Berita kudeta bukanlah sesuatu yang mengejutkan di Venezuela. Revolusi selalu menghasilkan reaksi dari kutub yang berseberangan, yakni kontra-revolusi, dan sejak rakyat pekerja miskin memilih Hugo Chavez pada 1999 dan memulai proses Revolusi Bolivarian kontra-revolusi telah menampakkan kepalanya berkali-kali.
Usaha kudeta kali ini dimulai dengan pemberontakan sejumlah perwira National Guards pada Senin, 21 Januari. Pemberontakan tentara ini berhasil dipatahkan, tetapi ini disusul dengan sejumlah demonstrasi pada malam harinya. Pihak oposisi melihat ini sebagai kesempatan untuk meneruskan ofensifnya. Guaido, pemimpin oposisi, segera mengumumkan dirinya sebagai presiden interim dan menyerukan kepada tentara untuk pecah dari pemerintahan Maduro dan meluncurkan kudeta militer.
Ini segera disokong oleh pemerintahan AS, yang langsung mengakui kedaulatan Guaido sebagai presiden Venezuela. AS telah merestui usaha penumbangan rejim Venezuela sejak awal dan kali ini bahkan tidak menutup kemungkinan intervensi militer. Mereka dengan serius sedang mempertimbangkan memperketat lebih lanjut embargo ekonomi. Sejak awal memang rejim AS telah melakukan segalanya untuk melemahkan Revolusi Bolivarian. Kali ini mereka bahkan lebih blak-blakan dalam usaha mereka. Sungguh Revolusi Bolivarian ada di ujung tanduk sekali lagi. Setiap kaum buruh dan muda yang sadar kelas akan memperhatikan dengan dekat peristiwa di Venezuela, dan kekalahan Revolusi Bolivarian adalah kekalahan bagi gerakan proletariat di seluruh dunia.
Tetapi kita di sini tidak hanya ingin menghantarkan solidaritas kita pada Revolusi Bolivarian. Kita juga harus menarik kesimpulan darinya, kesimpulan yang tentunya belum selesai tetapi kisi-kisinya sudah bisa kita tarik.
Dua dekade telah berlalu sejak Revolusi Bolivarian bergulir. Ketika perpolitikan dunia saat itu didominasi oleh ideologi kapitalis – yang mengatakan “Tidak ada alternatif lain” – rakyat pekerja Venezuela mendobrak status quo tersebut dengan Revolusi mereka. Mereka jadi inspirasi di seluruh dunia. Sosialisme kembali memasuki agenda perjuangan setelah bertahun-tahun dicampakkan pasca runtuhnya Uni Soviet pada 1991.
Namun satu kekurangan terbesar dari Revolusi Bolivarian, sesuatu yang telah dipaparkan oleh kaum Marxis sejak awal, adalah kebimbangannya dalam menuntaskan revolusi. Sosialisme selalu ada dalam agenda revolusi tetapi tidak pernah dituntaskan sampai ke garis akhirnya: 1) nasionalisasi seluruh tuas-tuas penting ekonomi untuk dijalankan dengan ekonomi terencana yang demokratis; 2) pembubaran bentuk negara borjuasi yang lama dan pembentukan negara buruh baru yang berdasarkan komune-komune buruh, tani dan kaum miskin kota. Walaupun rakyat pekerja selama 20 tahun terakhir telah berhasil memenangkan dan mempertahankan kekuatan politik, namun kekuatan kapitalis dan tuan-tanah masih utuh. Yang belakangan ini memang telah terpukul mundur, tetapi mereka masih punya kendali atas tuas-tuas ekonomi penting – yang mereka gunakan berkali-kali untuk melemahkan Revolusi Bolivarian dengan sabotase ekonomi. Ini telah mengikis basis Revolusi Bolivarian dan menyebabkan sinisme serta demoralisasi di antara rakyat pekerja yang sebelumnya mendukung.
Kebimbangan yang kita sebut di atas bukanlah kebimbangan dari rakyat pekerja Venezuela. Mereka telah menunjukkan keberanian dan kesediaan mereka untuk berkorban. Yang bersalah atas kebimbangan Revolusi Bolivarian untuk menapak maju dengan tegas menuju sosialisme adalah para pemimpinnya. Di setiap langkahnya yang penuh keraguan dan mencla-mencle, para pemimpin Bolivarian telah melemahkan pencapaian-pencapaian Revolusi Bolivarian. Setiap hari mereka menunda penuntasan Revolusi Sosialis di Venezuela, semakin kuat pula oposisi kapitalis. Kaum kapitalis, dengan kekayaan mereka yang menumpuk, bisa menunggui krisis ekonomi. Tidak demikian dengan rakyat pekerja.
Untuk mematahkan kontra-revolusi di Venezuela, tidak ada jalan lain selain menasionalisasi semua kekayaan kapitalis, tuan tanah, dan kacung-kacung politik mereka. Sita semua kekayaan para pendukung kudeta! Ambil alih semua pabrik untuk dijalankan dengan kontrol buruh! Bentuk milisi rakyat bersenjata! Bentuk komune-komune buruh, tani dan kaum miskin kota sebagai organ perjuangan dan organ demokratik masyarakat yang baru! Keragu-raguan hanya membuat kontra-revolusi semakin berani dan nekat. Tidak ada status quo bagi rakyat Venezuela. Pilihannya hanya maju menuju sosialisme atau kontra-revolusi.