Serangan bom terhadap Afghanistan telah dimulai. Negara terkuat dan terkaya di dunia, Amerika Serikat, tengah membom salah satu negara termiskin di planet ini. Dan Inggris, seperti biasanya, bersikap seperti hewan peliharaan yang taat pada imperialisme AS. Betapapun mereka berusaha untuk menutupinya, perang ini bukanlah soal “keadilan” ataupun “melawan terorisme”. Tujuan yang sesungghunya dari perang ini adalah untuk meneror rakyat di negara-negara bekas jajahan, untuk mengintimidasi mereka agar mereka menerima kehendak negara-negara yang kaya dan kuat. Ini adalah sebuah peringatan: ‘anda turuti perkataan kami, atau anda akan mendapatkan bom!’
Mereka menuduh Osama Bin Laden bertanggung jawab atas kematian lebih dari 5000 jiwa di Menara Kembar WTC New York. Mereka membuat sebuah dokumen panjang yang mereka klaim sebagai “bukti” kesalahan Osama. Namun dokumen yang sama itu juga menyatakan bahwa (yang mereka sebut) ‘bukti’ ini tidak akan muncul di sidang peradilan! Hal ini membuat kita gerah karena harus percaya pada Bush, Blair, dan CIA! Yang dengan mudah mereka lupakan adalah bahwa Osama Bin Laden merupakan produk imperialisme AS. Ia telah diberi dukungan dan bantuan finansial di masa lalu ketika Osama dinilai berguna untuk kepentingan AS dalam menjatuhkan rezim Afghanistan dukungan Soviet di era 1980-an. AS juga memberikan dukungan pada berbagai kelompok fundamental Islam, baik yang sekarang dikenal sebagai Aliansi Utara maupun Taliban. Imperialis Barat tidak mengalami cedera sedikitpun, ketika rakyat Afghanistan menderita di bawah berbagai kelompok fundamentalis yang berperang satu-sama-lain, untuk saling memperebutkan apa yang tersisa di Afghanistan setelah bertahun-tahun peperangan.
Uang berlimpah untuk bom! Tak ada uang untuk kesejahteraan!
Harga setiap rudal jelajah adalah satu juta dollar. Dalam gelombang pertama pengeboman, mereka meluncurkan 50 rudal semacam ini ke Afghanistan. Biaya keseluruhan ‘perang’ ini akan mencapai miliaran dollar. Kaum kapitalis tidak berkeberatan dalam menghabiskan jumlah besar kekayaan itu demi melindungi apa yang mereka lihat sebagai kepentingan utama mereka. Tapi di saat pengeluaran diperlukan untuk kesejahteraan, perumahan, penyediaan air, dsb., mereka mengeluh akan keterbatasan sumber dana, sehingga mereka tidak punya uang untuk hal-hal semacam itu.
Jika jumlah uang yang sangat besar itu tidaklah digunakan untuk membiayai senjata penghacur tersebut, melainkan digunakan untuk mengatasi kondisi sosial dan ekonomi yang parah yang tengah dialami jutaan manusia di planet ini, kita tidak akan mengalami situasi dunia yang tidak stabil dan ‘siap meledak’ seperti sekarang. Namun sistem kapitalis bukanlah soal menyelesaikan permasalahan sosial. Ini adalah soal prestise, jangkauan pengaruh, dan profit. Ini adalah soal mengeluarkan setiap tetes keuntungan yang mungkin didapat dari nilai yang dihasilkan oleh jutaan buruh di seluruh dunia. Sistem kapitalis tidak dapat berbuat lain. Siapapun yang berpikiran bahwa kita dapat memiliki kapitalisme tanpa perang, tanpa kemiskinan dan degradasi, hidup dalam dunia impian.
Selama dua puluh tahun terakhir atau lebih, kelas kapitalis telah mengakibatkan perusakan secara terus-menerus terhadap kondisi kerja dan hidup para buruh. Di negara-negara yang terbelakang hal itu berarti tekanan yang luar biasa bagi kelompok masyarakat merka. Kemiskinan tidak dapat dikendalikan.
Hal inilah yang telah membangkitkan terorisme, rasisme, konflik etnik, dan perang. Dalam analisis akhir, orang-orang kaya -kapitalis- patut dipersalahkan dan bertanggung jawab atas situasi yang tengah berlangsung saat ini.
Mesin-mesin propaganda telah menyediakan massa bagi perang ini. Setiap hari kita diberi tahu betapa buruknya rezim Taliban ini, betapa buruknya cara mereka memperlakukan wanita, betapa kecil kepedulian mereka terhadap rakyat Afghanistan. Namun bagaimana pemboman yang mengakibatkan Afghanistan kembali ke jaman batu dapat mengatasi masalah tersebut? Perang yang baru saja dimulai tidaklah menyelesaikan masalah, malahan justru menimbulkan masalah yang lebih dalam lagi. Dengan jutaan warga miskin Afghanistan menjadi pengungsi, dan ribuan lainnya meninggal akibat serangan bom yang dilakukan “Barat yang beradab”, organisasi-organisasi teroris, juga organisasi ‘Al-Qaida’ pimpinan Osama Bin Laden akan medapat kesempatan besar untuk merekrut banyak anggota yang dipersiapkan untuk melancarkan serangan di Barat. Sehingga yang mereka sebut sebagai penghapusan terorisme tidak akan tercapai, melainkan justru sebaliknya. Permasalahan itu akan semakin memburuk.
Salah satu cerita yang telah disebarkan oleh para pejabat pemerintahan untuk membenarkan tindakan lebih jauh mereka dalam melawan pemerintahan Taliban adalah dengan mengaitkan keterlibatan Taliban dalam perdagangan heroin. Menurut cerita ini Taliban disebutkan memiliki heroin dalam jumlah yang sangat besar yang akan dilepas ke pasar dunia. Adalah cukup benar bahwa rezim Taliban membiayai kegiatan mereka antara lain dari produksi heroin, namun hal yang dengan mudah dilupakan Washington dan London adalah bahwa cara yang ditempuh Taliban tersebut bukanlah sesuatu yang baru mengingat dulu mereka melakukan cara yang sama ketika pada tahun 1990-an dengan dukungan Barat dan Pakistan mereka terlibat perang saudara antara para pemimpin Islam fundamental di Afghanistan.
Bagaimanapun, propaganda ini (“Taliban akan membanjiri Barat dengan heroin”) menghadapi sedikit hambatan bagi pihak Barat, mengingat bahwa Aliansi Utara, yang kini berada di sisi Bush dalam perang ‘melawan terorisme’ , juga diketahui membiayai kegiatan mereka dari perdagangan opium dan heroin yang amat menguntungkan. Faktanya, tahun lalu PBB mencapai kesepakatan dengan rezim Taliban untuk menghentikan produksi opium. Menurut Mohammad Amirkizi, penasihat senior dalam Kantor PBB untuk Penanggulangan masalah Obat-obatan dan Kriminalitas (U.N. Office for Drug Control and Crime Prevention), Taliban menerapkan pelarangan menumbuhkan kembang candu, dan sebagai hasilnya, sebagian besar opium yang dihasilkan di Afghanistan saat ini berada di area yang dikuasai oleh Aliansi Utara! Masih menurut sumber PBB yang sama, “Petani candu di daerah yang dikuasai Aliansi Utara memanen sekitar 150 ton tanaman candu pada tahun ini” di 10% lahan yang mereka kuasai, sementara 50 ton dipanen di 90% wilayah yang dikuasai rejim Taliban.
Lelucon Bantuan Kemanusiaan
Sebagai bagian dari propaganda perang yang ditujukan untuk membuat orang-orang percaya bahwa perang ini memiliki dimensi kemanusiaan, pasukan AS dan Inggris menjatuhkan sejumlah paket bantuan makanan bersamaan dengan bom-bom rudal jelajah dan Tomahawk. Jumlah total makanan yang ‘dikirim’ adalah 37.500 paket. Menurut sejumlah perhitungan, jumlah paket tersebut memakan waktu selama 6 bulan untuk dapat tiba dan mencukupi kebutuhan makan jutaan rakyat Afghanistan selama satu hari! Lebih jauh lagi, para petugas kemanusiaan telah menyatakan bahwa metode ini sangat tidak efektif. Will Day, kepala eksekutif Care International mengatakan: “bantuan udara membuat kesan yang bagus di TV, namun mereka sering menjadi cara yang salah dalam menanggapi krisis pangan”. Barbara Stocking, direktur Oxfam, menambahkan bahwa: “pengiriman makanan melalui truk jauh lebih murah dan sedang dicoba. Menjatuhkan bantuan melalui udara sangatlah beresiko, acak, mahal, dan sering kali hanya mencapai satu kelompok tertentu saja dari seluruh target. Para pekerja kemanusiaan akan berada dalam posisi yang sulit apabila ditempatkan sebagai bagian dari aksi militer.” (Guardian, Senin 8 Oktober 2001) Tidak hanya itu, kebijakan AS dan Inggris di kawasan ini membuat situasi menjadi lebih buruk lagi dengan menginstruksikan negara-negara tetangga untuk menutup perbatasan mereka dengan Afghanistan dan tidak membiarkan ratusan ribu pengungsi meninggalkan negara mereka. Pada kenyataanya, aksi militer, dan sekarang serangan rudal jelajah, adalah beberapa faktor utama yang menyebabkan penduduk meninggalkan Afghanistan. Sebagai kepedulian kemanusiaan imperialisme AS, kita dapat mengingat saat pemboman Yugoslavia tiga tahun lalu, mereka membom iring-iringan bantuan yang melintasi Kosovo.
Ini akan menjadi perang yang panjang
Saat ini mereka telah memulai dengan pengeboman udara. Laporan awal telah menyebutkan bahwa tujuan pengeboman ini adalah untuk menghancurkan kemampuan serangan udara Taliban. Oleh karena itu mereka telah menghancurkan landasan pesawat udara Taliban untuk mencegah dan menghentikan Taliban menggunakan pesawat tempur mereka. Namun mereka juga telah menghancurkan tempat pembangkit listrik. Infrastruktur di Afghanistan amatlah terbatas dan telah rusak berat akibat peperangan bertahun-tahun. Kini Barat yang kaya raya menghacurkan apa yang masih tersisa!
Bush telah menyatakan bahwa kampanye serangan bom yang bertubi-tubi ini adalah jalan sebagai persiapan untuk menerjunkan pasukan darat. Sekali peristiwa ini terjadi, situasi akan berubah sama sekali dalam “opini publik”. Tanpa dapat dihindari, pasukan darat di Afghanistan akan menimbulkan korban jiwa pada pihak AS dan Inggris. Kondisi medan yang harus mereka hadapi adalah pertempuran berhadapan langsung dengan lawan di daerah pegunungan. Selama ini, tidak pernah ada satu pihak luar pun yang berhasil mendominasi Afghanistan secara menyeluruh. Ketika wilayah ini masih merupakan koloni Inggris, daerah pegunungan tetap berada di tangan kepala suku setempat.
Sementara itu, oposisi yang menentang perang di negara-negara maju belumlah cukup kuat. Meski demikian, juga belum ada satu blok pun yang menyokong perang ini. Telah terdapat sejumlah demonstrasi menentang perang, bahkan di New York sekalipun. Kita harus ingat bahwa penolakan massa yang besar terhadap perang Vietnam di masa lalu tidaklah terbentuk dalam waktu yang singkat. Itu memakan waktu. Namun kelompok oposisi akan tumbuh seiring dengan berjalannya waktu, dan dengan mulai banyaknya massa yang sadar akan maksud sesungguhnya dari perang ini. Hal ini juga akan mengarah pada suatu tanda tanya yang mempertanyakan sistem yang mengakibatkan situasi ini. Akhirnya, proses radikalisasi akan muncul tanpa dapat dihindari.
Hari ini mereka dapat merebut Kabul, namun itu tidak berarti kemenangan total. Delapan puluh persen bangunan di Kabul telah hancur dalam peperangan antara kelompok-kelompok Islam fundamentalis yang bersaing di dalam negeri. Banyak penduduk Kabul bahkan telah meninggalkan kota tersebut. Perang yang sesungguhnya tidak akan bertempat di Kabul melainkan di daerah pegunungan yang mengitarinya. Blair telah menyatakan terlebih dahulu akan kemungkinan jatuhnya korban di pihak tentara AS dan Inggris.
Kejelasan itu juga telah memperjelas tentang apa yang disebut sebagai “koalisi internasional” beranggotakan 40 negara lebih. Pada saat mereka mengumbar tentang koalisi besar ini, hanya dua negara yang pada kenyataannya ikut ambil bagian dalam aksi pengeboman, AS dan Inggris. Seperti yang pernah dikatakan oleh seorang ahli, bahwa adalah lebih baik untuk memiliki sebuah koalisi yang kecil pada saat perang yang sesungguhnya berlangsung. Dalam aksi pengeboman di Kosovo, terdapat berbagai pendapat yang muncul mengenai target pengeboman. Setiap negara harus mempertimbangkan juga kondisi suasana hati dalam negeri mereka. Suasana hati dalam sejumlah negara anggota NATO pada hari-hari ini, secara singkat, tidak nyaman dengan tujuan perang ini. Di negara-negara seperti Italia dan Yunani terjadi demonstrasi besar menentang perang.
Oposisi terhadap perang akan tumbuh
Para pengatur strategi di kelompok kapitalis mengtahui bahwa suasana hati di dalam negeri AS dan Inggris akan turut berubah. Itulah sebabnya Bush telah menyatakan bahwa ini akan menjadi perang yang panjang dan sulit. Ini juga menjelaskan mengapa mereka memerlukan waktu yang lama sekali untuk meluncurkan serangan. Pada beberapa waktu lalu, sejumlah kelas penguasa di AS berharap agar kekuasaan Taliban dapat diakhiri melalui pengaruh tekanan dari luar. Mereka telah menekan Pakistan untuk menarik dukungannya bagi rezim Taliban. Tanpa dukungan ini rezim Taliban tak akan dapat bertahan lama. Namun Taliban tidak akan berpaling dari jalan mereka sendiri. Mereka saat ini adalah sebuah rezim yang kehilangan harapan. Pada masa lalu mereka telah meberikan pembalasan serius bagi lawan mereka. Jika saat ini mereka menderita kekalahan, mereka dapat mengalami nasib yang sama. Mereka mungkin kehilangan kendali atas kota-kota utama, namun mereka hanya akan menarik pasukan ke daerah yang lebih aman di daerah pegunungan dan melanjutkan serangan dari sana.
AS dan sekutunya tengah mengupayakan sebuah pemerintahan alternatif untuk menggantikan rezim Taliban. Aliansi Utara termasuk ke dalam bagian rencana ini. Namun pada saat Aliansi Utara pernah memegang kekuasaan, mereka begitu korup dan lalim. Hal inilah yang menyebabkan Taliban muncul sebagai “pembebas” yang mengambil alih negara dari elemen korup tersebut. Aliansi Utara sama buruknya dengan Taliban yang menggantikan mereka. Lebih jauh lagi, Aliansi Utara memiliki basis etnis kuat dari bangsa Tagik danUzbek, sementara mayoritas penduduk Afhanistan adalah bangsa Pushtoon. Sebuah pemerintahan yang berbasis dari Aliansi Utara saja tidaklah akan memiliki otoritas untuk menjalankan pemerintahan. Ini tidak akan membawa stabilitas. Jauh dari stabilitas. Hal itu menjelaskan mengapa mereka bahkan ingin melibatkan mantan raja!
The Financial Times (8.10.2001) mengutip seorang diplomat yang mengatakan bahwa “Skenarionya dapat berupa sebuah pemerintahan koalisi, yang berkomitmen melucuti senjata kelompok-kelompok yang berperang, dengan dukungan pasukan penjaga perdamaian PBB.” Itu berarti pasukan AS dan Inggris harus menempati Afghanistan dan mengamati jalannya proses ini. Ini hanya akan berjalan untuk waktu yang lama apabila mereka menempatkan pasukan secara permanen di Afghanistan. Apapun pemerintahan yang akan dibentuk, tidak akan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi rakyat Afghan. Ini akan melayani kepentingan kelompok imperialis yang telah meletakkan mereka di tampuk kekuasaan. Maka dari itu pasukan Barat akan menghadapi populasi yang tidak bersahabat.
Ini akan menimbulkan ketidakstabilan di seluruh kawasan
Pemboman yang berkepanjangan akan mengarah pada jatuhnya korban pada masyarakat sipil. Ini akan membuat gusar negara-negara Arab dan sejumlah masyarakat Muslim lain di seluruh dunia. Hal yang menarik adalah kali ini AS tidak menekan Arab Saudi untuk mengizinkan AS memakai basisnya untuk digunakan dalam kampanye serangan ini. Situasi di Arab Saudi menandakan apa yang tengah terjadi di kawasan tersebut. Pendapatan per kapita mereka saat ini adalah $7.000, dibanding dengan $16.000 pada awal dekade 1980-an. Saat ini terdapat pengangguran di kalangan muda dalam jumlah yang besar. Dalam kondisi ini, tanpa adanya sebuah alternatif kiri yang mereka miliki, sejumlah kalangan muda melihat bin Laden sebagai sebuah bentuk pahlawan anti-imperialis. Dan Arab Saudi adalah salah satu negara Arab terkaya. Di negara-negara Arab lainnya situasi yang berada di hadapan kaum muda dan pekerja jauh lebih buruk lagi!
Situasi demikian telah menciptakan ketidakstabilan di Pakistan. Di bawah tekanan yang besar dari pihak Barat (terutama yang berkaitan dengan masalah bantuan keuangan dan pembayaran hutang) rezim militer Musharaff mendukung serangan bom itu. Namun menariknya, Musharaff sendiri membuat sebuah pidato yang di dalamnya ia nyatakan bahwa serangan itu akan berlangsung cepat tanpa melibatkan korban di pihak sipil, dengan tujuan tunggal yaitu menangkap “teroris”. Namun ini tidak akan menjadi operasi militer yang singkat. Ini akan lama dan banyak korban yang akan jatuh. Hal ini akan menimbulkan efek di masyarakat Pakistan. Di sana telah berlangsung demonstrasi yang diorganisir oleh kelompok fundamental Islam. Demonstrasi ini kecil dan hanya melibatkan sedikit partisipan. Hal ini merefleksikan kelemahan kelompok fundamentalis di Pakistan pada saat ini, namun seiring dengan berlangsung terusnya perang, eskalasi gerakan oposisi dapat tumbuh. Maka dari itu, ketidakstabilan akan turut merebak di Pakistan.
Oposisi di Pakistan tidak hanya terbatas pada lapisan masyarakat tertentu saja. Musharaff telah menggusur dari jabatan mereka dua Jenderalnya yang bersimpati terhadap Taliban. Hingga saat ini hampir seluruh rejim mendukung Taliban, dan melakukan hubungan dagang yang menguntungkan dengan mereka. Banyak jenderal yang tidak suka atas situasi yang berlangsung saat ini, dan dengan demikian Musharaff pun dapat tergusur dari kelompok elit militer.
Para Buruh memerlukan sebuah alternatif
Para buruh di negara-negara tersebut telah tepat dengan menyalahkan imperialisme sebagai penyebab kemiskinan yang mereka alami. Dan mereka melihat pemerintahan mereka sebagai boneka buatan imperialisme. Bin Laden mengetahui hal ini. Dalam pidatonya yang baru-baru ini disampaikan melalui televisi, ia menyerukan massa Islam di negara-negara Islam untuk bangkit melawan pemerintah mereka. Ia mengangkat masalah yang dihadapi bangsa Arab untuk kepentingannya sendiri. Ia adalah seorang pemimpin rakyat yang tangguh. Ia tidak ragu untuk berhadapan dengan CIA setelah sebelumnya menerima bantuan dari mereka. Ia bukanlah sahabat bagi masyarakat Arab. Rezim Taliban mencerminkan jalan pikiran yang ia miliki. Tidak ada satu pun kelompok atau organisasi yang berbasis pemikiran seperti yang dimiliki bin Laden yang dapat melindungi kepentingan pekerja bangsa Arab, ataupun pekerja di negara-negara Islam lain.
Situasi ini dapat muncul bila para pemimpin pergerakan buruh telah meletakkan peran mereka. Massa di sana mencari sebuah jalan keluar dari kawasan ini, namun tidak ada satupun yang memberi mereka.
AS dan sekutunya bertujuan untuk menggulingkan rezim Taliban. Pemerintah yang mereka tempatkan untuk menggantikannya akan menjadi boneka mereka.
Tugas untuk menggulingkan pemerintah Taliban terletak di tangan bangsa Afghanistan sendiri. Banyak yang menertawakan hal ini. Namun kami ingin mengingatkan mereka akan satu hal ketika NATO membom Yugoslavia, kami katakan bahwa tugas menggulingkan Milosevic adalah tugas bagi kaum buruh Serbia. Kami dibilang tidak realistis. Semua bom yang dijatuhkan tersebut tidak membawa efek. Namun Milosevic dijatuhkan oleh pergerakan yang dilakukan oleh massa Serbia sendiri, membenarkan apa yang telah kami katakan.
Hari ini hal yang sama diterapkan di Afghanistan. Buruh dan petani Afghanistan tidak dapat meletakkan kepercayaan pada Taliban, Aliansi Utara, mantan Raja, maupun politisi yang ingin dipaksakan pihak Barat. Mereka hanya dapat mengandalkan diri mereka sendiri. Adalah tugas bagi seluruh buruh di seluruh dunia untuk membantu kelompok pekerja di Afghanistan. Para buruh di Pakistan, India, Iran, dan negara-negara lain yang mengelilingi Afghanistan memiliki peran utama. Apabila para buruh di Pakistan dapat memegang kekuasaan melalui partai revolusioner independen mereka sendiri, situasi di Afghanistan akan berubah secara dramatis. Masa depan Afghanistan, mengingat keterbelakangan yang dialaminya, tidak dapat dipisahkan dari negara-negara yang mengelilinginya.
Dalam analisis terakhir, masalah yang dihadapi para pekerja Afghanistan hanya dapat diselesaikan dalam konteks Federasi Sosialis Sub-kontinen India. Tanpa adanya penggulingan kekuasaan korup di wilayah ini oleh para pekerja sendiri, tidak akan pernah ada solusi yang tahan lama.
Fred Weston
London, Oktober 8, 2001