Kapitalisme Menghancurkan Bumi
Meskipun sering disebut sebagai bencana alam, kenyataannya perubahan iklim yang kita hadapi saat ini adalah dampak langsung dari perusakan lingkungan yang dilakukan oleh kelas kapitalis, yang hanya mengejar keuntungan.
Meskipun sering disebut sebagai bencana alam, kenyataannya perubahan iklim yang kita hadapi saat ini adalah dampak langsung dari perusakan lingkungan yang dilakukan oleh kelas kapitalis, yang hanya mengejar keuntungan.
Revolusi yang menggulingkan rezim-rezim lama di Sri Lanka dan Nepal menunjukkan kekuatan massa, namun tanpa kepemimpinan revolusioner yang jelas, kemenangan tersebut hanya kemenangan semu, tanpa perubahan struktural yang nyata.
Pada 25 Agustus, tuntutan “Bubarkan DPR” muncul spontan dari massa yang tidak terorganisir, terutama anak muda. Aksi ini menjadi cerminan ketidakpuasan yang sudah dipersiapkan lama oleh kondisi objektif, yakni krisis kapitalisme dunia.
Pada Rabu pagi, 15 Oktober 2025, kami kehilangan seorang pejuang sejati. Kamerad Timothy, yang telah berjuang tanpa kenal lelah melawan kapitalisme. Dia meninggalkan kami dengan kenangan tentang kegigihannya dalam perjuangan sosialisme.
Didirikan oleh Trotsky pada 1938 sebagai jawaban atas pengkhianatan Internasional Kedua dan Ketiga, International Keempat muncul untuk mengembalikan kepemimpinan revolusioner Marxis demi perjuangan dan kemenangan kelas buruh.
Ilhamsyah, pemimpin KPBI dan Kompolnas, kini menjabat sebagai komisaris PT Pelindo. Keputusan ini memperpanjang daftar aktivis reformis yang bergabung dengan pemerintahan borjuis dan menegaskan kembali perdebatan lama antara reformisme dan revolusi dalam gerakan sosialis.
Seiring dengan meningkatnya ketidakpuasan terhadap pengadaan mobil mewah untuk anggota parlemen, gerakan yang dimulai di Timor Leste kini telah berkembang menjadi protes yang lebih luas, mengungkapkan kemarahan rakyat terhadap sistem yang terus memperburuk kemiskinan dan kesenjangan.
Pada 15 September, ribuan mahasiswa Timor Leste menggelar demonstrasi di depan gedung parlemen untuk memprotes keputusan pengadaan mobil mewah bagi anggota parlemen, sementara rakyat masih menghadapi kemiskinan.
Dalam hitungan hari, protes di Nepal berubah menjadi krisis politik: gedung-gedung negara diserang, para pejabat mundur, dan larangan atas 26 platform media sosial menyulut gelombang perlawanan yang lebih luas terhadap kemiskinan, ketimpangan, dan korupsi.
Seruan “Bubarkan DPR” meletup dari jalanan tanpa komando — ini menjadi isyarat runtuhnya kepercayaan pada parlemen borjuis sekaligus lahirnya tuntutan baru: jika bukan DPR, apa yang menggantikannya?