
Revolusi di Tanah Arab: Sebuah Analisis Awal
Revolusi melanda Dunia Arab!
Revolusi melanda Dunia Arab!
Marx pernah berkata bahwa Revolusi membutuhkan pecutan konter-revolusi. Inilah yang terjadi di sini. Serangan brutal dari kelompok kontra-revolusioner kemarin menciptakan kondisi untuk sebuah dorongan baru bagi Revolusi hari ini.
Piramid Besar Giza berdiri teguh selama 3800 tahun. Hosni Mubarak berkuasa tidak selama itu, tetapi dia ingin bertengger sedikit lebih lama. Perbedaan antara rejimnya dan Piramid Khufu adalah bahwa rejim Mubarak adalah piramid terbalik. Semua kekuatannya ada di atas, tetapi hanya ada titik tumpu kecil di bawahnya. Hukum gravitasi dan arsitektur mengatakan kepada kita bahwa struktur seperti itu secara inheren tidak stabil. Dorongan sedikit saja akan merubuhkannya.
Revolusi bukanlah sesuatu yang menghormati batas-batas negara. Inilah yang menjadi kekhawatiran dari kaum imperialis. Mereka sungguh mempunyai perspektif internasionalis, tentunya dari sudut pandang kelas mereka sendiri. Bila jatuhnya Ben Ali saja – di sebuah negara kecil – bisa mengobarkan pemberontakan di Mesir, apa yang akan terjadi bila Mubarak jatuh?
Jatuhnya Mubarak akan membuka gerbang bendungan. Perjuangan untuk demokrasi akan membuat jalan bagi perjuangan untuk sosialisme.
Kobaran api kemarahan rakyat telah menyebar ke seluruh Mesir dan tak ada yang dapat menghentikannya.
Elemen kekuasaan ganda mulai terbentuk dari bawah di Tunisia. Rakyat mengambil inisiatif membentuk komite-komite lingkungan untuk menjalankan fungsi pemerintahan yang tidak mereka percaya dapat dilakukan oleh rejim Ben Ali yang korup. Komite-komite ini juga berfungsi untuk mempertahankan revolusi dari serangan kaum loyalis yang ingin mengacaubalaukan revolusi Tunisia. Perluas komite-komite ini sebagai embrio dari kekuasaan negara yang baru!
Gerakan revolusioner yang luar biasa dari kaum pekerja dan pemuda Tunisia merupakan inspirasi dan contoh bagi seluruh dunia. Selama lebih dari seminggu Tunisia tengah mengalami suatu revolusi dalam dimensi yang luarbiasa. Insureksi massa di Tunisia ini berakhir dengan penggulingan diktator Zine al-Abidine Ben Ali (Zaenal Abidin Bin Ali, pent.) setelah 23 tahun berkuasa.