Ilmu pengetahuan manusia, yang sudah berumur puluhan ribu tahun, hingga kini dihinggapi dengan prasangka idealis. Para ilmuwan yang dianggap paling maju sejamannya, meskipun menganggap bahwa evolusi manusia mengalami perubahan, di akhir penelitiannya sering kali menerima hal supranatural dalam proses evolusi manusia. Adalah Darwin yang menemukan bahwa manusia adalah hasil dari perkembangan berangsur-angsur — yang juga dipenuhi dengan lompatan-lompatan — dari bangsa kera Antropoid. Perkembangan tingkat lanjut dari kerabat kera menuju manusia yang kita kenal sekarang tentu bukan hasil dari penciptaan enam-hari seperti yang dimitoskan di buku suci Alkitab, tetapi dari Survival of the Fittest dan Struggle of Existence, teori yang dikembangkan oleh Darwin.
Gagasan ini bertentangan dengan prasangka agama pada waktu itu. Teori Darwin yang menganggap manusia adalah keturunan hewan menghancurkan segala dogma-dogma idealis tentang penciptaan manusia. Teori ini mendapat sambutan yang antusias dari mereka-mereka yang memahaminya. “Manusia adalah keturunan dari kera” adalah teori yang konyol bagi mereka yang tidak memahami isi teori Darwin. Gagasan ini sampai sekarang masih sukar diterima oleh khalayak umum karena berkontradiksi dengan apa yang selama ini dipahami oleh mereka yang sudah menerima bahwa alam beserta isinya ini adalah begini adanya.
Teori evolusi bukanlah hal yang baru bagi kita. Jauh sebelum Darwin membuat kesimpulannya tentang teori evolusi, filsuf besar Hegel telah membuat ini sebagai titik pusat filsafatnya. Setelah Darwin mengungkapkan teorinya melewati buku The Origin of Species, teori ini menyambar seperti petir di siang hari dan mengagetkan jutaan orang. Sejak saat itu teori evolusi terkait erat dengan nama Darwin.
Manusia, atau yang disebut Homo Sapiens, datang dari keluarga Hominid (“Kera Besar”). Sekitar 14 juta tahun yang lalu, keluarga Hominid pertama kali muncul dan lalu dalam perjalanannya selama jutaan tahun mengalami evolusi menjadi ratusan bahkan ribuan spesies, yang mana salah satu hasil evolusi tersebut adalah manusia – yang muncul kira-kira 200 ribu tahun yang lalu. Jadi butuh waktu lebih dari 13 juta tahun evolusi untuk menciptakan manusia moderen hari ini.
Dalam perjuangan untuk hidup, manusia primitif maupun makhluk lain berhadapan langsung dengan alam. Ketika alam menyajikan makanan yang cukup, manusia primitif ini akan mendiami kawasan tersebut sampai sumber-sumber makanan mereka habis. Dan mereka harus pergi dan berpindah ketempat yang lain jika tempat yang akan mereka diami menyajikan sumber-sumber makanan baru. Kondisi inilah yang memicu migrasi kera antropoid terbesar di Afrika.
Sekitar 4 juta tahun yang lalu, karena perubahan iklim dan lingkungan, sejumlah kera Hominid (nenek moyang manusia moderen) secara bertahap mulai meninggalkan kebiasaan memanjat, memulai berjalan tegak dan membebaskan tangan mereka. Ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil Australopithecus Afarensis yang dalam analisis bentuk maupun fungsi tulang mengungkapkan bahwa bahu mereka sama dengan kera. Dalam tahap ini sebagian kera masih bergaya hidup arboreal (hidup di pepohonan). Ditemukannya fosil ini menunjukkan kera mulai meninggalkan kebiasaan memanjat dan memulai berjalan tegak. Keterbatasan makanan memicu migrasi ke tempat daerah makanan baru. Hal ini yang memicu ditinggalkannya kebiasaan memanjat.
Sebagai hukum hubungan pertumbuhan yang dikatakan oleh Darwin, makhluk hidup mengambil bentuk tubuh sesuai dengan operasi yang sering digunakan. Beruang Kutub cenderung mempunyai lemak yang lebih banyak dibandingkan dengan Beruang Madu. Ini dikarenakan kondisi geografis maupun iklim yang mereka diami berbeda. Beruang butuh lemak yang tebal karena iklim yang sangat dingin. Susunan dan bentuk-bentuk otot manusia ketika banyak melakukan aktifitas olahraga tentu akan membesar dan mengeras. Begitu pula peralihan dari kebiasaan memanjat ke berjalan tegak. Susunan bahu maupun tulang pinggul berangsur-angsur dan dalam tahap tertentu berubah fungsi sesuai dengan kebiasaan kera berjalan tegak.
Dengan ini proses pembangunan manusia moderen tidak datang dari satu jenis yang berdiri tunggal, tetapi dari adaptasi dengan sarana kehidupan yang berlangsung jutaan tahun. Baik tumbuhan maupun hewan menurunkan generasinya sesuai dengan kondisi alam. Melalui proses seleksi alam, mereka mengambil bentuk-bentuk tubuh yang sesuai dengan kondisi dan sarana kehidupan. Spesies yang beradaptasi dengan kondisi alam akan terus berubah sampai pada satu titik berubah menjadi spesies lain, yakni perubahan kuantitas menjadi perubahan kualitas. Seperti proses pembangunan manusia yang semula dari kera Hominid yang paling primitif berubah secara kualitatif menjadi manusia yang kita kenal sekarang. Dengan demikian kita mendapatkan kesimpulan bahwa proses terbentuknya spesies baru terus terbentuk dari yang lama. Tidak menegasikan yang lama tetapi mengambil bentuk-bentuk yang menguntungkan dari sisa-sisa yang lama.
Setelah membebaskan tangan dari fungsi berjalan, pembangunan manusia mulai bergerak dengan cepat. Fungsi dan bentuk jari menjadi sesuai dengan aktivitas yang mereka lakukan. Adalah kerja yang melakukan penyempurnaan lebih lanjut dari pembangunan manusia. Dengan mereproduksi alat perkakas kerja, manusia mengubah seluruh jalannya sejarah. Diperkenalkannya kerja tidak hanya mempengaruhi bentuk fisik manusia tetapi mereka mencoba menarik dan membedakan diri dari gerombolan kera-bipedal (kera-berjalan-tegak) yang lain.
Diet Makanan dan Perkembangan Otak
Salah satu perkembangan yang menarik dari evolusi manusia adalah perkembangan kognitif mereka. Dibebaskannya tangan membuat pembagian kerja anggota tubuh manusia semakin kompleks. Penggunaan tangan sebelumnya hanya digunakan oleh kera-kera untuk membangun sarang-sarang, melindungi anak-anak mereka jika terjadi serangan dari musuh dan mengumpulkan makanan. Sekarang setelah mereka berjalan tegak, fungsi tangan dapat digunakan untuk membuat alat untuk perjuangan bertahan hidup. Perjuangan bertahan hidup ini mengalami perubahan drastis seketika kera-kera bipedal sudah mengenal penggunaan alat, sebuah karakter yang lalu menjadi karakter manusia moderen dan membedakannya dari semua hewan lainnya.
Hewan berjuang dan berkompetisi dengan organ khusus alami mereka. Elang dapat berhasil menangkap mangsanya dengan mata dan sayapnya. Kelinci mengandalkan kaki dan telinga. Anjing yang mengandalkan indra penciumannya yang tajam. Penggunaan organ-organ khusus alami inilah yang digunakan oleh hewan untuk bertahan hidup.
Sekarang mari kita ajukan pertanyaan yang sama pada dunia manusia. Manusia tidak berjuang dengan organ khusus alami mereka. Tetapi melalui organ buatan, yakni melalui alat – entah itu senjata maupun alat perkakas kerja. Jika hewan melakukan penyempurnaan organ khusus alami mereka, seperti beruang kutub yang menyimpan lemak karena berada pada suhu yang dingin, manusia menggunakan pelindung pakaian untuk bertahan terhadap suhu yang dingin. Semakin keras perjuangan untuk hidup, semakin bertambah sempurnanya perjuangan alat ini. Dia yang memiliki alat yang lebih baik dapat bertahan hidup, memelihara komunitas mereka dari serangan musuh maupun menaklukan hewan-hewan buruan.
Dengan ditemukannya alat kerja ini, semakin beragam pula apa yang dikonsumsi oleh manusia, yakni dari diet serba vegetatif menjadi diet serba daging. Mencari hewan buruan menjadi aktivitas yang dilakukan selain mengumpulkan makanan vegetatif. Dengan mengkonsumsi serba daging, kera-kera bipedal membuat kemajuan sekaligus dalam penggunaan api, sehingga mereka dapat mengkonsumsi makanan yang bisa dikatakan setengah dicerna. Kemampuan membuat api pertama kali dikembangkan oleh spesies Homo Erectus — yakni nenek moyang manusia (Homo Sapiens) yang dekat — sekitar 400 ribu tahun yang lalu. Dengan kemampuan membuat api, banyak sekali makanan – vegetatif maupun daging – yang bisa dimasak dan dicerna manusia dengan jauh lebih baik.
Tidak diragukan lagi bahwa mengadopsi diet serba daging membawa peran yang unik dalam pembangunan manusia, khususnya dalam hal perkembangan otak mereka. Diet serba daging berhubungan juga dengan gen yang beroperasi di dalam otak sehingga gen berevolusi lebih cepat. Protein dan uratan gen berubah lebih cepat dari yang diharapkan. Ini dimungkinkan karena adaptasi terhadap diet makanan baru.
Jika dibandingkan dengan keluarga kera yang lain yang cenderung mengkonsumsi makanan serba vegetatif, diet serba daging mengungkapkan betapa cepatnya Myelin (Myelin adalah isolasi lemak sekitar akson koneksi otak) dalam Korteks Serebral tumbuh pada evolusi perkembangan kognitif manusia. Perkembangan Neokorteks pada manusia dapat memainkan peran penting dalam pertumbuhan koneksi yang berkontribusi terhadap kemampuan kognitif dari spesies kita. Perkembangan Myelinasi sangat penting karena menetapkan konektivitas pada bagian otak yang berkembang dan berperan sebagai fungsi kognitif tingkat tinggi. Perkembangan kognitif yang cepat membawa manusia lebih mudah menyimpulkan dan memanfaatkan apa yang ada di alam untuk keberlangsungan hidupnya.
Perbedaan organ khusus alami dan organ buatan, yakni perkakas, membuat manusia semakin membedakan dirinya dari hewan yang lain. Jika hewan bisa hidup dengan siapa yang kuat dia yang bertahan, hal ini berbeda dengan manusia. Manusia hidup secara komunitas. Pembagian kerja justru melindungi yang lemah dan membiarkan yang terkuat melaksanakan fungsi sebagai penjaga komunitas. Adanya pembagian kerja mensyaratkan adanya hubungan produksi dan organisasi sosial. Pembagian kerja ini membuat anggota masyarakat menjadi semakin dekat dan merasakan bahwa pembagian kerja secara bersama lebih menguntungkan dibandingkan dengan kerja individual. Perkembangan lebih lanjut dari pembagian kerja membawa kemajuan yang lebih tinggi dari peradaban manusia. Mula-mula manusia mengeneralisasikan alam dan kemudian menaklukannya.
Semakin dekat anggota masyarakat, semakin terencanalah proses produksi kehidupan manusia. Modifikasi pangkal tenggorokan manusia primitif ini timbul dari proses produksi. Kehidupan berkelompok memicu digunakannya bahasa yang membawa kemajuan yang pesat di dalam perencanaan proses produksi dan membantu manusia mampu menaklukan alam dengan terencana.
Dalam tahap ini perkembangan manusia berubah. Mulai dari perkembangan primitif yang hanya bergantung dengan alam dan sekarang mereka mulai merevolusionerkan alat-alat produksi. Jika hewan beradapasi menyempurnakan organ khusus alami mereka, manusia senantiasa beradaptasi dengan merevolusionerkan alat-alat produksi dan pertukaran.
Dari perkembangan alat-alat produksi inilah terciptanya hubungan-hubungan produksi. Semenjak alat produksi yang mereka gunakan terbuat dari batu, mereka secara bersama-sama berburu dan meramu untuk bertahan hidup tanpa adanya produk lebih yang dihasilkan. Segera setelah perkembangan alat-alat produksi yang moderen, semakin bertambah pula produksi yang mereka hasilkan, sehingga terciptanya produk lebih yang mampu memelihara anggota masyarakat yang terbebas dari kerja sehari-hari. Kemampuan memelihara anggota masyarakat yang hidup dari produk lebih ini mendorong perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan, yang lalu membawa perkembangan lebih maju dari kekuatan produksi. Sekarang perkembangan kekuatan produksi semakin besar dengan mesin-mesin yang canggih, manusia mampu menghasilkan produk lebih yang berlimpah, jauh melampaui apa yang dicapai oleh manusia primitif.
Manusia bekerja untuk bertahan hidup dengan alat-alat produksi ini. Seterampil apapun manusia ini tanpa alat-alat produksi, mereka tidak dapat bekerja. Tukang kayu tanpa menggunakan gergaji mereka tidak dapat dengan mudah memotong kayu. Tetapi yang kita lihat sekarang alat-alat produksi (mesin, pabrik, dsb,) dimiliki oleh segelintir manusia, memaksa manusia yang lain harus menjual tenaga kerjanya kepada si pemilik alat-alat produksi ini. Hubungan produksi kapitalisme sekarang justru menjadi belenggu terhadap kekuatan produksi. Ketika hari ini kekuatan produksi manusia ribuan kali lipat lebih besar dibandingkan manusia barbar 10 ribu tahun yang lalu, justru masyarakat kita semakin tidak mampu menjaga kesejahteraan umum seluruh rakyat.
Dalam evolusi, manusia terus beradaptasi dengan mengubah alat-alat produksi mereka dan juga relasi-relasi produksi. Perubahan relasi produksi – yakni tatanan ekonomi – adalah bentuk adaptasi manusia, bentuk evolusi manusia moderen. Ketika tatanan ekonomi hari ini telah menjadi belenggu, maka manusia akan beradaptasi dengan mengubah tatanan ekonomi ini. Dia harus beradaptasi atau dia akan mati. Dari perbudakan, ke feodalisme, ke kapitalisme. Inilah perubahan atau (r)evolusi tatanan ekonomi yang sudah kita saksikan. Evolusi manusia selanjutnya adalah adaptasi tatanan ekonomi dari kapitalisme ke sosialisme, dengan metode revolusi sosial.
Dengan jalan ini – yakni sosialisme – manusia sepenuhnya akan berkuasa atas alam dan menikmati kehidupan yang lebih baik di planet ini. Kita akan melihat hubungan produksi masa depan yang terwujud di dalam sosialisme. Perjuangan meningkatkan kekuatan produksi maupun penyempurnaan alat-alat produksi tidak berhenti pada titik ini. Tidak seperti di dalam kapitalisme yang membatasi setiap ilmu pengetahuan untuk masa depan manusia, karena dalam sistem kapitalisme siapa yang mempunyai modal dia yang dapat menikmati ilmu pengetahuan. Sosialisme akan mengarah pada kekuatan produksi yang besar. Kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi akan dihapus. Tidak ada nasib kehidupan dipegang oleh segelintir orang. Alat produksi akan menjadi milik seluruh masyarakat, digunakan dan dikembangkan secara terencana dan sangat demokratis, yang membuat seluruh masyarakat ikut ambil bagian didalamnya.
Dihapuskannya kelas-kelas di dalam masyarakat akan mengarah pada pembentukan kekuatan produksi terbesar sepanjang sejarah peradaban. Pertarungan dan kompetisi sesama manusia akan berhenti seiring runtuhnya kapitalisme. Dengan kekuatan produksi yang besar dan terencana membuat jam kerja semakin pendek membuat manusia bebas mempelajari ilmu pengetahuan dengan segala kelimpahan barang kebutuhan. Karena perkembangan teknik dan ilmu pengetahuan, hal ini tidak bisa dinamakan perjuangan. Alam tunduk pada manusia seiring naiknya manusia dari dunia hewan. Perjuangan untuk kehidupan dengan menggunakan organ buatan akan berhenti. Di bawah sosialisme babak peradaban baru manusia akan dimulai.