Pada tanggal 29 Juni, Kerensky, pemimpin Pemerintahan Provisional, mengumumkan kepada angkatan darat dan angkatan laut untuk memulai serangan baru. Kaum Bolshevik telah menjelaskan kepada Konggres Soviet-Soviet, di dalam satu deklarasi yang ditulis oleh Trotsky, pada tanggal 4 Juni, bahwa “serangan tersebut merupakan sebuah petualangan yang mengancam eksistensi tentara”. Seperti yang dijelaskan oleh Trotsky dalam “My Life”, tidak akan ada pidato-pidato yang mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh tentara.
Ketika serangan tersebut mengalami kekalahan yang tidak terelakkan, kaum Bolshevik disalahkan dan diburu dengan kejam. Tetapi pada saat yang sama, kepercayaan massa terhadap Pemerintahan Provisional ini menurun drastis.
Pada tahap ini, kesadaran politik para tentara dan para pekerja di Petrograd sangatlah lebih maju daripada seluruh Rusia, bahkan agak terlalu maju. Lenin dan Trotsky tahu benar tentang hal ini dan mencoba mengembangkan kekuatan dari tendensi-tendensi radikal diantara para pekerja, tentara, dan pelaut, pada saat yang sama mengumandangkan slogan “All power to the Soviets” (Semua Kekuasaan kepada Soviet!) yang akan mengekspresikan proses radikalisasi tersebut.
Pada tanggal 21 Juni, suatu pemogokan berkobar diantara para pekerja ahli di sebuah pabrik raksasa, Putilov. Pemogokan ini timbul dari perjuangan demi kenaikan upah pada saat periode kekurangan bahan makanan dan inflasi. Menghadapi keadaan politik yang ada pada saat itu, sebuah perjuangan ekonomi dalam skala kecil tidak akan berhasil dan pemimpin Bolshevik serta komite-komite pabrik menasehati para pekerja untuk menahan diri. Tetapi dalam beberapa hari, menjadi jelas bahwa ada gejolak massal di seluruh kota. Kemarahan ini ditujukan kepada pemerintah. Seperti yang dilaporkan oleh Serikat Buruh Brigade Lokomotif yang mengatakan kepada pemerintah, “Untuk terakhir kalinya kami beritahukan: kesabaran ada batasnya; kami benar-benar tidak dapat hidup dalam kondisi seperti ini…”
Distrik Vyborg
Pada saat yang sama, beberapa laporan telah sampai ke ibukota mengenai pembubaran seluruh resimen tentara yang tidak patuh. Ada gejolak diantara para tentara yang berada di ibukota. Resimen di distrik Vyborg secara terus-menerus berada dibawah pengaruh kelas pekerja, terutama para pekerja perempuan. Seperti yang dijelaskan oleh Krupskaya, istri Lenin, “Yang pertama kali melaksanakan propaganda Bolshevik kepada para tentara adalah para penjual bibit bunga matahari, kvas (minuman ringan Rusia), dsb. Banyak dari mereka adalah isteri dari para tentara”. Trotsky menggambarkan proses ini seperti “disirami oleh sumber air panas kaum proletar secara terus-menerus.”
Tekanan diantara para tentara sangat besar, masalah mereka sangattlah mendesak dan mereka kurang paham akan situasi politik. Sebagaimana yang Trotsky jelaskan dalam “Sejarah Revolusi Rusia”, mereka mempunyai tendensi untuk terlalu percaya dengan kekuatan senjata.
Pertemuan demi pertemuan dari resimen-resimen menghendaki aksi final melawan pemerintah, delegasi-delegasi datang dari pabrik-pabrik mendesak tentara untuk turun ke jalan, dan Resimen Senapan Mesin, yang menghadapi ancaman pengiriman 500 kru senapan mesin ke garis depan, mengirim delegasinya ke resimen-resimen yang lain, menyerukan kepada mereka untuk bangkit menentang perang yang tetap berlanjut.
Di bawah kondisi ini, Komite Sentral Bolshevik, seringkali terpaksa mengirim beberapa delegasi ke para pekerja dan tentara, menyerukan kepada mereka untuk menahan diri, karena kekawatiran kalau-kalau suatu kebangkitan yang prematur dapat dipatahkan dengan konsekuensi yang sangat besar. Seksi-seksi dari militer dan pekerja mulai mengembangkan struktur informal baru, di bawah soviet-soviet, ini menunjukkan ketidaksabaran mereka, tetapi juga sekaligus suatu peringatan terhadap kaum Bolshevik bahwa otoritas politik mereka ada batasnya, bahkan diantara lapisan-lapisan yang paling maju pun.
Kaum Bolshevik Vyborg mengeluh bahwa mereka harus “memainkan peran sebagai pemadam api”. Akhirnya Bolshevik tidak dapat menahan gelombang kemarahan para pekerja dan tentara dan pada tanggal 3 Juli, ribuan pekerja, tentara dan pelaut tumpah ruah ke jalan, siap bertempur, seksi-seksi dari pekerja dengan mobil-mobil lengkap dengan senapan mesin dan meriam, yang diberikan oleh para tentara.
Pada jam tujuh, aktivitas industrial ibukota sudah berhenti total. Buruh pabrik demi pabrik keluar, berbaris dan mempersenjatai detasemen Garda Merahnya. “Di tengah-tengah massa buruh yang tak terhitung jumlahnya,” ingat seroang pekerja Vyborg, Meletev, “ratusan Garda Merah muda sedang bekerja keras mengumpulkan senapan-senapan mereka. Yang lainnya mengisi peluru ke dalam kotak peluru, mengencangkan ikat pinggang, mengikatkannya pada ransel-ransel atau pada kotak-kotak peluru, menyetel bayonet-bayonet mereka. Dan para pekerja yang tidak punya senjata membantu Garda Merah mempersiapkannya…” Samsonevsky Prospect, arteri utama wilayah Vyborg, dipenuhi oleh massa. Di kiri kanannya berdiri barisan-barisan buruh yang ketat. Di tengah-tengah barisan Prospect, berbarislah Resimen Senapan Mesin yang merupakan tulang punggung arak-arakan ini. Di bagian depan tiap-tiap detasemen terdapat sebuah mobil truk dengan senapan mesin Maxim. Barisan buruh berada di belakang barisan resimen Senjata Mesin. Detasemen dari resimen Moskow bertugas melindungi garis belakang barisan demonstrasi ini. Setiap detasemen membentangkan sebuah spanduk “All Power to the Soviets!” (Trotsky, The History of the Russian Revolution Vol. 2. Chapter 1).
Gerakan ini adalah gerakan yang spontan yang dipicu oleh kondisi yang dihadapi oleh para tentara dan para pekerja, tetapi gerakan ini tidak memiliki tujuan atau strategi yang jelas. Dengan memperhitungkan mood kelas buruh, Komite Sentral Bolshevik, Komite Partai di Petrograd dan Komite Revolusioner Militer Soviet Petrograd yang didominasi oleh Bolshevik akhirnya setuju untuk ambil bagian dalam demonstrasi ini, untuk “memberikannya suatu ekspresi yang terorganisir”. Kaum Bolshevik mencoba secara efektif untuk mencegah supaya gerakan ini tidak terhancurkan saat ia mengalami kemunduran yang tidak terelakkan karena kurangnya fokus. Pada saat yang sama, sangatlah perlu untuk mengambil kepemimpinan di dalam situasi seperti ini, bersama-sama dengan para pekerja. Bila kaum Bolshevik berdiam diri saja, ini akan menghancurkan otoritas kaum Bolshevik diantara lapisan yang paling maju.
Gerakan dari Bawah
Arak-arakan demonstrasi menjejali istana Tauride, dimana Eksekutif Sentral Soviet bermarkas. Mengapa? Para pekerja dan para tentara sudah jemu akan ketidaktegasan para pemimpin partai-partai reformis ini, Menshevik dan Sosial Revolusioner. Seperti gerakan bulan Februari yang menggulingkan pemerintahan Tsar, gerakan ini datang dari bawah, bangkit dari kebuntuan yang dihadapi oleh Pemerintahan Provisional dan para pemimpin reformis ini. Para pemimpin reformis ini tercengang, dan kaum Bolshevik tetap mencoba mengendalikan massa dengan segala upaya. Satu kejadian di bawah ini menggambarkannya dengan sangat jelas.
Di halaman depan istana, sekelompok orang yang mencurigakan, yang sebelumnya menjauh dari kerumunan, menangkap Chernov, menteri pertanian, dan membawanya ke dalam sebuah mobil. Kerumunan massa melihatnya dengan acuh tak acuh; tidak ada simpati dari mereka terhadapnya. Berita mengenai penangkapan Chernov dan mengenai bahaya yang mengancamnya mencapai istana Tauride. Kaum populis (SRS) memutuskan untuk menggunakan kendaraan lapis baja bersenapan mesin untuk menyelamatkan pemimpin mereka. Kehilangan popularitas membuat mereka gelisah; mereka ingin menunjukkan ketegasan. Saya memutuskan untuk mencoba pergi bersama dengan Chernov di dalam mobil, menjauh dari kerumunan, agar supaya saya bisa melepaskannya kemudian. Tetapi, seorang Bolshevik, Raskolnikov, letnan Angkatan laut Baltik, yang telah membawa para pelaut Kronstadt ke demonstrasi ini, dengan bersemangat menuntut untuk melepaskan Chernov seketika itu juga, guna menghindari anggapan masyarakat bahwa dia telah ditangkap oleh orang-orang Kronstadt. Saya memutuskan untuk mencoba menuruti keinginan Raskolnikov. Saya akan membiarkan dia menjelaskan situasi saat itu.
“Sulit untuk mengatakan berapa lama pergolakan massa akan terus berlangsung,” kata Letnan yang impulsif ini di dalam memoarnya, “kecuali dengan intervensi Kamerad Trosky. Dia meloncat ke muka mobil tersebut, dengan penuh semangat melambaikan tangannya, seperti seorang yang telah jemu menunggu, memberikan isyarat kepada massa untuk diam sejenak. Dengan serta merta semuanya tenang, dan menjadi hening. Dengan suara yang tegas, jelas dan lantang, Lev Davydovich membuat pidato pendek, yang diakhiri dengan ‘angkat tanganmu bila kamu setuju dengan kekerasan terhadap Chernov’ Tak seorang pun membuka mulutnya.” lanjut Raskonikov, “tak ada satu oraungpun yang protes. ‘Chernoz, anda bebas,‘ kata Trotsky, sambil berbalik ke arah menteri pertanian itu dan dengan melambaikan tangannya, mempersilahkannya meninggalkan mobil. Chernov terlihat seperti setengah mati dan setengah hidup. Saya menolongnya keluar dari mobil, dia kehabisan tenaga, wajahnya tanpa ekspresi dan kosong, jalannya sempoyongan, dia menaiki tangga dan masuk ke ruang depan istana. Puas dengan kemenangan ini, Lev Davydovich berjalan menuju ruang depan istana bersama dengan Chernov.
Jika kita mengabaikan betapa menyedihkannya Chernov, kejadian tersebut digambarkan dengan benar. Ini tidak mencegah pernyataan dari pers bahwa saya menangkap Chernov untuk menghukum mati dia. Dengan rasa malu, Chernov diam seribu bahasa; bagaimana mungkin seorang menteri “rakyat” mengakui bahwa dia berhutang budi, bukan kepada popularitasnya, tetapi kepada intervensi kaum Bolshevik yang menyelamatkan kepalanya? (Trotsky, My Life, Chapter 26).
Pada jam 7 malam sekelompok orang bersenjata dan para pekerja Putilov yang marah menyerbu masuk untuk menemui para pemimpin soviet yang ketakutan. Seorang pekerja melompat ke podium dan berteriak pada para deputi:
“Kamerad! Berapa lama kami, para pekerja, harus menerima pengkhianatan ini? Kalian semua disini bercengkerama dan membuat persekutuan dengan para borjuis dan para tuan tanah… Kalian semua sibuk mengkhianati kelas pekerja. Ketahui-lah bahwa kelas pekerja tidak akan menerima ini begitu saja! Kami berjumlah 30,000, semua kesini dari Putilov. Kami akan mendapatkan apa yang kami inginkan. Semua kekuasaan kepada Soviet! Kami menggengam erat senjata kami! Kerensky-Kerensky dan Tsereteli-Tereteli kalian tidak akan mengelabuhi kami!” (dari The Essential Trotsky)
Terpaksa bernegosiasi, para pemimpin Soviet membeli waktu bagi Kerensky guna mencari pasukan tentara yang masih setia terhadap Pemerintahan Provisional. Tetapi segera setelah para prajurit setia tersebut muncul, para pemimpin reformis ini membuka topeng wajah demokratis mereka. Partai Bolshevik dinyatakan sebagai “partai kontra-revolusi” yang telah mencoba melakukan pemberontakan bersenjata. Pasukan Cossack dan polisi menembaki para demonstran, ada ratusan yang terbunuh dan menyebabkan terjadinya kepanikan.
Reaksi kelas menengah menampilkan wajahnya setelah para tentara yang memberontak dilucuti. Para pekerja dipukuli dan dibunuh oleh preman-preman yang berbaju mewah. Pravda, surat kabar Bolshevik, diberedel, mesin-mesin cetaknya dirusak dan para tentara yang memberontak dikirim ke garis depan sebagai umpan meriam.
Peristiwa-peristiwa pada minggu pertama bulan Juli menunjukkan kelemahan dari para pemimpin reformis di Petrograd, tetapi mereka juga mengindikasikan seberapa jauh Petrograd berada di depan propinsi-propinsi lain. Para pemimpin reformis masih memiliki dukungan besar di dalam negeri secara keseluruhan, persis seperti yang dipercayai oleh para pemimpin Bolshevik. Peristiwa Juli ini juga menunjukkan mood yang berbeda-beda di antara lapisan-lapisan prajurit di Petrograd. Banyak unit-unit yang berdiri di satu sisi dari gerakan, tetapi yang terpenting, tak satupun datang membela Kerensky atau para pemimpin Soviet reformis.
Reaksi
Kaum reaksioner bergerak dengan cepat, para menteri Cadet meninggalkan pemerintah Koalisi dan kaum Borjuis menyerukan kepada menteri-menteri reformis untuk memutuskan hubungan mereka dengan Soviet. Surat kabar sayap kanan meraung-raung menuntut darah kaum Bolshevik, meluaskan propaganda anti-Yahudi, dan menuduh Lenin sebagai mata-mata Jerman. Bahkan para pemimpin SR dan Menshevik bergabung dengan mereka, meminta Lenin untuk menyerahkan diri. Meskipun mereka tahu benar bahwa tuduhan-tuduhan terhadap Lenin tersebut samasekali tidak benar.
Lenin pergi bersembunyi setelah dibujuk oleh para pemimpin Bolsherik yang lain untuk tidak menyerahkan diri, yang akan berarti bunuh diri. Walaupun begitu, dia setuju bahwa dia akan menyerahkan dirinya jika surat penangkapannya ditandatangani oleh Eksekutif Sentral Soviet. Tidak ada gunanya mengatakan bahwa ini merupakan tindakan yang terlalu jauh bahkan bagi kaum refomis sekalipun.
Bagi kaum borjuis, pendulum ini belum mengayun cukup jauh ke kanan. Pada sebuah pertemuan komite provisional Duma, kaum reaksioner membabi buta; Maslenikov menyerukan pengakhiran Dwi Kuasa, peran dari soviet-soviet dan bahkan: “jika seribu, dua ribu, mungkin lima ribu bajingan yang ada di garis depan, dan beberapa lusin lagi yang ada di belakang, bisa dienyahkan, kita tidak akan menderita suatu aib yang sungguh memalukan.”(Alexander Rabinowitch, The Bolshevik Come to Power : The Revolution of 1917 in Petrograd ).
Dalam usahanya untuk memulihkan keadaan, kaum reaksioner secara terus menerus menghendaki dikembalikannya hukuman mati. Mereka melakukan ini untuk memulihkan keadaan dalam masyarakat, tetapi secara fundamental untuk memulihkan keadaan di dalam angkatan bersenjata, yaitu “kumpulan orang-orang bersenjata” yang dibutuhkan untuk mempertahankan pemerintah dan seluruh aparatus negara. Hanya berdasarkan ini kaum reaksioner dapat menghancurkan Dwi Kuasa dan kelas pekerja.
Setiap kali gerakan rakyat mengambil langkah mundur, kaum reaksioner mengambil sebuah langkah maju. Kaum reaksioner semakin bertambah berani dan para pekerja di Petrograd merasa semakin terisolasi dan lemah.
Perspektif Lenin
Dengan dikeluarkannya surat perintah penangkapan bagi Lenin, Kamenev, Zinoviev dan dengan terpukul kebelakangnya gerakan rakyat, Lenin pertama kali berpendapat bahwa kaum reaksioner telah meraih kemenangan mutlak. Dia bahkan mempertimbangkan pada satu tahap bahwa Bolshevik akan beroperasi di bawah tanah “untuk waktu yang lama.” Trotsky, yang sedang dalam proses mencoba membawa organisasinya, Mezhrayontsi (Organisasi Inter Distrik) ke dalam Bolshevik, membuat pernyataan solidaritas terhadap Bolshevik yang dibuat secara sangat publik dan sebagai akibatnya, dia langsung ditangkap.
Beberapa minggu berlalu sebelum situasi berubah. Lenin merasa bahwa sebuah kesempatan untuk suatu transformasi masyarakat secara damai telah lewat dan bahwa kaum Bolshevik perlu mempersiapkan kemungkinan perang sipil. Untuk sesaat, dia berpendapat bahwa soviet-soviet telah kehilangan nilainya sebagai organ perjuangan, karena kepemimpinan soviet telah menyebrang ke kubu kontra-revolusi. Dia bahkan ingin mengganti slogan “Semua Kekuasaan kepada Soviet” menjadi “Semua kekuasaan kepada komite pabrik,” dan bahwa partai Bolshevik harus mempersiapkan pemberontakan berdasarkan ini.
Bahkan di dalam situasi ini, Lenin melihat ke depan dan mempersiapkan sebuah pemberontakan, berdasarkan pada pemahaman bahwa tidak ada dasar bagi kaum reaksioner untuk mengkonsolidasikan kekuatan di dalam kondisi seperti sekarang ini. Tetapi, reaksi setelah peristiwa Juli secara dramatis mempengaruhi keseimbangan kekuatan di dalam kelas pekerja. Para pemimpin reformis duduk di bangku kepemimpinan soviet-soviet dengan sangat kuatir, dan pada saat yang sama secara efektif menyokong kontra-revolusi dan mempersiapkan kondisi bagi perang sipil.
Bolshevik mulai pulih. Kekuatan kontra-revolusi ternyata lebih lemah dari yang diperkirakan oleh Lenin. Kebijakan Kerensky sangat tidak popular, khususnya bagi para tentara yang ada di garis depan dimana para tentara hanya ingin pulang ke rumah. Suatu usaha untuk memperkenalkan kembali disiplin tsaris kepada tentara mandeg pada para perwira, yang sudah dipaksa untuk diam pada bulan-bulan setelah Februari.
Para pemimpin Menshevik dan SR mulai kehilangan kendali mereka terhadap para pekerja dan tendensi-tendensi kiri; kaum internasionalis Menshevik, Mezhrayontsi dan Bolshevik, mulai membangun pengaruh di Soviet-soviet. Pada akhirnya, dimana lagi para pekerja bisa pergi selain ke organisasi massa mereka sendiri?
Seiring dengan terbangunnya kembali partai Bolshevik, menjadi jelas bahwa represi sebelumnya tidak menghancurkan partai Bolshevik. Sebaliknya, partai Bolshevik mulai berkembang lagi. Pada Kongres keenam, Trotsky membawa Mezhrayontsi ke dalam Bolshevik dan ia dipilih sebagai anggota Komite Sentral dengan dukungan penuh dari Lenin. Hari-hari masihlah sangat sulit, kantor-kantor dan dokumen-dokumen yang dihancurkan oleh kaum reaksioner mengakibatkan disorganisasi sementara. Pravda hanya dapat memulai kembali publikasinya pada awal bulan Agustus.
Lenin mencoba mempersiapkan Komite Sentral untuk menghadapi kondisi politik yang baru ini dan perlunya mempersiapkan pemberontakan bersenjata. Dari 15 anggota Komite Sentral yang hadir, 10 suara menolak analisanya. Merasa kawatir terhadap sikap Komite Sentral yang kurang tegas, esok harinya Lenin mengatakan: “Rakyat harus tahu apa yang yang sebenarnya terjadi sekarang – mereka harus tahu siapa yang sebenarnya memegang kendali negara”…” Kekuasaan berada di tangan segelintir tentara Cavaignacs (Kerensky, beberapa jenderal, para perwira, dll), yang didukung oleh kelas borjuis yang dipimpin oleh partai Cadet, dan oleh seluruh kaum monarki, yang beraksi lewat selebaran-selebaran milik Black Hundreds”.
Kornilov
Cavaignac, seorang Menteri Perang Perancis dalam Pemerintahan Provisional setelah revolusi Februari tahun 1848, memimpin aksi penindasan terhadap para pekerja Paris pada bulan Juli. Seperti yang diramalkan oleh Lenin, kekuatan kontra-revolusi sekarang mencari solusinya melalui Jenderal Kornilov.
Kornilov yang dikenal memiliki hati singa tetapi berotak kambing, merefleksikan seberapa jauh ke kanan pendulum politik telah berayun. Bersikeras menerapkan hukuman mati dan menembaki para serdadu pembelot, dia juga memaksa Kerensky untuk melarang segala macam pertemuan di garis depan perang. Ini, bersama-sama dengan pembubaran unit-unit revolusioner dan usaha mengakhiri kekuatan komite-komite tentara, merupakan resep untuk memulihkan “orde” borjuis di garis depan. Memberlakukan hukuman mati, hokum darurat militer dan larangan mogok dengan ancaman hukuman mati, adalah program dari kontra-revolusi.
Meskipun Kerensky bahagia dengan hal ini, dia juga sadar mengenai posisinya dan curiga terhadap rencana jangka panjang Kornilov. Partai Cadet, seksi-seksi dari para perwira dan kaum borjuis sedang mempersiapkan kudeta yang akan menghabisi Pemerintahan Provisional.
Sikap Korrnilov menjadi ambigu terhadap Kerensky, kemudian provokatif, dan pada tanggal 24 Agustus dia, secara formal, mendeklarasikan perang terhadap Pemerintahan Provisional. Memerintahkan pasukannya untuk memasuki Petrograd, dia menyombongkan mengenai bagaimana ia akan menghabisi revolusi. Kerensky dan kaum Menshevik sadar bahwa mereka tidak akan bisa mengalahkan kekuatan reaksioner ini tanpa Bolshevik. Sama seperti halnya dengan peristiwa Juli dimana mereka tidak akan bisa mengalahkan Bolshevik tanpa para jenderal.
Pemerintah mempersenjatai Garda Merah dan bahkan mendatangi pelaut-pelaut Kronstadt. Pelaut-pelaut Kronstadt ini mengirimkan delegasinya untuk mengunjungi Trotsky dalam sel penjaranya guna meminta nasehatnya. Haruskah mereka mendukung Kerensky melawan Kornilov, atau melawan keduanya? Trotsky menasehati mereka untuk sementara membantu Kerensky melawan Kornilov. Pada saat yang sama, Lenin menyerukan bahwa Bolshevik harus menggunakan Kerensky sebagai “penahan senapan” untuk melawan Kornilov.
Front Persatuan
Ini adalah front persatuan, sebuah gerakan dimana tendensi-tendensi politik yang berbeda dapat berbaris secara terpisah tetapi bersama-bersama berjuang melawan musuh yang sama. Kaum Bolshevik menawarkan kepada kaum buruh Menshevik dan SR suatu front persatuan. Mereka mempertahankan sebuah posisi independen melawan Kornilov, tetapi tidak memberikan dukungan kepada Pemerintahan Provisional. Dalam proses ini mereka membeberkan kelemahan para pemimpin reformis dan pemerintah. Tetapi juga berdampingan dengan kaum buruh Menshevik dan SR, mereka mendemonstrasikan bahwa hanya Bolshevik yang mampu, secara efektif, melawan kontra-revolusi.
Bolshevik memobilisasi para pekerja melawan Kornilov dengan menggunakan metode-metode revolusioner. Kaum reaksioner dengan cepat langsung terhenti langkahnya. Para pekerja rel kereta api menyabotase kereta api. Pasukan-pasukan Kornilov didekati oleh para agitator dan bahkan “Savage Division“, sebuah pasukan gerak cepat yang terdiri dari suku-suku perang disapa dengan bahasa mereka sendiri oleh kaum Muslim Caucasian. Para perwira yang memberontak diisolasi dan ditundukkan. Pemberontakan Kornilov jatuh dibawah tekanan revolusi. Banyak perwira ditangkap oleh tentara mereka sendiri dan perwira yang paling dibenci langsung ditembak.
Bulan Juli dan Agustus mendemonstrasikan bahwa revolusi merupakan suatu hal yang kompleks, suatu proses yang saling berhubungan antara kekuatan-kekuatan yang ada dalam masyarakat. Ia mengilustrasikan kesiapan tempur kelas pekerja dan tentara, tetapi ia juga mendemonstrasikan perlunya strategi dan taktik revolusioner. Tetapi yang paling penting, ia mendemonstrasikan peran Partai Bolshevik. Tanpa Partai Bolshevik, peristiwa Juli dapat menjadi sebuah kekalahan yang lebih telak. Kaum reaksioner dapat menjadi lebih kuat. Dalam realitasnya, peristiwa-peristiwa setelah hari-hari Juli menggambarkan kelemahan kaum reaksioner dan peran dari kelompok reformis.
Pemberontakan Kornilov memberikan suatu dorongan yang kuat bagi revolusi dan memperjelas keadaan politik di dalam pikiran para pekerja. Sekarang, perjuangan kelas buruh guna mengambil alih kekuasaan negara menjadi hal yang utama.