Jantung kapitalisme Amerika Serikat saat ini menjadi negeri yang paling tidak stabil. Belum lama ini, pada Oktober 2021, AS diguncang oleh gelombang pemogokan yang melibatkan lebih dari 100 ribu buruh dari berbagai sektor. Gelombang pemogokan ini menunjukkan meningkatnya militansi kelas buruh AS, yang mulai menggedor pintu kapital.
Selama dua belas bulan terakhir inflasi telah meningkat 6,2 persen, yang menggerogoti upah buruh dengan rakusnya. Tunjangan ekonomi pandemi untuk pekerja dan keluarga telah dihentikan, dan jutaan rakyat pekerja Amerika lagi-lagi terpaksa menggunakan kartu kredit mereka untuk memenuhi kebutuhan. Utang rumah tangga mencapai rekor $15,24 triliun, naik 1,9 persen hanya dalam tiga bulan. Taraf hidup rakyat pekerja AS semakin menurun, sementara kelas kapitalis meraup kekayaan yang semakin besar, seperti yang dipertontonkan secara menjijikkan oleh para turis luar angkasa, Jeff Bezos dan sobat-sobatnya.
Akhir tahun 2021 tepat pada bulan Oktober, gerakan massa di AS kembali pecah, setelah sebelumnya negeri ini diguncang oleh demonstrasi Black Lives Matter. Gerakan massa kali ini mengambil bentuknya di front-front industri dan serikat buruh untuk menuntut kondisi kerja dan upah yang lebih baik. Gerakan yang dinamai Striketober ini meluas di berbagai sektor: mulai dari tenaga kesehatan hingga konstruksi; dari pertukangan sampai pertambangan batubara; dari media sampai komunikasi; serta dari makanan ringan sampai manufaktur. Secara keseluruhan, ada sekitar 100.000 pekerja yang berpartisipasi dalam aksi ini.
Di garis depan pemogokan ini adalah pekerja kesehatan. Setelah lebih dari 2 tahun memberikan pengorbanan yang terbesar selama pandemi, para pekerja kesehatan kini menuntut apa yang selayaknya menjadi hak mereka: perbaikan upah dan kondisi kerja. 24.000 perawat dan tenaga kesehatan lainnya dari perusahaan Kaiser Permanente di California, beserta 10,000 lainnya di Oregon, memilih mogok. Ini dipicu oleh tawaran kontrak kerja dari perusahaan yang memuakkan: 1% kenaikan upah untuk pekerja lama; penurunan upah sekitar 30% untuk pekerja baru, yang secara efektif menciptakan sistem pengupahan dua-peringkat untuk memecah belah buruh. Sementara, Kaiser meraup laba 3 miliar dolar pada kuartal kedua 2021. Kondisi kerja nakes sudah begitu parahnya, seperti yang dilansir oleh Denise Duncan, presiden United Nurses Association of California/Union of Health Care Professionals: “Orang-orang mengalami burn-out, mengeluh mengenai masalah kesehatan mental dan PTSD. Sebagai serikat, kami cemas akan masa depan perawat kesehatan.”
Di tempat lain, di Iowa, Illinois, dan Kansas, 10 ribu buruh pabrik John Deere, pabrik alat-alat pertanian, juga memilih mogok, dengan 99% buruh setuju mogok. Mereka ditawarkan kenaikan upah yang tidak sepadan dengan inflasi, serta tunjangan pensiun yang menyusut. Padahal, John Deere meraup laba 6 miliar dolar pada 2021, meningkat 61% dibandingkan tahun lalu. Untuk “kesuksesan” ini, sang CEO John C. May menghadiahi dirinya sendiri dengan gaji 15 juta dolar per tahun, setara dengan upah 220 buruh John Deere.
1,400 buruh pabrik Kellogg, perusahaan yang memproduksi mayoritas makanan sereal AS, juga telah mogok sejak 5 Oktober. Pemogokan ini dipicu oleh pengumuman perusahaan untuk mem-PHK 212 buruh demi efisiensi, rencana outsourcing ke Meksiko, dan pemangkasan upah, termasuk pengenalan sistem pengupahan dua-peringkat. Kondisi kerja mereka terus memburuk. Seperti yang diungkapkan oleh Trevor Bidelman, buruh Kellog yang tengah mogok ini: “Sungguh, kami tidak punya akhir pekan. Kami bekerja 7 hari dalam seminggu, terkadang 100 sampai 130 hari berturut-turut. Selama 28 hari mesin berjalan kemudian istirahat 3 hari untuk dibersihkan. Mereka bahkan tidak memperlakukan kami sebaik yang mereka lakukan pada mesin mereka.”
Banyak lagi buruh dari berbagai sektor yang memilih mogok dan menghentikan produksi selama bulan Oktober tersebut: 60,000 pekerja industri TV dan film; 2000 tukang kayu; 1000 pekerja tambang Alabama yang telah mogok sejak April, dst.
Pandemi menghantam AS dengan sangat keras berkat kebijakan pemerintah dan perusahaan yang sembrono dan mengutamakan profit kapitalis. Semua kondisi ini meningkatkan ketidakpuasan buruh AS terhadap kondisi kerja mereka. Jam kerja yang padat; upah yang terus menurun; dan tidak adanya jaminan cuti berbayar dari pemerintah; serta kesulitan bagi karyawan untuk mengambil cuti, meskipun demi kepentingan darurat seperti vaksinasi dan kehamilan, ini semua membawa mimpi buruk bagi mereka.
Kelas pekerja Amerika yang sebelumnya tertidur kini mulai memahami bahwa mereka tidak bisa begitu saja terus ditindas. Mereka mulai mempertanyakan sesuatu yang jarang dipikirkan pada masa-masa normal. Mereka sekarang meregangkan otot mereka melawan kelas kapitalis.
Striketober menjadi sebuah tamparan keras bagi sistem kapitalisme Amerika yang dielu-elukan sebagai sistem yang stabil. Kesuksesan pemogokan ini memiliki kemungkinan untuk menular ke daerah dan sektor industri lain. Ditambah dengan survei yang menunjukkan bahwa dukungan terhadap serikat buruh mencapai tingkat tertinggi semenjak 1965 (mencapai 65%) dan tingkat partisipasi serikat buruh yang meningkat menjadi 11% pada 2021 (naik dari 10,3% pada 2019), ini mengkonfirmasi bahwa kelas pekerja mulai kembali memasuki arena perjuangan.
Adanya peningkatan dukungan terhadap serikat buruh menunjukkan adanya perubahan kesadaran. Kelas pekerja mulai melihat diri mereka sebagai sebuah kelas yang bersatu dan solidaritas untuk melawan eksploitasi dari majikan mereka. Marx dan Lenin mengatakan bahwa pembentukan serikat buruh adalah tahap pertama dari perjalanan buruh untuk meraih emansipasi. Kemenangan-kemenangan kecil dalam pemogokan akan meningkatkan moral dan rasa percaya diri kelas buruh sebagai sebuah kelas. Setiap kemenangan bagi buruh akan menginspirasi buruh lain untuk berjuang untuk emansipasi mereka. Gerakan pemogokan Striketober adalah gladi resik untuk bentrokan kelas yang lebih besar di hari depan.
Gerakan ini sebenarnya akan jauh lebih berhasil dan memenangkan konsesi yang lebih besar bila saja tidak dihambat oleh birokrasi serikat buruh. Misalnya, pemogokan pekerja industri TV dan film yang dijadwalkan pada 18 Oktober dibatalkan pada menit terakhir oleh kepemimpinan yang berkompromi dengan konglomerat media. Hasilnya: kenaikan upah 3%, padahal inflasi telah mencapai 5%; dan konsesi-konsesi kecil lainnya yang seharusnya bisa lebih besar bila pemogokan dilaksanakan. Di setiap langkahnya, birokrasi serikat buruh meredam militansi buruh dan berusaha menyabotase pemogokan yang sebagian besar diinisiasi oleh buruh akar-rumput. Para pemimpin serikat ini melihat serikat buruh bukan sebagai organ perjuangan tetapi sebagai alat berunding dengan majikan, sehingga pendekatan mereka selalu bersifat kolaboratif dengan modal demi menjaga keharmonisan hubungan industri.
Inilah lapisan pemimpin konservatif serikat buruh yang selama lebih dari 50 tahun telah menopang partai kapitalis, yakni Partai Demokrat, dan menjadi penghalang terbentuknya partai buruh di Amerika Serikat. Partai Demokrat bekerja erat dengan birokrasi reformis serikat pekerja untuk menahan pekerja dari pertempuran terbuka dengan kapital, baik dalam medan ekonomi dengan meredam gerakan pemogokan maupun medan politik dengan merantai kelas buruh pada partai borjuasi liberal, Partai Demokrat. Mereka berusaha mengkooptasi energi radikal buruh dan mengarahkannya ke jalur yang aman.
Apa yang dibutuhkan kelas pekerja AS sekarang adalah serikat buruh dengan kepemimpinan yang berjuang secara serius dengan metode aksi massa yang militan. Kepemimpinan yang lama harus ditumbangkan, dan digantikan dengan lapisan baru yang lebih sesuai dengan kesadaran akar rumput hari ini yang telah melompat jauh ke depan. Seiring dengan memburuknya taraf hidup kaum buruh AS, dan krisis kapitalisme yang tak kunjung reda, ini akan mendorong semakin banyak lapisan ke medan perjuangan. Apa yang luar biasa dari gerakan Striketober ini adalah keterlibatan buruh akar rumput yang dalam setiap langkahnya melawan konservatisme birokrasi serikat mereka. Lapisan buruh yang muda dan radikal ini akan berjuang untuk merebut kendali organisasi massa mereka dari tangan kepemimpinan reformis birokrat yang telah membusuk. Perjuangan untuk mentransformasi kepemimpinan serikat buruh ini adalah bagian penting dari perjuangan kelas. Apa yang kita saksikan di gerakan pemogokan Oktober ini adalah embrio masa depan gerakan buruh AS.