Konflik Ukraina telah menjadi pelajaran yang berguna, yang mengekspos orang-orang yang mengaku Marxis tetapi sesungguhnya telah mencampakkan posisi kelas internasionalis dan bergabung dengan propaganda imperialis yang memekakkan telinga.
Krisis dan radikalisasi kaum muda telah menyediakan semua potensi bagi kemenangan revolusi sosialis. Ini adalah tugas partai Marxis revolusioner, untuk membawa sentimen anti-kapitalisme ini mengarah pada persiapan kemenangan revolusi sosialis. Pada akhirnya semua itu tergantung pada kita untuk membawa semua potensi ini menjadi kenyataan.
Perusahaan-perusahaan rintisan ini bisa menjamur di mana-mana karena ditopang oleh uang murah. Untuk menanggulangi krisis kapitalisme, pemerintah di mana-mana menerapkan kebijakan uang murah (terutama quantitative easing serta suku bunga yang hampir mencapai nol). Kebijakan uang murah ini bukannya menghasilkan investasi yang produktif, seperti yang diharapkan oleh para pembuat kebijakan, tetapi digunakan untuk spekulasi dan untuk menopang perusahaan-perusahaan yang seharusnya bangkrut.
Perjuangan melawan Amazon tidak terpisahkan dengan perjuangan melawan kapitalisme dengan eksploitasinya yang kejam. Kemenangan ini harus diperdalam dengan menjelaskan kepada buruh bahwa selama kapitalisme masih berjaya maka setiap kemenangan akan direnggut kembali.
Dalam situasi krisis kapitalisme kesadaran bisa dengan cepat berubah. Apa yang hari ini mereka bisa terima, bisa menjadi kebalikannya. Semua tanda-tanda pergolakan revolusioner ada di mana-mana di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia.
Tugas kaum revolusioner adalah mempersiapkan dirinya secepat mungkin membangun organisasi untuk perang kelas di masa depan.
Tujuan utama kapitalisme adalah laba, dan dari sudut pandang kapitalis bukan masalah besar bila ratusan juta rakyat kelaparan selama mereka bisa menimba laba besar dari kekacauan pasar yang disebabkan oleh perang mereka.
Negara dan pengadilan borjuasi yang ada bukanlah institusi yang netral, tetapi institusi yang didirikan untuk melindungi kepentingan kelas penguasa dengan segala jajaran aparatusnya, yang termasuk di sana adalah para petinggi kampus. Tugas utama mereka adalah melanggengkan sistem penindasan yang ada, termasuk di dalamnya prasangka sexisme, patriarki dan misogonis yang menindas perempuan.
Sebagian besar orang menganggap bahwa perbedaan kelas, perbedaan miskin dan kaya merupakan hal yang alami dan abadi. Ada juga yang menganggap bahwa kaum miskin menjadi miskin karena kelamasan mereka. Tetapi, benarkah demikian faktanya?
Lewat analisis ilmiah berikut ini kita akan mengungkap bahwa kelas sosial dalam masyarakat tidaklah selalu ada; bahwa corak produksilah yang melahirkan kelas-kelas dalam masyarakat dan bukan tabiat alami manusia apalagi kelamasan sekelompok orang yang menjadikan mereka kelas tertindas.