dengan hanya perolehan sepuluh suara, dan tujuh abstain. Pertempuran di Petrograd telah dimenangkan dengan pasti.
Arus sekarang mengalir kuat mendukung kaum Bolshevik di mana-mana. Pada 5 September, Kongres Soviet Siberia Tengah dengan solid mendukung Bolshevik. Moskow segera mengikutinya, dengan Bolshevik memenangkan mayoritas tidak hanya di Soviet, tetapi juga di komite-komite tentara yang independen dari Soviet. Dalam pemilihan Komite Eksekutif Soviet Buruh Moskow, yang diadakan pada 19 September, Bolshevik memenangkan 32 kursi, Menshevik 16. Nogin terpilih sebagai Presiden. Pada 5 Oktober, Bolshevik mengajukan resolusi mengenai situasi saat ini ke sebuah sesi Soviet Buruh dan Tentara dan hasilnya adalah 335 suara mendukung dan 254 menentang. Tetapi di Eksekutif Soviet Tentara situasinya berbeda. Di sini Bolshevik masih minoritas, dengan 16 kursi, dibandingkan dengan 26 kursi untuk SR dan sembilan Menshevik – sebuah situasi yang bertahan hingga insureksi Oktober. Untuk alasan ini dalam rapat umum kedua badan eksekutif ini, faksi-faksi yang bersaing seimbang, dan kaum Bolshevik terkadang menjadi minoritas, meskipun mereka biasanya berhasil meloloskan resolusi mereka. Di sisi lain, di wilayah Moskow secara keseluruhan, kaum Bolshevik telah memenangkan mayoritas sejak Mei.[12]
Bolshevik juga memiliki posisi yang kuat di wilayah-wilayah utara sekitar Petrograd. Di Soviet Kronstadt, Bolshevik memiliki 100 delegasi, SR Kiri 75, Menshevik Internasionalis 12, anarkis tujuh. Sisanya (90) adalah independen. Bolshevik meraih mayoritas di Finlandia – khususnya di Helsingfors dan Vyborg, di mana kekuasaan Pemerintah Provisional telah dienyahkan pada bulan September. Di Estonia juga, kiri menang telak. Di Reval, Dorpat, dan Wenden, sejak September mayoritas besar ada di tangan Bolshevik dan SR Kiri. Dalam komite regional yang dipilih pada bulan Oktober ada 6 perwakilan Bolshevik, 4 SR Kiri, 1 Menshevik Internasionalis, dan 1 Menshevik kanan. Organisasi Armada Baltik – Centrobalt – memutuskan semua relasi dengan Pemerintah Provisional dan mulai mengurus urusannya sendiri. Legiun Kelima, yang dianggap sebagai resimen garis depan terbaik, pada pertengahan Oktober memilih komite baru dengan mayoritas Bolshevik. Dengan demikian, tidak hanya Petrograd, tetapi semua wilayah di sekitarnya dengan tegas mendukung Bolshevik.
Secara historis, perjuangan untuk memenangkan pengaruh dalam serikat buruh, yaitu unit dasar organisasi kelas buruh, selalu menempati posisi sentral dalam strategi dan taktik Bolshevisme. Namun, dalam Revolusi Rusia, sementara perjuangan untuk memenangkan kendali serikat buruh terus berlanjut, itu terdorong ke posisi kedua oleh perjuangan dalam Soviet-soviet dan komite-komite pabrik. Ada beberapa alasan untuk ini. Di Rusia Tsar, serikat-serikat buruh keberadaannya tidak menentu di bawah rezim autokratik yang sering membuat para aktivis buruh ditangkap dan adanya berbagai larangan yang sangat membatasi kebebasan serikat-serikat buruh. Jadi, pada 1917, serikat-serikat buruh berada dalam kondisi yang relatif lemah, hanya merangkul sebagian kecil buruh, kebanyakan buruh yang lebih terampil dan berupah lebih baik. Massa buruh yang tidak terorganisir yang tumpah ruah ke panggung politik setelah Revolusi Februari mengorganisir diri mereka secara spontan dalam Soviet dan komite pabrik yang lebih fleksibel dan lebih representatif daripada serikat buruh, yang lebih sering didominasi oleh elemen-elemen konservatif yang secara alami condong ke Menshevik, dan bukannya ke sayap revolusioner.
“Di antara organisasi pertama yang merapat ke Bolshevik adalah komite pabrik. Pada Juni-Juli komite-komite pabrik Petrograd sudah berada di bawah kendali Bolshevik; dan pada Konferensi Komite Pabrik Seluruh-Rusia ketiga (17-22 Oktober) lebih dari setengah dari 167 delegasi terpilih adalah kaum Bolshevik yang juga mendapat dukungan dari 24 delegasi Sosialis-Revolusioner. Pihak oposisi hanya terdiri dari 7 Menshevik dan 13 Anarko-Sindikalis. Ini memang, seperti yang dengan bangga diklaim oleh Trotsky, ‘perwakilan proletariat yang paling langsung dan tak terbantahkan di seluruh negeri’.”[13]
Kerja di Soviet dan komite-komite pabrik, tentu saja, tidak berarti kaum Bolshevik mengabaikan serikat buruh. Sebaliknya, sepanjang tahun 1917, serikat-serikat buruh tak henti-hentinya menjadi medan pertempuran antara tendensi revolusioner dan tendensi reformis. Kemajuan kaum Bolshevik jauh lebih pesat di antara buruh metal Petrograd, di mana mereka segera memenangkan pengaruh yang dominan. Buruh direkrut secara massal pada pertemuan-pertemuan pabrik di mana semua keputusan utama diambil dengan mengacungkan tangan secara terbuka. Di sini juga, lapisan-lapisan baru yang segar segera condong ke sayap revolusioner. Lapisan inilah yang mengubah situasi internal Partai Bolshevik itu sendiri. Sudah pada bulan April, semua kecuali empat posisi eksekutif serikat pekerja metal di Petrograd berada di tangan kaum Bolshevik. Pada bulan Juni, organisasi Petrograd memiliki “aparatus yang mapan” yang terdiri dari lebih dari seratus orang, dan semuanya digaji dari dana serikat. Dari Petrograd, pengaruh partai dalam serikat buruh menyebar ke daerah lain. Pada bulan Mei serikat pekerja metal memiliki 54.000 anggota, dan pada bulan Agustus, 138.000.[14] Mengingat bahwa total tenaga kerja yang dipekerjakan di industri metal mencapai 546.100 pada Januari 1917, ini mewakili proporsi yang cukup besar dari lapisan penting proletariat. Pada akhir tahun, serikat-serikat buruh mengklaim keanggotaan 544.527 anggota di 236 organisasi.
Situasi serikat tekstil, lapisan proletariat terpenting kedua, lebih beragam. Pada bulan Juni, serikat tekstil mengklaim total keanggotaan 240.000 anggota, dan mungkin telah mencapai 400.000 pada bulan Oktober. Ini adalah setengah dari total pekerja di industri ini. Sebagian besar angkatan kerja tekstil adalah perempuan, dan industri tekstil sangat terpukul oleh pengangguran, sehingga pada awalnya ada kecenderungan untuk melihat serikat buruh hanya sebagai solusi ekonomi dan bukan politik revolusioner. Ini mungkin menjelaskan mengapa Menshevik dan SR mendominasi gerakan serikat buruh (kecuali di Petrograd, di mana Bolshevik memiliki kelompok kecil sebelum Revolusi Februari, dan dengan cepat menjadi kekuatan dominan) pada periode setelah Februari. Tetapi kaum Bolshevik, sekali lagi menggunakan basis mereka di Petrograd sebagai batu pijakan, lalu menaklukkan satu demi satu daerah, dimulai dengan Kawasan Industri Pusat yang penting. Pada bulan Juni mereka menggelar konferensi regional yang mensahkan sejumlah resolusi yang diilhami Bolshevik, yang menuntut, antara lain, kontrol buruh terhadap industri. Para pemimpin Menshevik, seperti yang biasa dilakukan oleh semua birokrasi serikat buruh ketika mereka kalah, mengklaim bahwa konferensi itu ‘bermasalah’. Tetapi pada kenyataannya, hasil konferensi ini hanya mencerminkan ayunan umum ke kiri di antara kaum buruh yang mulai pecah dari pengaruh para pemimpin reformis. Perubahan kesadaran ini dicerminkan oleh fakta bahwa konferensi tersebut memilih komite eksekutif baru di mana kaum Bolshevik memegang posisi-posisi berpengaruh. Dengan demikian, selangkah demi selangkah, kerja keras dan sistematis dari tendensi revolusioner merebut satu posisi demi posisi dari Menshevik dan SR. Pada bulan Agustus, kaum Bolshevik telah berhasil mengamankan posisi yang kokoh di serikat-serikat industri utama. Anweiler mengungkapkan pertumbuhan Bolshevik dalam serikat buruh sebagai berikut:
“Sementara kaum Bolshevik di Kongres Serikat Buruh Seluruh-Rusia (Juni 1917) hanya mendapat dukungan dari 36,4 persen delegasi, dari total 117 delegasi di Konferensi Demokratik pada bulan September, 58 persen adalah Bolshevik. 38,4 persen Menshevik dan SR kanan.”
Bahkan dalam serikat pekerja kerah putih dan serikat buruh terampil yang konservatif, telah terjadi perubahan dalam pandangan dan kaum Bolshevik, meskipun masih minoritas, telah memenangkan pengikut yang cukup besar. Namun, di antara pengurus atau lapisan atas serikat buruh, ini berbeda. Mesin struktur serikat buruh yang lamban berarti bahwa perubahan-perubahan di tingkat akar-rumput membutuhkan waktu lama sebelum terefleksikan dalam jajaran kepemimpinan. Di banyak serikat, Bolshevik hanya memenangkan kendali beberapa saat setelah Revolusi Oktober. Beberapa serikat bahkan memainkan peran kontra-revolusioner secara terbuka, terutama serikat pegawai bank dan Serikat Buruh Kereta Api Seluruh-Rusia, yang berusaha menyabot pemerintah Soviet setelah revolusi.
Hingga Agustus, kaum Bolshevik masih merupakan minoritas kecil kelas buruh. Di Soviet, mereka adalah kelompok terkecil. Demikian juga di dewan-dewan kota dan serikat buruh. Pada April, keanggotaan partai mencapai sekitar 80.000. Pada Agustus, ini telah meningkat menjadi 240.000.[15] Namun pengaruh partai di antara kelas buruh semakin meningkat, terutama sejak episode Kornilov. Di beberapa daerah, seperti Ivanovo-Voznesensk, kaum Bolshevik menjadi mayoritas sejak musim semi. Tapi ini adalah pengecualian. Di provinsi-provinsi, dan terlebih lagi di daerah pedesaan, jurang yang memisahkan Bolshevik dari partai-partai reformis sangatlah besar.
Hari-hari Juli tampaknya menandai kematian Bolshevik. Namun dalam beberapa minggu, partai itu telah pulih. Taktik Bolshevik dalam melawan kudeta Kornilov adalah titik balik yang fundamental, yang memenangkan prestise yang teramat besar bagi Partai Bolshevik sebagai pejuang yang paling gigih dan energetik dalam melawan kontra-revolusi, dan untuk selama-lamanya menghancurkan fitnah bahwa Bolshevik adalah ‘kontra-revolusioner’ dan ‘agen Jerman’. Gelombang mulai mengalir kuat ke arah kaum Bolshevik hingga menjadi jelas bahwa Pemerintah Provisional tidak menyelesaikan satupun problem mendesak yang dihadapi rakyat Rusia, dan bahwa para pemimpin reformis hanyalah pelayan kaum kapitalis. Slogan Bolshevik tentang ‘perdamaian, roti, dan tanah’ memperoleh audiens yang semakin luas.
Pada akhir Agustus dan awal September, Partai Bolshevik menjadi kekuatan massa yang menentukan, tidak hanya di Petrograd dan Moskow, tetapi juga di provinsi-provinsi. Meskipun partai masih relatif kecil dalam keanggotaan, untuk setiap anggota ada 20, 30, atau 50 pekerja dan tentara yang menganggap diri mereka sebagai Bolshevik. Dalam keadaan seperti itu, ketika arus mengalir kuat mendukung tendensi revolusioner, bahkan persekusi dapat mendorong pertumbuhan. Para buruh yang mogok untuk mendapatkan upah yang lebih tinggi, dan diserang oleh pers borjuis yang menuduh mereka sebagai Bolshevik, menjadi sangat yakin akan kebenaran gagasan Bolshevik, meskipun mereka tidak pernah membaca satu baris pun dari Lenin. Bolshevisme tumbuh karena alasan sederhana: kebijakan dan slogannya bersesuaian dengan kebutuhan dan aspirasi kaum buruh dan tani.
“Pada Konferensi [Partai Bolshevik] Seluruh-Rusia Ketujuh, pada minggu pertama bulan Mei [atau Konferensi April 1917 dalam kalender lama], ada 79.204 anggota partai yang diwakili oleh 149 delegasi. Konsentrasi terbesar berada di provinsi Petrograd dan di Ural (masing-masing lebih dari 14.000), dengan provinsi Moskow (7.000) dan Donets Basin (5.000) sebagai basis terbesar berikutnya. Kekuatan partai meningkat pesat dalam beberapa bulan ke depan. Sverdlov melaporkan ke Kongres Keenam pada bulan Agustus bahwa jumlah organisasi telah berkembang dari 78 menjadi 162, dan dia memperkirakan kekuatan total partai mencapai 200.000. Tidak ada informasi yang tersedia tentang keanggotaan partai pada bulan November, tetapi dapat diasumsikan ada pertumbuhan lebih lanjut, karena data yang sangat tidak lengkap tentang keanggotaan tiap-tiap organisasi yang tersedia untuk Sekretariat Komite Pusat menunjukkan peningkatan jumlah organisasi setelah Agustus.”[16]
Pertumbuhan partai tercermin dalam sejumlah statistik. Kemenangan pertama adalah di komite-komite pabrik. Ini penting karena komite pabrik adalah organisasi yang paling mencerminkan suasana hati buruh di pabrik. Komite-komite pabrik bermunculan segera setelah Revolusi Februari, sebagai kelanjutan dari komite-komite pemogokan. Mereka adalah ujung tombak perjuangan untuk tuntutan delapan-jam-kerja-sehari, yang sering mereka ajukan atas inisiatif mereka sendiri. Tuntutan kontrol buruh yang diajukan oleh Bolshevik ditanggapi positif oleh komite pabrik, yang di banyak perusahaan memperkenalkan kontrol atas proses hiring dan pemecatan pekerja, membentuk milisi buruh, dan memerangi upaya para majikan untuk menyabot produksi.
Pada 30 Mei sampai 3 Juni, kongres komite pabrik yang pertama diadakan di Petrograd. Di Kongres ini, kaum Bolshevik dan Menshevik bentrok mengenai peran dan tugas komite. Kaum Menshevik menentang kontrol buruh, karena kontrol buruh bertentangan dengan seluruh konsepsi mereka tentang karakter borjuis dari revolusi Rusia dan hak borjuasi untuk memerintah. Konferensi tersebut, bagaimanapun, mengesahkan resolusi Bolshevik. Lenin mengambil bagian dalam konferensi ini, dan menyusun resolusi On Measures to Cope with Economic Dislocation (Langkah-langkah untuk mengatasi dislokasi ekonomi), yang disetujui oleh mayoritas besar. Sejak musim panas 1917, komite-komite pabrik di Petrograd, Moskow, dan Ural didominasi secara kuat oleh Bolshevik.
Ada banyak bukti lain yang menunjukkan semakin meluasnya dukungan terhadap Partai Bolshevik. Bahkan dalam pemilihan dewan kota, Partai Bolshevik memperoleh hasil yang spektakuler. Dalam pemilihan daerah di Petrograd, yang diadakan pada bulan Agustus, mereka meningkatkan jumlah kursi mereka dari 37 menjadi 67, dan naik ke posisi kedua di belakang SR yang memiliki 75 kursi. Kadet memiliki 42 kursi, sementara julah kursi Menshevik menyusut dari 40 menjadi hanya 8. Ini dengan jelas menunjukkan ayunan ke kiri. Yang lebih mengejutkan adalah hasil pemilihan daerah di Moskow. Tabel 6.2 di bawah membandingkan hasil pemilu September dengan pemilu Juni.
Tabel 6.2. Hasil Pemilihan Daerah Moskow[17]
Partai |
Jumlah suara (persentase) |
|
Juni 1917 |
September 1917 |
|
Sosial Revolusioner |
374.885 (58%) |
54.374 (14%) |
Menshevik |
76.407 (12%) |
15.887 (4%) |
Kadet |
168.781 (17%) |
101.106 (26%) |
Bolshevik |
75.409 (12%) |
198.230 (51%) |
Hasil ini signifikan karena untuk pertama kalinya Bolshevik mendapat suara mayoritas mutlak. Angka Juni mengacu pada pemilihan Duma Kota Moskow, sedangkan angka September mengacu pada pemilihan distrik. Dalam pemilihan distrik, partisipasinya tidak terlalu tinggi (50 persen). Namun, itu tidak mengurangi pentingnya hasil pemilu tersebut. Tidak boleh dilupakan, pemilihan parlemen dan dewan-dewan kota bukanlah wilayah yang paling menguntungkan bagi sebuah partai revolusioner. Umumnya jauh lebih mudah untuk mendapatkan hasil dalam pemilihan serikat buruh atau komite pabrik. Ini terutama benar di Rusia pada 1917, ketika perhatian massa terkonsentrasikan pada Soviet. Tapi tetap saja kaum Bolshevik, dengan tujuan menjangkau lapisan masyarakat yang paling luas, tidak mengabaikan bahkan pemilihan daerah. Hasil pemilu Moskow sangatlah signifikan karena untuk pertama kalinya Partai Bolshevik memenangkan mayoritas mutlak di pusat kota yang penting.
Di Petersburg, tren yang sama terlihat, meskipun tidak seperti di Moskow. Antara Agustus dan November, suara Bolshevik naik dari 184.000 menjadi 424.000; SR turun dari 206.000 menjadi 152.000 dan suara Kadet naik dari 114.000 menjadi 274.000. Yang cukup mengejutkan, Menshevik juga meningkatkan suara mereka dari 24.000 menjadi 29.000, tetapi kenaikan yang relatif kecil ini tidak dapat menutupi fakta bahwa mereka sekarang adalah minoritas kecil dan praktis hampir menghilang sebagai kekuatan nyata di kalangan kelas buruh di ibukota.
Taktik Insureksi
Dari gubuknya di Razliv, Lenin mengikuti proses revolusi dengan penuh perhatian, melahap semua laporan, statistik, anekdot, apa pun yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan yang sangat penting: kapan partai harus menyerang? Dengan ketelitian seperti biasanya, ia mempelajari hasil setiap pemilihan, setiap suara di Soviet, serikat buruh dan dewan kota, mencoba menyelisik perimbangan kekuatan kelas dari hasil-hasil pemilihan ini. Lenin tidak pernah melupakan bahwa statistik pemilu menyingkap korelasi kekuatan secara sangat parsial dan terdistorsi. Tapi semuanya menunjuk pada kemajuan pesat partai revolusioner. Ingatan mengenai pemberontakan Kornilov masih segar di benak kaum buruh dan tentara, dan ancaman kontra-revolusi mendorong polarisasi dan radikalisasi yang cepat dalam Soviet. Pemilihan-pemilihan baru sedang berlangsung di mana-mana, di Soviet-soviet dan organisasi-organisasi tentara di garis depan. Dan di hampir semuanya, suara untuk Bolshevik mencatat peningkatan yang mencengangkan. Kekuasaan mulai lepas dari cengkeraman tangan para pemimpin sayap kanan yang telah menunjukkan ketidakberdayaan mereka selama keadaan darurat. Satu per satu, Soviet-soviet di pusat-pusat industri utama mengubah kesetiaan mereka dari Menshevik dan SR ke Bolshevik: Petrograd, Finlandia, armada laut, tentara utara, Moskow dan kawasan industri pusat, Ural.
Perubahan ini tidak merata. SR masih memegang kekuasaan di Soviet-soviet tani dan di resimen-resimen garis depan. Tetapi di sini juga terjadi proses diferensiasi internal. Tendensi sayap kiri dengan cepat meraih dukungan di dalam Partai Sosial Revolusioner, dan tengah dalam proses untuk pecah dari sayap kanan dan mendukung Bolshevik. SR sayap kanan basisnya paling kuat di wilayah Black Earth dan di Volga Tengah. Di Ukraina mereka bekerja sama dengan kaum nasionalis kiri. Tetapi kaum Menshevik kehilangan dukungan di mana-mana. Hanya di wilayah basis tradisional mereka, Kaukasus, mereka masih mempertahankan dominasi mereka dalam Soviet. Demikianlah perimbangan kekuatan yang menentukan langkah Lenin selanjutnya. Bolshevik sekarang adalah kekuatan yang menentukan dalam Soviet. Para pemimpin reformis terisolasi dan dikepung di tempat perlindungan terakhir mereka, Eksekutif Soviet. Bukankah sudah waktunya untuk menyimpulkan ini, untuk meluncurkan pukulan yang menentukan?
Lenin yakin waktunya sudah matang, dan penundaan apapun bisa berakibat fatal. Tapi tidak semua pemimpin partai lainnya berpikiran sama. Kepemimpinan puncak partai masih sangat terpengaruh oleh kekalahan Juli, dan cenderung terlalu berhati-hati. Zinoviev, yang sampai sekarang selalu mengikuti garis Lenin, sangat terguncang dan sekarang mengikuti Kamenev, yang, seperti biasa, mengambil jalan ‘moderasi’. Sejak awal September Lenin membombardir Komite Sentral dengan surat-surat, menuntut agar Komite Pusat mulai mengorganisir pemberontakan. Dalam surat kepada Komite Pusat tertanggal 12-14 (25-27) September, ia membuka dengan kata-kata:
“Kaum Bolshevik, setelah memperoleh mayoritas di Soviet Deputi Buruh dan Tentara di kedua ibu kota, dapat dan harus mengambil alih kekuasaan negara ke tangan mereka sendiri.”[18]
Surat Lenin jatuh seperti bom. Komite Pusat sangat terkejut dengan isi dan nadanya, sampai-sampai mereka memutuskan untuk menghancurkannya, seperti yang kemudian diingat oleh Bukharin:
“Ketika saya masuk, Milyutin tiba-tiba menghampiri saya dan berkata: ‘Kamu tahu, Kamerad Bukharin, kami telah menerima sepucuk surat kecil di sini’. Surat itu dibacakan. Kami semua terkejut. Belum ada seorang pun yang mengajukan masalah ini dengan begitu tajam. Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang harus dilakukan. Semua orang bingung untuk sementara waktu. Kemudian kami berunding dan mengambil keputusan. Mungkin ini adalah satu-satunya waktu dalam sejarah partai kami ketika Komite Pusat memutuskan untuk membakar surat Kamerad Lenin.”[19]
Surat-surat lain menyusul, yang nadanya semakin tegas:
“Kita sedang apa? Kita hanya mengajukan resolusi. Kita tengah kehilangan waktu. Kita menetapkan ‘tanggal’ (20 Oktober, Kongres Soviet – bukankah konyol menundanya begitu lama? Bukankah konyol mengandalkan itu [Kongres Soviet]?)”
“Untuk ‘menunggu’ digelarnya Kongres Soviet dalam keadaan seperti ini akan menjadi pengkhianatan terhadap internasionalisme, pengkhianatan terhadap perjuangan revolusi sosialis dunia.
“Kita harus … mengakui bahwa ada kecenderungan, atau pendapat, di Komite Pusat kita dan di antara para pemimpin Partai kita yang lebih memilih menunggu Kongres Soviet, dan menentang untuk segera mengambil alih kekuasaan, menentang pemberontakan segera. Kecenderungan, atau pendapat itu, harus diatasi. Jika tidak, kaum Bolshevik akan dipenuhi dengan rasa malu untuk selama-lamanya dan menghancurkan diri mereka sendiri sebagai sebuah partai. Karena melewatkan momen seperti ini dan ‘menunggu’ Kongres Soviet adalah sepenuhnya kebodohan, atau pengkhianatan belaka.”
Akhirnya, jengkel dengan taktik Komite Pusat yang menunda-nunda, Lenin mengancam akan mengundurkan diri dari KP dan membawa polemik ini ke akar rumput partai:
“Mengingat bahwa Komite Pusat bahkan tidak menjawab tuntutan-tuntutan yang telah saya ajukan berulang kali untuk kebijakan seperti itu sejak awal Konferensi Demokratik, mengingat bahwa Organ Sentral menghapus dari artikel-artikel saya semua rujukan mengenai kekeliruan-kekeliruan mencolok yang dilakukan Partai Bolshevik, seperti keputusan memalukan untuk berpartisipasi dalam Pra-Parlemen, menerima kaum Menshevik ke dalam presidium Soviet, dst., dst. – Saya terpaksa menganggap ini sebagai isyarat ‘halus’ bahwa Komite Sentral tidak berniat mempertimbangkan masalah ini, sebuah isyarat halus bahwa saya harus tutup mulut, dan sebagai proposal bagi saya untuk pensiun.”
“Saya terpaksa mengajukan pengunduran diri saya dari Komite Pusat, yang dengan ini saya lakukan, supaya saya bebas untuk berkampanye di antara akar-rumput Partai dan di Kongres Partai.”
“Adalah keyakinan saya yang mendalam bahwa jika kita ‘menunggu’ Kongres Soviet dan membiarkan momen ini berlalu, kita akan menghancurkan revolusi.”[20]
Krisis Kepemimpinan
Lenin mendesak agar partai segera mengambil tindakan karena ia khawatir para pemimpin partai akan bimbang, tidak akan melanjutkan persiapan untuk mengambil alih kekuasaan dan dengan demikian kehilangan kesempatan. Sekali momen ini hilang, mungkin butuh waktu bertahun-tahun untuk kembali. Inilah mengapa partai dan kepemimpinan diperlukan. Lenin mungkin meragukan anggota-anggota baru KP, seperti Joffe dan Uritsky, yang bergabung dari Mezhraiontsy dan yang tidak dia kenal. Mungkinkah mereka akan menjadi konsiliator? Dan mungkinkah Trotsky akan mengikuti Kamenev dan Zinoviev? Dalam ketidakpercayaannya terhadap para anggota baru KP, dia keliru. Mereka berdiri, seperti Trotsky, dengan kokoh di sayap kiri. Tetapi perlawanan sengit dari kamerad-kamerad lamanya Kamenev, Zinoviev, dan, meskipun dengan lebih berhati-hati, Stalin, merupakan pukulan getir bagi Lenin.
Di setiap titik balik yang menentukan, ada kontroversi dan polemik sengit dalam kepemimpinan. Kontroversi semacam itu pecah mengenai masalah partisipasi dalam Konferensi Demokratik. Konferensi ini adalah manuver kaum Menshevik dan SR di Eksekutif Pusat Soviet yang merasa kekuasaan mulai lolos dari tangan mereka. Secara teori, Konferensi itu diserukan oleh Eksekutif Soviet untuk memutuskan masalah kekuasaan, tetapi dalam praktiknya konferensi ini bertujuan melempar debu ke mata massa, untuk mengalihkan perhatian massa dari gelombang pasang revolusi dan ke dalam pidato-pidato yang tidak berbahaya dan proyek-proyek di atas kertas. Para pemimpin reformis sebisa mungkin berupaya mengurangi keterwakilan buruh dan tani dalam Konferensi ini, dan meningkatkan proporsi keterwakilan elemen-elemen borjuis kecil. Mereka mencoba membangun sebuah institusi alternatif untuk menggantikan Soviet, karena pengaruh mereka dalam Soviet menurun setiap jamnya. Yang membuat Lenin muak, Komite Pusat Bolshevik memilih untuk berpartisipasi dalam sandiwara ini dan menginstruksikan organisasi-organisasi partai untuk “melakukan segalanya untuk membangun kelompok delegasi yang sebesar mungkin dari antara anggota Partai kita”.[21]
Lenin sangat meragukan keputusan ini, tetapi dengan enggan menyetujuinya, dengan syarat Partai Bolshevik secara demonstratif memisahkan diri mereka dari semua tendensi lainnya dan membacakan sebuah pernyataan untuk mengekspos para pemimpin Soviet. Deklarasi tersebut menyatakan:
“Dalam berjuang untuk mengambil kekuasaan demi mewujudkan programnya, partai kami tidak pernah menginginkan dan tidak ingin merebut kekuasaan di luar kehendak terorganisir mayoritas rakyat pekerja di negeri ini.”
Mengenai pernyataan ini, Trotsky menulis:
“Artinya: Kami akan mengambil alih kekuasaan sebagai partai mayoritas Soviet. ‘Kehendak terorganisir rakyat pekerja’ mengacu pada Kongres Soviet yang akan datang. Deklarasi ini menyerukan: ‘Hanya keputusan dan arahan seperti itu dari Konferensi ini … yang dapat menemukan jalannya menuju realisasi, sebagaimana diakui oleh Kongres Soviet Seluruh Rusia …”[22]
Keputusan untuk berpartisipasi dalam Konferensi Demokratik sebenarnya adalah kesalahan, seperti yang dikatakan Lenin di kemudian hari, tetapi kesalahan yang relatif kecil, dan mudah diperbaiki. Jauh lebih serius adalah keputusan delegasi Bolshevik di Konferensi untuk setuju berpartisipasi dalam apa yang disebut pra-parlemen yang telah disepakati di sana. Ini adalah kesalahan besar. Langkah untuk membentuk semacam ‘pemerintah sementara’ adalah upaya transparan oleh para pemimpin reformis untuk menciptakan kesan bahwa Rusia sekarang memiliki sistem parlementer, di mana pra-parlemen hanya memiliki hak konsultasi di bawah Pemerintah Provisional borjuis. Ini jelas merupakan manuver reaksioner. Namun delegasi Bolshevik memilih 77 lawan 50 untuk ambil bagian di dalamnya. Langkah ini memecah Komite Pusat, dengan Trotsky memimpin perjuangan untuk memboikot pra-parlemen. Lenin, yang sudah khawatir para pemimpin Bolshevik membuang-buang waktu, sangat geram dan frustrasi. Dia dengan tegas menuntut agar kaum Bolshevik mundur dari pra-parlemen dan mendedikasikan seluruh energi mereka untuk mempersiapkan pemberontakan.
Dalam catatan kaki artikel di mana ia menyatakan partisipasi dalam Konferensi Demokratik sebagai kesalahan dan menuntut Bolshevik untuk keluar dari pra-parlemen, Lenin menulis:
“Trotsky mendukung boikot. Bravo, Kamerad Trotsky! Boikotisme dikalahkan dalam kelompok Bolshevik di Konferensi Demokratik. Hidup boikot!”
“Kita tidak dapat dan tidak boleh dalam keadaan apa pun mendamaikan diri kita dengan partisipasi [dalam pra-parlemen]. Sebuah kelompok di salah satu konferensi bukanlah organ tertinggi partai dan bahkan keputusan organ tertinggi dapat direvisi berdasarkan pengalaman.”
“Kita harus dengan cara apapun berusaha menyelesaikan masalah boikot di rapat pleno Komite Eksekutif dan kongres luar biasa Partai. Masalah boikot sekarang harus dijadikan platform untuk pemilihan Kongres dan untuk semua pemilihan dalam Partai. Kita harus melibatkan massa ke dalam diskusi tentang masalah ini. Buruh sadar-kelas harus menangani masalah ini, mengorganisir diskusi, dan memberikan tekanan pada ‘mereka yang berada di puncak’.”
“Tidak ada keraguan sedikit pun bahwa di ‘puncak’ Partai kita ada kebimbangan yang nyata yang dapat menyebabkan kehancuran, karena perjuangan sedang berkembang; di bawah kondisi tertentu, pada momen tertentu, kebimbangan dapat menghancurkan perjuangan kita. Kita harus mengerahkan semua kekuatan kita ke dalam perjuangan ini, kita harus menegakkan garis partai proletariat revolusioner yang benar sebelum terlambat.”
“Tidak semuanya baik-baik saja dengan para pemimpin ‘parlemen’ Partai kita; kita harus mencurahkan perhatian yang lebih besar pada mereka, buruh harus mengawasi mereka dengan lebih jeli; kompetensi kelompok parlemen harus lebih jelas didefinisikan.”
“Partai kita jelas membuat kesalahan. Partai pejuang dari kelas yang maju tidak perlu takut akan kesalahan. Apa yang harus ditakuti adalah membuat kesalahan yang sama lagi dan lagi, menolak untuk mengakui dan memperbaiki kesalahan karena merasa malu.”[23]
Akhirnya, dengan perjuangan yang tajam di KP, di mana Kamenev menentang mundur dari pra-parlemen, saran Lenin diterima dan kaum Bolshevik melakukan walkout pada hari pertama, setelah terlebih dahulu membacakan sebuah deklarasi yang berakhir dengan seruan: “Hidup perjuangan langsung dan terbuka untuk kekuasaan revolusioner di negara ini!”
Sehari sebelum Trotsky memimpin kaum Bolshevik keluar dari pra-parlemen, Komite Pusat bertemu, atas desakan Lenin, untuk membahas sekali lagi masalah insureksi. Mengingat urgensi situasi, Lenin datang dari Finlandia dengan menyamar, lengkap dengan wig aktor. Tetapi tidak ada yang lucu atau teatrikal tentang diskusi ini, yang menentukan nasib revolusi. Lenin mencabik-cabik kaum kompromis di KP. Notulen pertemuan ini membaca:
“Kamerad Lenin berpendapat, ada semacam ketidakpedulian terhadap masalah pemberontakan yang telah terlihat sejak awal September. Tapi ini sama sekali tidak diizinkan jika kita menyerukan slogan perebutan kekuasaan oleh Soviet dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu sudah saatnya untuk memberi perhatian pada aspek teknis masalah ini. Kita sudah kehilangan banyak waktu.”[24]
Dan dia lalu memaparkan alasan-alasan mengapa kaum Bolshevik harus mengambil alih kekuasaan tanpa ditunda lagi. Secara signifikan, ia pertama-tama mengacu pada situasi internasional. Berita tentang pemberontakan di armada laut Jerman, pemogokan buruh Ceko, dan demonstrasi dan barikade di Italia menunjukkan bahwa kondisi untuk revolusi sedang matang dalam skala dunia: “Tengoklah situasi internasional. Pertumbuhan revolusi dunia tidak dapat disangkal,” tulis Lenin dalam Letter to the Bolshevik Comrades[25].
Penundaan tidak diperbolehkan karena nasib revolusi ada di ujung tanduk. Entah Bolshevik mengambil alih kekuasaan, atau Kerensky akan menyerang Soviet. Petrograd Merah dapat diserahkan kepada Jerman, dan Majelis Konstituante ditunda tanpa batas waktu: “Apa yang sedang dilakukan untuk menyerahkan wilayah sejauh Narva, dan untuk menyerahkan Petrograd membuat kita harus mengambil tindakan tegas.” Dan lagi, peringatan yang sama: massa sudah bosan dengan pidato dan resolusi. Mereka akan mulai melihat Bolshevik sama dengan semua partai lainnya jika mereka tidak bertindak untuk mengambil alih kekuasaan:
“Ketidakhadiran dan ketidakpedulian massa adalah karena mereka bosan dengan pidato dan resolusi. Kita sekarang memiliki mayoritas di belakang kita. Secara politik, situasinya sudah sepenuhnya matang untuk mengambil alih kekuasaan.”[26]
Bagaimana kita menjelaskan krisis dan kebimbangan dalam kepemimpinan Bolshevik selama tahun 1917? Jika kita berangkat dari konsepsi ideal Partai Bolshevik, pertanyaan ini tidak dapat dijawab. Trotsky menjelaskan:
“Bagaimana mungkin Lenin, yang telah kita saksikan pada awal April terisolasi di antara para pemimpin partainya sendiri, mendapati dirinya kembali terisolasi dalam kelompok yang sama pada bulan September dan awal Oktober? Ini tidak dapat dipahami jika Anda mempercayai legenda bodoh yang menggambarkan sejarah Bolshevisme sebagai emanasi dari ide revolusioner murni. Pada kenyataannya Bolshevisme berkembang dalam lingkungan sosial tertentu yang berada di bawah beragam pengaruh dan di antaranya pengaruh lingkungan borjuis kecil dan keterbelakangan budaya. Dalam setiap situasi yang baru, partai menyesuaikan diri hanya melalui krisis internal.”[27]
Adalah sebuah hukum bahwa, ketika tanggal pemberontakan semakin mendekat, kepemimpinan partai revolusioner berada di bawah tekanan yang sangat besar dari kelas-kelas asing, dan selapisan kepemimpinan mulai bimbang. Alasannya tidaklah sulit untuk ditemukan. Suasana hati massa tidak pernah dapat dengan mudah dikaji dan ditentukan. Mengingat tanggung jawab besar yang dipikul oleh kepemimpinan pada momen seperti ini, risiko serius yang terkandung dalam setiap keputusan, tekanan ‘opini publik’ borjuis, saraf menjadi tegang hingga titik puncaknya dan semua kelemahan tersingkap dengan kejam. Namun menjelang pemberontakan, kelemahan dan kebimbangan tidak dapat ditolerir.
___________
Catatan Kaki:
[1] A. Rabinowitch, The Bolsheviks Come to Power, hal. 62 dan hal. 59.
[2] Ini merujuk pada Louis Cavaignac, seorang jenderal Prancis, yang sebagai Menteri Perang dalam Pemerintah Provisional yang didirikan oleh Revolusi Prancis Februari 1848, memimpin penumpasan pemberontakan buruh Paris pada Juni 1848.
[3] LCW, On Slogans, vol. 25, hal. 188 dan hal. 189.
[4] Dikutip di A. Rabinowitch, Bolsheviks Come to Power, hal. 68.
[5] O. Figes, A People’s Tragedy: The Russian Revolution 1891-1824, hal. 445-46.
[6] LCW, To the CC of the RSDLP, vol. 25, hal. 289-90.
[7] LCW, To the CC of the RSDLP, vol. 25, hal. 290.
[8] O. Figes, A People’s Tragedy: The Russian Revolution 1891-1924, hal. 452.
[9] Lihat J.L.H. Keep, The Rise of Social Democracy in Russia, hal. 142.
[10] Lihat O. Anweiler, Los Soviets en Rusia: 1905-1921, hal. 189.
[11] L. Trotsky, The History of the Russian Revolution, hal. 805.
[12] Lihat O. Anweiler, Los Soviets en Rusia: 1905-1921, hal. 190-91.
[13] L. Kochan, Russia in Revolution, hal. 269.
[14] Lihat J.L.H. Keep, The Rise of the Social Democracy in Russia, hal. 101.
[15] O. Anweiler, Los Soviets en Rusia, hal. 187 dan hal. 186.
[16] L. Schapiro, The Communist Party of the Soviet Union, hal. 171.
[17] O. Anweiler, Los Soviets en Rusia: 1905-1921, hal. 188.
[18] LCW, The Bolsheviks Must Assume Power, vol. 26, hal. 19.
[19] Dikutip di M. Liebman, Leninism Under Lenin, hal. 137.
[20] LCW, The Crisis has Matured, vol. 26, hal. 69, hal. 81, hal. 82 dan hal. 84.
[21] LCW, vol. 26, hal. 530, note 4.
[22] L. Trotsky, The History of the Russian Revolution, hal. 836.
[23] LCW, From a Publicist’s Diary, vol. 26, hal. 57-58.
[24] LCW, Meeting of the Central Committee of the RSDLP(B) 10 (23) October, 1917, vol. 26, hal. 188.
[25] LCW, Letter to the Bolshevik Comrades Attending the Congress of Soviets of the Northern Region, vol. 26, hal. 182.
[26] LCW, Meeting of the Central Committee of the RSDLP(B) 10 (23) October, 1917, vol. 26, hal. 188.
[27] L. Trotsky, The History of the Russian Revolution, hal. 989.