Kapitalisme telah berhasil membawa manusia ke peradaban teknologi yang belum pernah kita kenal sebelumnya. Teknologi seharusnya bisa berkontribusi pada upaya perbaikan alam tapi kenyataan membuktikan sebaliknya. Beberapa orang mengatakan kita dapat beradaptasi karena teknologi, tetapi fakta-fakta membuktikan sebaliknya. Keseimbangan antara kemajuan teknologi dengan alam terganggu. Polusi udara, limbah beracun, hujan asam, penipisan lapisan ozon serta plastik memenuhi planet kita.
Kapitalisme menciptakan kerusakan yang luar biasa. Tingkat karbon dioksida berada pada titik tertinggi dalam sejarah. Sejak 1950 populasi perkotaan telah meningkat tujuh kali lipat, penggunaan energi primer telah meningkat lima kali lipat, sementara jumlah pupuk yang digunakan sekarang delapan kali lebih tinggi. Jumlah nitrogen yang memasuki lautan meningkat empat kali lipat. Hasil dari eksploitasi alam membabi-buta menyebabkan tenggelamnya banyak pulau pulau kecil di Pasifik dan terhapus dari peta bumi karena pemanasan global (global warming).
Banyak petaka yang sudah menghampiri umat manusia. Contohnya rakyat Bangladesh kini mencoba bertahan hidup dengan membangun gubuk-gubuk di atas genangan air yang terus meninggi. Haiti diperkirakan tidak bisa didiami lagi oleh generasi berikutnya pada tahun tahun mendatang karena dilanda kekeringan serta kekayaan alamnya telah dikuras habis oleh imperialisme. Serta ada banyak petaka lain yang akan terus mengancam keberadaan umat di bumi saat ini maupun pada masa yang akan datang.
Perusahaan-perusahaan yang menggunakan bahan bakar fosil memiliki andil besar dalam perubahan iklim dan kebanyakan penyumbang emisi gas rumah kaca berasal dan produsen ini. Di posisi teratas ada perusahaan batu bara milik China dan Perusahaan Minyak Saudi Arabia (Aramco). Perusahaan ini menyumbang masing-masing 14,3% dan 4,5% emisi global sejak tahun 1988. Sementara yang lain ada ExxonMobil Corp (2%), Royal Dutch Shell PLC (1,7%), BP PLC (1,5%), dan Chevron Corp (1,3%).
Laporan PBB menyebutkan bila perusahaan ini bertanggung jawab secara finansial terhadap biaya penanggulangan polusi dan kerusakan lingkungan lainnya maka akan menghapus sepertiga dari keuntungan perusahaan. Biaya membuang limbah jauh lebih murah dari pada berinvestasi pada teknologi yang ramah lingkungan. Persaingan untuk profit mendorong industri untuk mengurangi biaya, tidak hanya standar hidup kelas pekerja tetapi juga mengurangi biaya penanggulangan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh industri-industri tersebut. Itu artinya selama sistem kapitalisme masih berjalan, kerusakan lingkungan dan alam akan terus terjadi.
Keseimbangan ekosistem telah dan sedang dihancurkan setiap harinya atas nama profit. Ini bisa membawa bencana. Kita tidak sedang membahas kiamat versi agama, tetapi kita sedang membahas kiamat yang sengaja dan terus dilakukan oleh kapitalisme. Hanya perubahan besar pada sistem ekonomi politik kita sekarang yang bisa menangkal masa depan yang suram ini.
Kita memiliki perhatian yang besar akan masa depan alam dan planet ini, namun kita tidak memiliki kontrol atas industri-industri yang saat ini menyumbang pada kerusakan lingkungan. Meskipun elit-elit politik dunia beberapa kali bertemu untuk membahas mengenai isu ini namun sulit mencapai kesepakatan untuk menyelesaikannya.
Kapitalisme mengubah kemampuan seseorang untuk melihat tindakan mereka sendiri, antara lingkungan dengan alam sehingga apa yang bisa kita lihat dari para elit-elit politik saat ini tidak lebih dari representasi para pemilik perusahaan-perusahaan besar dan para bankir. Tanpa mengubah sistem ekonomi yang sedang berjalan sekarang bahkan tokoh yang bermaksud baik tidak mampu membuat pilihan rasional untuk kepentingan alam, manusia dan lingkungannya. Menghentikan efek yang merusak dari perusahaan-perusahaan ini adalah perlu mengakhiri kapitalisme. Bila kita tidak, maka keruntuhan alam dan masyarakat kita bisa diperhitungkan dan ancaman kiamat semakin nyata.