Pada hari Rabu minggu lalu, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa dia akan secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Pernyataan ini mengungkapkan watak sesungguhnya dari apa-yang-disebut negosiasi perdamaian Israel-Palestina selama ini.
Timur Tengah
ISIS dan Kebuntuan Politik Islam
Akan tetapi, terlepas dari karakter brutal ISIS, dalam analisis terakhir saya tentang gerakan-gerakan Islam fundamentalis, seluruh gerakan fundamentalis Islam yang berorientasi Khilafah (dan anti-Kapitalis), yang jauh dari perspektif kelas, akan mengalami, setidaknya, tiga jalan buntu: akan menjadi gerakan politik utopis (seperti Hizbuttahrir), menjadi gerakan teroris (seperti al-Qaeda), dan menjadi gerakan politik barbar (seperti ISIS).
Israel dan Zionisme: Antara Mitos Kitab Suci dan Proyek Imperialisme
Sebagaimana yang pernah ditulis oleh Marx pada tahun 1843, dalam On The Jewish Question; ditulis sebelum lahirnya gerakan Zionis modern pada (sekitar) tahun 1897: “The social emancipation of the Jew is the emancipation of society from Judaism.”(Emansipasi sosial dari kaum Yahudi adalah emansipasinya dari Judaisme.)
Protes Nakba: Revolusi Arab telah sampai ke Rakyat Palestina
Gelombang revolusioner yang bergerak melalui Timur Tengah telah memperoleh dimensi baru dengan letusan massa Palestina di sepanjang perbatasan Israel akhir pekan lalu. Setiap tanggal 15 Mei, warga Palestina memperingati Nakba (bencana) deklarasi kemerdekaan negara Israel tanggal 15 Mei 1948. Dalam beberapa tahun terakhir, protes telah ditandai dengan bentrokan antara pasukan keamanan Israel dan lemparan batu para pemuda Palestina, tapi kemarin untuk pertama kalinya peringatan tersebut terasa lebih luas dan lebih militan.
Asal-Usul Historis Revolusi Iran dan Tugas-Tugas Kaum Marxis Revolusioner
Mulai hari ini kita memulai penerbitan sebuah dokumen yang terdiri dari lima bagian yang ditulis oleh kaum Marxis Iran tentang akar-akar historis dari Revolusi Iran. Dalam bagian ini mereka berkonsentrasi pada bagaimana perekonomian Iran berkembang, yang mengakibatkan penguatan yang luar biasa dari klas pekerja dan bagaimana ini menghantar pada Revolusi pada 1979.
Palestina: Pembantaian Flotilla mengekspos blokade kriminal di Gaza
Serangan tentara Israel terhadap kapal-kapal Flotilla telah membangkitkan amarah rakyat sedunia. Di seluruh dunia, rakyat pekerja turun ke jalan untuk memprotes tindakan kejam ini. Masalah Israel-Palestina telah berlangsung selama lebih dari 60 tahun dan sampai sekarang belum ada penyelesaiannya. Berikut ini kami terbitkan sebuah artikel dari kamerad Isa Al-Jaza’iri, yang ibunya diusir keluar dari rumahnya di Haifa pada tahun 1948 oleh tentara Israel. Dalam artikel ini kamerad Isa Al-Jaza’iri mengatakan bahwa hanya sosialisme yang bisa menghantarkan pembebasan yang sesungguhnya bagi rakyat Palestina.
Revolusi Iran – Sejarah dan Hari Depannya
Buku ini mewakili sebuah kontribusi yang penting bagi pemahaman kita tentang revolusi Iran. Pengarang mempunyai segala hal yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya, merupakan seorang partisipan yang menonjol dan berpengalaman dalam gerakan Marxis dan gerakan buruh di Pakistan, dengan hubungan lama yang dijalin dengan Iran maupun Afghanistan. Karyanya ini akan berguna terutama di Barat dimana disitu dipercaya secara universal bahwa revolusi tahun 1979 adalah sebuah gerakan fundamentalis Islam yang dipimpin oleh Ayatullah Khomeini yang mendorong Iran kembali ke abad ke-6. Pandangan ini telah disebarluaskan dengan baik oleh yang berkuasa, yang memiliki sebuah vested interest dalam mendiskreditkan ide dasar revolusi dalam pikiran kelas pekerja di Barat. Hal seperti itu, dalam kenyataannya, adalah sebuah kebohongan yang keji.
Revolusi Iran Telah Dimulai!
Peristiwa-peristiwa dramatik sedang terjadi di Iran. Ratusan ribu rakyat turun ke jalan dengan tenang melalui pusat kota Tehran pada hari Senin (15 Juni) untuk memprotes pemilihan presiden Iran. Ini adalah demonstrasi anti-pemerintah terbesar semenjak Revolusi 1979. Situasi revolusioner di Iran berkembang dengan sangat cepat. Dalam satu minggu semenjak artikel ini ditulis (15 Juni 2009) dan diterbitkan dalam Bahasa Indonesia (22 Juni 2009), situasi di Iran sudah bertambah akut.
Iran: Brumaire XVIII Mahmoud Ahmadinejad
Dua kandidat bersaing di dalam “pemilihan presiden” Iran, tetapi rejim Iran sudah menentukan siapa yang akan menang jauh sebelum pemilihan ini diselenggarakan. Walaupun Mousavi adalah “oposisi loyal” yang moderat, sebagian besar rakyat Iran menggunakan suara mereka untuk menyuarakan oposisi mereka terhadap rejim ini. Segera setelah “hasil pemilihan” diumumkan, kerusuhan meledak di jalan-jalan, yang menunjukkan kemarahan dan ketidakpuasan rakyat. Peristiwa ini menandai sebuah fase baru di dalam perkembangan Revolusi Iran.
Tiga Puluh Tahun setelah Revolusi Iran
Bulan Februari 2009 menandai terjadinya Revolusi Iran 30 tahun silam. Media massa menyorotinya sebagai sebuah “Revolusi Islamis”, walau kenyataan sebenarnya apa yang kita saksikan terjadi tiga puluh tahun lalu merupakan suatu revolusi kaum buruh sejati yang dibajak oleh para Ayatullah yang reaksioner karena absennya kepemimpinan yang revolusioner. Tiga puluh tahun kemudian, kita harus memetik pelajaran dari peristiwa penuh gejolak itu dan bersiap diri menyambut gelombang pasang revolusioner yang akan kembali muncul. Artikel ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada 29 Juni 2009, periode dimana jutaan rakyat Iran turun ke jalan menentang pemerintahan dan gelombang pasang revolusioner yang diprediksikan oleh kamerad Fred Weston menjadi kenyataan.