Kontroversi Piala Dunia Qatar mulai muncul pada 2011 ketika mantan wakil presiden FIFA Jack Warner mengklaim bahwa Qatar membeli suara dalam proses pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022. Selain itu, muncul laporan yang menambah detail bahwa pemerintah Qatar mengeluarkan $1,5 juta untuk menyuap eksekutif sepakbola Afrika untuk memilih Qatar. Kemampuan Piala Dunia untuk meraup untung yang sangat besar melalui turisme, sponsor perusahaan, penjualan tiket, serta merchandise menjadi peluang bisnis yang langka sehingga pantas diperebutkan dengan segala cara. Kapitalis Qatar diprediksi akan meraup keuntungan sebesar $17 miliar dari penyelenggaraan Piala Dunia 2022.