Tugas kita adalah bekerja tanpa henti untuk menunjukkan pada kelas buruh dan kaum pemuda sebab-musabab sebenarnya dari kengerian-kengerian ini dan menjelaskan bagaimana caranya permasalahan ini bisa dihapuskan sampai tuntas selamanya. Permasalahan besar menuntut solusi besar. Hanya revolusi sosialis yang bisa memecahkan permasalahan yang dihadapi manusia. Itulah satu-satunya cita-cita yang pantas kita perjuangkan hari ini.
Ulasan Singkat Buku “Nalar yang Memberontak”
Menulis sebuah ulasan untuk buku ini sangatlah sulit bagi saya. Bukan karena buku ini tidak bisa dipahami, tapi buku ini sangatlah kompleks dan menjabarkan segala hal yang tidak bisa saya jabarkan dalam beberapa lembar saja dalam artikel singkat ini.
[Dengan] Keuangan Revolusioner, Apa Yang Akan Kita Capai?
Hanya dengan keuangan yang independen, dan tradisi yang begitu mengakar, yang akan membawa kita lebih dekat pada pembangunan Partai dan cita-cita penumbangan kapitalisme, dan membawa sosialisme ke bumi Indonesia dan mengantarkan kaum proletariat untuk siap merebut kekuasaan.
Perspektif Politik 2015: Kebuntuan Reformisme dan Tugas Kaum Revolusioner Hari Ini
Penghalang terbesar bagi kemajuan umat manusia adalah kapitalisme. Namun penghalang terbesar bagi kaum buruh untuk menumbangkan kapitalisme bukanlah kapitalis itu sendiri tetapi reformisme atau sosial demokrasi yang menjangkiti gerakan – ideologi maupun personifikasi ideologi tersebut di dalam jajaran kepemimpinan buruh.
Bolshevisme, Jalan Menuju Revolusi: Bab 13. Vae Victis!
Revolusi 1905 yang megah akhirnya berhasil dipatahkan oleh rejim Tsar.
Bagaimana PKI Jatuh
Hingga 1965, semua lapisan masyarakat Indonesia termobilisasi secara politik. Politik merasuki semua aspek kehidupan. Ada sebuah situasi perjuangan kelas yang tajam pada saat itu. Insiden G30S menjungkirbalikan semua ini dan Indonesia tidak pernah sama lagi. Apa yang terjadi pada Partai Komunis Indonesia?
Kontra-revolusi 1965 dan Kehancuran Gerakan Perempuan
Gerakan perempuan revolusioner yang sudah dihancurkan oleh kontra-revolusi 1965 harus dibangun kembali, karena Sosialisme akan mustahil kalau tidak melibatkan perjuangan kaum perempuan, sebagai lapisan kelas pekerja yang paling tertindas.
30 September: Bukan Tragedi Kemanusiaan Tetapi Tragedi Kelas (Proletar)
Tragedi 1965 bukanlah tragedi kemanusiaan semata. Ia bukanlah hasil dari kekejaman buta dari satu kelompok terhadap kelompok yang lain. Ia adalah kulminasi dari pertentangan kelas yang tak terdamaikan. Ia adalah tragedi kelas proletar. Dilahirkan dari pertentangan kelas, maka ia harus diselesaikan dengan pertentangan kelas, yang penyelesaiannya hanya satu: pabrik untuk buruh, tanah untuk tani.
Malaysia Diguncang Demonstrasi, Preseden Buruk Bagi Kelas Penguasa
Ribuan demonstran kaos kuning memadati Lapangan Merdeka pada Minggu (30/8). Sambil berjalan kaki, serta membawa poster-poster besar, massa meneriakkan yel-yel anti pemerintah.
Kritik atas Tuntutan “Tolak Masuknya Tenaga Kerja Asing” Pada Aksi Buruh 1 September
Yang dibutuhkan adalah perjuangan yang berperspektif kelas dan internasionalis. Alih-alih melihat buruh Tiongkok atau ASEAN sebagai saingan, kita harus melihat mereka sebagai rekan seperjuangan. Kalau kapital atau modal saja tidak memiliki kebangsaan, maka perjuangan buruh juga harus keluar dari sekat-sekat nasional.