
Jalan Keluar dari Kebuntuan Imperialisme di Afghanistan
Hanya rakyat pekerja Afghanistan dan saudara-saudari kelas mereka di wilayah Timur Tengah yang dapat mengakhiri dominasi imperialis asing dan Islam Fundamentalisme.
Hanya rakyat pekerja Afghanistan dan saudara-saudari kelas mereka di wilayah Timur Tengah yang dapat mengakhiri dominasi imperialis asing dan Islam Fundamentalisme.
Sebagai kaum Marxis dan internasionalis, kami membela hak rakyat Palestina untuk memiliki tanah air mereka dan hak mereka untuk melawan penindasan dan membela kehidupan mereka dengan cara apapun yang diperlukan.
Jauh sebelum ledakan Beirut, Lebanon sudah berada di jurang kehancuran. Kehidupan kelas pekerja dan rakyat miskin tertindas di sana sedang dihancurkan. Tapi kelas tertindas ini jauh dari kata menyerah untuk melawan rezim penguasa.
Pada hari Rabu minggu lalu, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa dia akan secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Pernyataan ini mengungkapkan watak sesungguhnya dari apa-yang-disebut negosiasi perdamaian Israel-Palestina selama ini.
Akan tetapi, terlepas dari karakter brutal ISIS, dalam analisis terakhir saya tentang gerakan-gerakan Islam fundamentalis, seluruh gerakan fundamentalis Islam yang berorientasi Khilafah (dan anti-Kapitalis), yang jauh dari perspektif kelas, akan mengalami, setidaknya, tiga jalan buntu: akan menjadi gerakan politik utopis (seperti Hizbuttahrir), menjadi gerakan teroris (seperti al-Qaeda), dan menjadi gerakan politik barbar (seperti ISIS).
Sebagaimana yang pernah ditulis oleh Marx pada tahun 1843, dalam On The Jewish Question; ditulis sebelum lahirnya gerakan Zionis modern pada (sekitar) tahun 1897: “The social emancipation of the Jew is the emancipation of society from Judaism.”(Emansipasi sosial dari kaum Yahudi adalah emansipasinya dari Judaisme.)
Gelombang revolusioner yang bergerak melalui Timur Tengah telah memperoleh dimensi baru dengan letusan massa Palestina di sepanjang perbatasan Israel akhir pekan lalu. Setiap tanggal 15 Mei, warga Palestina memperingati Nakba (bencana) deklarasi kemerdekaan negara Israel tanggal 15 Mei 1948. Dalam beberapa tahun terakhir, protes telah ditandai dengan bentrokan antara pasukan keamanan Israel dan lemparan batu para pemuda Palestina, tapi kemarin untuk pertama kalinya peringatan tersebut terasa lebih luas dan lebih militan.
Mulai hari ini kita memulai penerbitan sebuah dokumen yang terdiri dari lima bagian yang ditulis oleh kaum Marxis Iran tentang akar-akar historis dari Revolusi Iran. Dalam bagian ini mereka berkonsentrasi pada bagaimana perekonomian Iran berkembang, yang mengakibatkan penguatan yang luar biasa dari klas pekerja dan bagaimana ini menghantar pada Revolusi pada 1979.
Serangan tentara Israel terhadap kapal-kapal Flotilla telah membangkitkan amarah rakyat sedunia. Di seluruh dunia, rakyat pekerja turun ke jalan untuk memprotes tindakan kejam ini. Masalah Israel-Palestina telah berlangsung selama lebih dari 60 tahun dan sampai sekarang belum ada penyelesaiannya. Berikut ini kami terbitkan sebuah artikel dari kamerad Isa Al-Jaza’iri, yang ibunya diusir keluar dari rumahnya di Haifa pada tahun 1948 oleh tentara Israel. Dalam artikel ini kamerad Isa Al-Jaza’iri mengatakan bahwa hanya sosialisme yang bisa menghantarkan pembebasan yang sesungguhnya bagi rakyat Palestina.
Buku ini mewakili sebuah kontribusi yang penting bagi pemahaman kita tentang revolusi Iran. Pengarang mempunyai segala hal yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya, merupakan seorang partisipan yang menonjol dan berpengalaman dalam gerakan Marxis dan gerakan buruh di Pakistan, dengan hubungan lama yang dijalin dengan Iran maupun Afghanistan. Karyanya ini akan berguna terutama di Barat dimana disitu dipercaya secara universal bahwa revolusi tahun 1979 adalah sebuah gerakan fundamentalis Islam yang dipimpin oleh Ayatullah Khomeini yang mendorong Iran kembali ke abad ke-6. Pandangan ini telah disebarluaskan dengan baik oleh yang berkuasa, yang memiliki sebuah vested interest dalam mendiskreditkan ide dasar revolusi dalam pikiran kelas pekerja di Barat. Hal seperti itu, dalam kenyataannya, adalah sebuah kebohongan yang keji.