Diakui atau tidak, Revolusi Oktober 1917 merupakan peristiwa besar yang masih menempati garis depan dalam sejarah perubahan. Meskipun Komune Paris 1871 dikenal sebagai periode paling awal dari heroisme buruh modern, namun, hanya pada Revolusi Oktoberlah untuk pertama kalinya kaum buruh (didukung oleh kaum tani) mampu merebut kepemimpinan politik dan mengambil alih kekuasaan dari rejim lama ke tangan mereka sendiri; mereka juga mampu menyingkirkan peran despotik kaum kapitalis dan para tuan tanah, memberikan harapan kepada jutaan umat manusia yang tertindas untuk memperoleh kebebasan, dan berhasil mendirikan negara buruh yang pertama di dunia: Uni Soviet.
Ketika berbicara mengenai revolusi, bahasa-bahasa metaforis seperti ini seringkali muncul: “letusan gunung berapi,” “kelahiran masyarakat baru,” “titik didih,” dll. Dalam metafora sederhana ini tersembunyi hukum dialektika – yaitu, logika evolusi. Tetapi revolusi, secara keseluruhan, tidaklah sama dengan evolusi. Ini merupakan titik kritis ketika kuantitas yang terakumulasi berubah dengan ledakan dahsyat menjadi kualitas. Fisika telah mengajarkan bahwa stabilitas suhu bisa berhenti dengan tiba-tiba. Hal ini juga bisa terjadi dalam gerak masyarakat. Meskipun sejarah masyarakat tidak bisa dipahami sebagai benda, namun secara prinsip sama, bahwa dalam periode tertentu dalam sejarah, karena hasil dari suatu akumulasi, terjadi ledakan dahsyat yang meluluhlantakkan tatanan lama.
Pada tahun 1917, Rusia tengah melewati krisis sosial yang paling besar. Meskipun, semua orang akan mengatakan dengan berani, berdasar pada catatan sejarah, bahwa jika tidak ada Partai Bolshevik, energi revolusioner dari massa yang beragam akan dihabiskan sia-sia dengan ledakan sporadis, dan pergolakan besar akan berakhir di tangan kediktatoran kontra-revolusioner. Perjuangan kelas adalah penggerak utama sejarah. Perlu adanya program yang benar, sebuah partai yang kuat, kepemimpinan yang berani dan dapat dipercaya – bukan seorang pahlawan yang terpampang dalam ruang lukisan dan bukan pula kaum parlementer, tetapi kaum revolusioner, yang siap untuk berjuang hingga ke garis akhir. Inilah pelajaran utama dari revolusi Oktober.
Dalam tulisan ini, tentu, saya tidak sedang menulis deskripsi kosong mengenai sebuah revolusi, atau menulis cerita fiktif dengan konten yang heroik dan revolusioner. Tetapi tulisan ini akan bercerita tentang fakta-fakta historis dari sebuah periode sejarah, sebuah periode yang banyak dibicarakan – di banyak tempat dan di banyak masa – oleh banyak orang, yakni kesuksesan Revolusi Oktober 1917 sekaligus keruntuhannya. Dengan mengambil dari sumber-sumber yang tidak diragukan lagi kebenarannya seperti Trotsky, Lenin, Ted Grant, Alan Woods, dan dari beberapa sejarawan, saya, di sini, akan menunjukkan secara obyektif capaian besar dari Revolusi Oktober 1917, yang berhasil mendirikan rejim demokrasi buruh, Uni Soviet, dan sebab-sebab keruntuhannya. Dalam tulisan yang saya rencanakan berkala ini, kita juga bisa melihat bagaimana Stalin telah melakukan pelanggaran prinsip secara terus menerus dengan menciptakan kekuasaan individu dan meruntuhkan kesatuan kelompok yang demokratis, membangun birokrasi otoriter, melakukan pelanggaran hukum berat, membuat stagnasi, dan, pada tahap puncaknya, meluluhlantakkan Revolusi Oktober dan menghancurkan negara buruh Uni Soviet. Oleh sebab itu, tulisan ini akan mengambil fokus kajian pada sejarah keberhasilan Revolusi Oktober dan sebab-sebab keruntuhan Uni Soviet.
Dalam menghargai capaian besar dari Revolusi Oktober, yang telah menghasilkan negara besar Uni Soviet, dengan ekonomi sosialis yang terencana, dan untuk mewujudkannya kembali di masa mendatang dengan revolusi buruh yang lebih massif, tidak bisa dengan pengetahuan yang sepenggal. Untuk menghargai sepenuhnya capaian dari Revolusi Oktober ini, kata Ted Grant, perlu memahami pula titik keberangkatannya. Karena dalam hasrat banyak orang yang ingin mendiskreditkan ide-ide sosialisme, yakni para pejuang “pasar bebas”, telah melupakan beberapa detail penting. Pada tahun 1917, Rusia di bawah Tsar, fakta kesejarahannya, jauh lebih terbelakang dari India hari ini. Rusia jauh tertinggal dengan Barat. Ini adalah tanah barbar dengan bajak kayu abad pertengahan, yang digunakan oleh kaum tani yang hanya mendapatkan emansipasi perbudakan dua generasi sebelumnya. Rusia telah dikuasai oleh despotisme Tsar selama berabad-abad. Kelas pekerja industri adalah minoritas kecil – kurang dari empat juta dari total populasi sekitar 150 juta jiwa. Tujuh puluh persen dari populasi tidak bisa membaca dan menulis. Kapitalisme Rusia sangat lemah dan bertumpu pada kruk modal asing: Prancis, Inggris, Jerman, Belgia dan kekuatan Barat lainnya mengontrol 90 persen tambang Rusia, 50 persen pada industri kimia, lebih dari 40 persen pada permesinan, dan 42 persen pada saham perbankan. Revolusi Oktober berusaha untuk mengubah semua ini, menunjukkan jalan ke depan bagi kaum pekerja di mana-mana dan menyiapkan jalan untuk revolusi sosialis dunia. Meskipun ada banyak masalah besar dan kendala-kendala, ekonomi terencana merevolusi kekuatan-kekuatan produktif di Uni Soviet dan meletakkan dasar bagi ekonomi modern.
Pada tahun 1936, Trotsky menulis bahwa tugas pokok dari rezim Soviet terletak pada intensitas dan kesuksesan perjuangannya melawan seribu tahun keterbelakangan. Rejim Soviet sedang melangkah melalui tahap persiapan, mengimpor, meminjam dan merebut pencapaian teknik dan budaya dari Barat. Sejak saat itu, perekonomian Soviet melompat cepat. Dalam kurun waktu 50 tahun, dari tahun 1913 (puncak produksi sebelum perang) sampai 1963, meskipun melewati dua perang dunia, intervensi asing dan perang sipil, serta bencana-bencana lainnya, total output industri meningkat lebih dari 52 kali. Terkait dengan angka ini Amerika Serikat meningkat kurang dari enam kali, sedangkan Inggris berjuang mati-matian untuk melipatgandakan outputnya. Dengan kata lain, dalam beberapa dekade saja, di atas dasar ekonomi yang dinasionalisasi, Uni Soviet berubah dari ekonomi pertanian terbelakang menjadi negara yang paling kuat kedua di muka bumi, dengan berbasis industri besar, tingkat budaya yang tinggi dan jumlah ilmuwan yang lebih banyak jika dibanding dengan Amerika Serikat dan Jepang.
Dari sudut pandang Marxis, fungsi dari teknik ini adalah untuk menghemat tenaga manusia. Dalam periode 50 tahun, dari tahun 1913 sampai tahun 1963, pertumbuhan produktifitas tenaga kerja di sektor industri, sebuah indeks kunci pembangunan ekonomi, naik hingga 73 persen di Inggris dan 332 persen di Amerika Serikat. Dalam periode yang sama, di Uni Soviet, produktivitas tenaga kerja meningkat hingga 1310 persen, meskipun berawal dari basis yang sangat rendah. Periode kemajuan ekonomi yang luar biasa di Rusia ini sebagian besar bersamaan dengan masa-masa krisis atau stagnasi dalam ekonomi kapitalis Barat.
Lompatan pesat industri Uni Soviet di tahun 1930-an terjadi bersamaan dengan kemerosotan dan depresi hebat di dunia kapitalis, disertai dengan pengangguran massif dan kemiskinan kronis. Antara tahun 1929 sampai tahun 1933 produksi industri Amerika turun hingga 48,7 persen. Riset Nasional Amerika memperkirakan jumlah pengangguran bulan Maret 1933 adalah 17.920.000. Di Jerman terdapat lebih dari enam juta penganggur. Perbandingan ini saja sudah menunjukkan grafik keunggulan bagi ekonomi terencana atas produksi kapitalis yang bergerak secara anarkis.
Di Uni Soviet, dari populasi yang tumbuh sebesar 15 persen, peningkatan jumlah para teknisinya tumbuh sebesar 55 kali; jumlah peserta dalam pendidikan formal meningkat lebih dari enam kali; jumlah buku yang diterbitkan mencapai 13 kali; tempat tidur rumah sakit hampir sepuluh kali; jumlah peserta didik di bangku taman kanak-kanak mencapai 1.385 kali. Jumlah dokter per 100.000 orang adalah 205, jauh jika dibandingkan dengan Italia dan Austria yang mencapai 170, Amerika Serikat 150, Jerman Barat 144, Inggris, Perancis dan Belanda 110, dan Swedia 101. Harapan hidup lebih dari dua kali lipat dan kematian bayi menurun sembilan kali. Antara tahun 1955 sampai tahun 1959 ruang perumahan perkotaan meningkat lebih dari dua kali lipat, sementara ruang privat luasnya meningkat lebih dari tiga kali lipat. Pada tahun 1970, jumlah dokter telah meningkat dari 135.000 menjadi 484.000 dan jumlah tempat tidur rumah sakit dari 791.000 menjadi 2.224.000.
Meskipun sebuah pukulan keras pernah menimpa sektor pertanian karena kolektivisasi paksa dari Stalin di awal tahun 1930-an, di mana sektor pertanian memang tidak pernah sepenuhnya mencapai keberhasilan, namun berbagai kemajuan yang telah diciptakan, memungkinkan Rusia mampu untuk memberi cukup makan bagi populasinya. Kemajuan ekonomi tersebut, dalam waktu sesingkat itu, tidak memiliki padanan di mana pun. Jumlah tanah pertanian meningkat hanya dalam waktu tiga tahun, antara tahun 1953 dan 1956, secara mengejutkan meningkat 35,9 juta hektar, setara dengan total area tanah total produktif di Kanada. Capaian ini menampilkan sebuah kondisi yang sangat berbeda dengan kondisi massa yang mengerikan di India, Pakistan dan seluruh dunia ketiga. Ini sebuah kemajuan, bahkan sesuatu yang luar biasa, mengingat Uni Soviet bergerak dari titik keterbelakangan kronis. Perekonomian Tsar tua, sebuah negara semi-feodal dengan sembulan industri modern yang sebagian besar dimiliki oleh modal asing, hancur dalam perang dunia pertama. Kemudian datang dua revolusi, perang sipil, blokade imperialis dan intervensi asing, serta kematian enam juta orang akibat kelaparan.Di sini harus ditambahkan, ada jutaan pekerja, petani, teknisi, dan ilmuwan yang tewas, pertama dalam periode kolektivisasi paksa, selanjutnya dalam Pembersihan Besar tahun 1930-an. Perencanaan Birokratik mendorong maju ekonomi, tetapi dengan biaya tiga kali lipat jika dibandingkan dengan revolusi industri di Barat. Kesalahan total dalam manajemen, pemborosan, korupsi, dan birokrasi telah membebani perekonomian, yang kemudian menyeretnya ke jalan macet.
Perang dunia kedua di Eropa merupakan kesaksian lebih lanjut dari capaian-capaian ekonomi terencana. Perang, dalam kenyataannya, telah direduksi menjadi pertempuran titanik antara Uni Soviet dan Nazi Jerman, dengan Inggris dan Amerika Serikat hanya sebagai penonton. Uni Soviet membayarnya dengan kematian 27 juta jiwa. Satu juta tewas hanya dalam pengepungan di Leningrad. Luas wilayah Rusia dicaplok oleh Hitler dengan kebijakan “bumi hangus”nya. Hampir 50 persen dari seluruh ruang huni di perkotaan – 1,2 juta rumah – dihancurkan, juga 3,5 juta rumah di daerah pedesaan. Banyak kota-kota yang runtuh. Ribuan desa hancur. Orang-orang tinggal di lubang-lubang tanah. Banyak pabrik-pabrik besar, bendungan, jembatan, yang dibangun dengan pengorbanan begitu banyak dalam periode Rencana Lima Tahun pertama, sekarang telah dibangun kembali.
Pada periode sesudah perang, tanpa sedikit pun program Bantuan Marshall, Uni Soviet membuat kemajuan kolosal di semua lini. Berkat ekonomi yang dinasionalisasi dan terencana, Uni Soviet dengan cepat membangun industri-industrinya yang telah hancur, dengan tingkat pertumbuhan lebih dari 10 persen. Di samping imperialisme AS, Uni Soviet muncul dari perang sebagai negara adidaya dunia. Sejarah dunia tidak tahu menahu mengenai hal ini. Pada awal tahun 1953, Uni Soviet membangun persediaan 1,3 juta alat mesin dari segala jenis – jumlahnya dua kali lipat dari sebelum perang. Antara 1945 dan 1960, produksi baja tumbuh dari 12,25 juta ton menjadi 65 juta ton. Pada periode yang sama, produksi minyak telah meningkat dari 19,4 juta ton menjadi 148 juta ton, dan batubara dari 149,3 juta ton menjadi 513 juta ton. Antara tahun 1945 sampai tahun 1964, pendapatan nasional Uni Soviet meningkat sebesar 570 persen, jauh dibandingkan dengan Amerika Serikat yang hanya mencapai 55 persen. Janganlah kita lupa bahwa Amerika Serikat bangkit dari perang dengan industri yang utuh dan memiliki dua pertiga emas dunia di brankasnya.
Periode sebelum perang, Uni Soviet berada jauh di belakang, tidak hanya jauh di belakang Amerika Serikat, tetapi juga Inggris dan negara-negara Eropa yang lain. Hal yang mengejutkan, pada pertengahan tahun 1980-an, Uni Soviet telah menyusul Inggris dan sebagian besar perekonomian kapitalis lainnya, dengan pengecualian Amerika Serikat. Setidaknya, secara absolut, Uni Soviet menduduki posisi pertama dalam banyak bidang produksi-produksi kunci, misalnya, produksi baja, besi, batu bara, minyak, gas, semen, traktor, kapas, dan alat-alat dari baja lainnya. Pada pertengahan tahun 1980-an, Massachusetts Cambridge Engineering Research Association, menggambarkan bahwa industri gas alam Uni Soviet berproduksi dua kali lipat dalam waktu kurang dari sepuluh tahun. (Financial Times, 14/11/85.) Bahkan di didang komputer, dimana Rusia pada tahun 1970 bisa dikatakan berada sepuluh tahun di belakang Barat, telah mampu menyempitkan kesenjangan menjadi sekitar dua atau tiga tahun – sebagaimana pengakuan para ilmuan Barat.
Bukti paling spektakuler dari keunggulan ekonomi terencana, yang membuatnya bergerak cepat, adalah program luar angkasa Uni Soviet. Sejak 1957 Rusia telah memimpin “space race“. Sedangkan Amerika baru saja mendaratkan kakinya di bulan, Rusia sedang membangun sebuah stasiun ruang angkasa yang akan membawa mereka bisa menjalajah tata surya. Sebagai produk sampingan, Uni Soviet menjual roket-roket Proton handal di pasar dunia dengan harga sekitar £10 juta lebih murah dibanding harga dari proyek ruang angkasa European Ariane.
Sampai akhir tahun 1940, dua pertiga penduduk Uni Soviet masih hidup dalam kondisi keterbelakangan pedesaan. Sekarang, posisi keseluruhannya telah terbalik. Dua pertiga tinggal di kota-kota, dan hanya sepertiga yang berada di posisi rendah. Proses yang sama juga terjadi di Barat selama 50 tahun terakhir, yakni pengembangan industri-industri terkemuka dan proletarianisasi dengan mengorbankan kaum tani dan lapisan tengah masyarakat. Di Uni Soviet, bagaimanapun upayanya, proses proletarianisasi yang demikian itu tidak pernah berlangsung lama, dengan konsentrasi tenaga kerja ke dalam perusahaan-perusahaan industrial raksasa dalam jumlah 100.000 lebih. Proletariat Uni Soviet, yang jauh dari kondisi keterbelakangan dan kelemahan, adalah kelas pekerja yang paling kuat di dunia. Posisi edukasinya telah berubah. Ini merupakan keunggulan utama dari sejarah Revolusi Oktober. Di Uni Soviet, sekitar satu dari tiga pekerja telah memenuhi syarat, dan sejumlah besar kelas pekerja muda memiliki akses ke universitas. Total jumlah siswa yang menempuh pendidikan teknik menengah dan tinggi meningkat empat kali lipat antara tahun 1940 sampai tahun 1964. Pada tahun 1970, terdapat 4,6 juta siswa di Uni Soviet, dengan jumlah 257.000, lulus dalam bidang teknik (di Amerika Serikat, sebagai perbandingannya, hanya 50.000 yang lulus di bidang ini). Penduduk Rusia yang menghabiskan waktu untuk menempuh pendidikan jumlahnya empat kali lipat lebih besar dibanding Inggris. Sekilas saja angka-angka ini mampu menunjukkan keunggulan ekonomi terencana di atas semua keributan kecil dari para pemimpin reformis di Barat yang telah menyetujui pengurangan pengeluaran untuk subsidi pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan umum.
Pertumbuhan ekonomi, dalam perspektif Marxis, berarti peningkatan yang stabil dalam taraf hidup. Uni Soviet melakukan hal yang demikian. Masyarakat bisa memiliki barang-barang seperti tv, kulkas, mesin cuci, dll. dengan pencapaian yang tanpa diikuti oleh meledaknya pengangguran dan terjadinya inflasi. Persewa dipatok sekitar 6 persen dari penghasilan bulanan, dan peningkatan terakhir terjadi pada tahun 1928. Sebuah flat kecil di Moskow, biaya sewnya sekitar £11 per bulan, termasuk gas, listrik, telepon dan air panas yang terbatas. Sedangkan harga roti sekitar 16 pence per satu kilonya. Harga gula dan bahan-bahan makanan pokok besar lainnya, terakhir naik pada tahun 1955. Daging dan susu harganya terakhir meningkat pada tahun 1962. Situasi ini mulai berubah pada tahun 1980-an. Dengan bergerak menuju kapitalisme, situasi ini telah berubah secara radikal sejak subsidi-subsidi kebutuhan pokok tersebut dipotong dan kontrol harga dihapus. Pada tahun 1993 inflasi mencapai 2.600 persen, meskipun turun kembali seketika itu, harga-harga masih tetap tinggi.
Namun, keuntungan kolosal yang dibuat oleh masyarakat yang telah menghapus kapitalisme dan pertuantanahan kini telah terungkap, setidaknya secara garis besar, oleh pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini sebuah kemajuan ekonomi dari negara Uni Soviet selama enam puluh tahun pertama, meskipun belum merata dan penuh dengan kontradiksi, yakni masih jauh dari gambaran ideal yang pernah dilukiskan sebelumnya. Tetapi dengan tanpa ragu, bisa dikatakan, bahwa rejim dengan ekonomi terencana mampu melakukan capaian-capaian besar tanpa preseden meskipun di bawah Stalinisme dengan segala tetek bengek kesalahan manajemen dan korupsi di tubuh birokrasi. Perkembangan yang kontradiktif dalam perekonomian Uni Soviet meletakkan kunci untuk memahami runtuhnya Stalinisme di akhir 1980-an yang bergerak menuju restorasi kapitalis.
Hukum perkembangan kapitalisme sebagai sebuah sistem sosio-ekonomi, secara brilian telah dianalisis oleh Marx dalam tiga jilid Das Kapital. Namun, perkembangan ekonomi terencana yang dinasionalisasi, yang merupakan prasyarat untuk bergerak menuju sosialisme, berlangsung dengan cara yang sama sekali berbeda. Hukum kapitalisme diekspresikan dalam permainan buta kekuatan pasar, melalui mana pertumbuhan kekuatan produktif terjadi dengan cara otomatis. Hukum tentang nilai, diekspresikan melalui mekanisme penawaran dan permintaan, mengalokasikan banyak sumber daya dari satu sektor ke sektor yang lain. Tidak ada perencanaan atau intervensi yang sadar. Ini tidak bisa terjadi di negara dengan perekonomian yang tersentralisir seperti Uni Soviet. Di sini sebuah negara buruh menempati posisi yang sama, terkait dengan perekonomian secara keseluruhan, seperti seorang kapitalis individu menempati sebuah pabrik pribadi.
Untuk alasan itu, tindakan pemerintah Soviet selama tujuh dekade terakhir telah memainkan peranan penting – baik atau buruk – pada pembangunan ekonomi. Dalam keadaan seperti ini, kebijakan rejim sangat menentukan. Berbeda dengan perkembangan kapitalisme yang mengandalkan pasar untuk alokasi sumber daya, sebuah ekonomi yang dinasionalisasi membutuhkan perencanaan yang sadar dan terarah. Ini tidak dapat dilakukan dengan sukses oleh segelintir birokrat di Moskow, bahkan oleh Marx, Engels, Lenin dan Trotsky. Kondisi seperti ini memerlukan keterlibatan massa rakyat dalam menjalankan roda industri dan negara. Hanya rejim demokrasi buruh yang akan mampu memanfaatkan bakat dan inisiatifnya. Sebuah rejim birokrasi, secara tak terelakkan, akan mengarah pada penyitaan perekonomian, seolah-olah akan menjadikannya lebih canggih dan berteknologi maju. Pada tahun 1970-an, ekonomi Uni Soviet telah mencapai kebuntuan total. Untuk alasan-alasan detailnya, akan saya sajikan di bagian berikutnya.
Cukuplah untuk mengatakan bahwa, meskipun di bawah cengkeraman birokrasi Stalinisme, keberhasilan ekonomi terencana telah didemonstrasikan, bukan dalam halaman-halaman Das Kapital, melainkan di tengah gelanggang industri yang mencakup seperenam dari daratan bumi — bukan dalam bahasa dialektik, namun dalam bahasa baja, semen dan listrik. Sebagaimana Trotsky menjelaskan: Sekalipun Uni Soviet runtuh karena kesulitan internal, pukulan dari luar, dan kesalahan para pemimpinnya — yang sungguh kami harap tidak akan pernah terjadi — di masa depan akan tetap ada fakta-fakta yang tak dapat dibantah ini, bahwa berkat revolusi proletar sebuah negeri terbelakang telah mencapai sukses yang tak tertandingi dalam sejarah hanya dalam tempo sepuluh tahun.
Daftar Referensi
- Trotsky, History of the Russian Revolution, University of Michigan, 1980
- Trotsky, Writings, 1935-36
- Ted Grant, Rusia: from revolution to counter-revolution, Wellred, 1997.
- Alan Woods, Bolshevism: the road to revolution, Wellred Publication, 1999.
- Trotsky, Revolusi Yang Dikhianati, Resist Book, 2010.
- Alec Nove, An Economic History of the USSR (new and final edition), 1992.
Lihat Bagian Dua: Kemenangan Bolshevisme