
Ke mana China melangkah sekarang?
Revolusi China 1949 mengalahkan kapitalisme dan imperialisme, tetapi kegagalan rezim birokratik menghasilkan restorasi kapitalisme dan kemunculan China sebagai kekuatan imperialisme global.
Revolusi China 1949 mengalahkan kapitalisme dan imperialisme, tetapi kegagalan rezim birokratik menghasilkan restorasi kapitalisme dan kemunculan China sebagai kekuatan imperialisme global.
Perang dagang Trump akhirnya mendarat di Indonesia, mengguncang pemerintah yang berlindung di balik “bebas aktif”—bukti nyata tidak ada negara yang kebal dari proteksionisme global.
Di balik kemegahan proyek kota masa depan NEOM yang digadang-gadang sebagai “keajaiban dunia baru” oleh Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman, tersembunyi kisah pilu ribuan pekerja migran yang harus bekerja dalam kondisi mirip perbudakan.
Setelah 14 tahun perang, Suriah memasuki babak baru yang penuh ketidakpastian, di mana kekosongan kekuasaan pasca runtuhnya rezim Assad diambil alih oleh milisi-milisi lokal dan pasukan Islamis fundamentalis HTS.
Bentrokan di Amsterdam menunjukkan jelas bagaimana media Barat membingkai kekerasan suporter Israel terhadap pengunjuk rasa Palestina sebagai ‘progrom antisemit’, sekaligus menutupi tindakan anti-Arab yang mereka lakukan.
Ketika Trump meraih kekuasaan, kita dihadapkan pada fenomena yang lebih dari sekadar politik, yaitu refleksi dari perubahan mendalam dalam struktur ekonomi dan sosial Amerika.
Di tengah dominasi opini dan strategi anti-Trump, hasil Pilpres AS menunjukkan besarnya amarah publik terhadap elite penguasa yang semakin terputus dari kenyataan sehari-hari masyarakat.
Di tengah krisis ekonomi yang melanda, pemerintah Timor Leste lebih memilih memoles citranya dengan kemewahan sambutan Paus Fransiskus, sembari menindas suara-suara kritis yang mengusung solidaritas bagi West Papua dan Palestina.
Kemenangan Anura Kumara Dissanayake dalam pemilu Sri Lanka memberikan harapan baru bagi rakyat, namun di balik janji-janji manisnya, kapitalisme tetap mendominasi panggung politik negara tersebut.
Penggusuran ini mengungkapkan kebusukan pemerintahan Xanana yang hanya peduli pada tata kota yang bersih daripada menyelesaikan masalah kemiskinan di Timor Leste.