
Pelajaran Revolusi Oktober
Dalam rangka memperingati ulang tahun Revolusi Oktober, kami terbitkan sebuah artikel yang ditulis oleh Leon Trotsky oleh Trotsky untuk memperingati Revolusi Oktober pada peringatannya yang ke-18.
Dalam rangka memperingati ulang tahun Revolusi Oktober, kami terbitkan sebuah artikel yang ditulis oleh Leon Trotsky oleh Trotsky untuk memperingati Revolusi Oktober pada peringatannya yang ke-18.
Dua puluh tahun yang lalu Tembok Berlin runtuh dan kaum borjuis di dunia Barat sangat gembira, bersukacita akan “jatuhnya komunisme”. Setiap tahun kaum kapitalis merayakannya seperti halnya rejim Orde Baru yang merayakan persitiwa 30 September dengan mesin propaganda mereka. Akan tetapi, dua puluh tahun kemudian situasi terlihat sangat berbeda dimana kapitalisme memasuki krisisnya yang paling parah semenjak 1929. Sekarang mayoritas rakyat di bekas Jerman Timur memilih partai kiri dan mengingat kembali keuntungan dari ekonomi terencana. Setelah menolak Stalinisme, mereka sekarang telah mencicipi kapitalisme, dan kesimpulan yang mereka ambil adalah bahwa sosialisme lebih baik daripada kapitalisme.
Buku ini mewakili sebuah kontribusi yang penting bagi pemahaman kita tentang revolusi Iran. Pengarang mempunyai segala hal yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya, merupakan seorang partisipan yang menonjol dan berpengalaman dalam gerakan Marxis dan gerakan buruh di Pakistan, dengan hubungan lama yang dijalin dengan Iran maupun Afghanistan. Karyanya ini akan berguna terutama di Barat dimana disitu dipercaya secara universal bahwa revolusi tahun 1979 adalah sebuah gerakan fundamentalis Islam yang dipimpin oleh Ayatullah Khomeini yang mendorong Iran kembali ke abad ke-6. Pandangan ini telah disebarluaskan dengan baik oleh yang berkuasa, yang memiliki sebuah vested interest dalam mendiskreditkan ide dasar revolusi dalam pikiran kelas pekerja di Barat. Hal seperti itu, dalam kenyataannya, adalah sebuah kebohongan yang keji.
Kemarin malam (15/10), para petinggi dari enam partai menandatangi kontrak politik untuk mendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Mereka adalah Partai Demokrat, PKB, PPP, PAN, PKS, dan Golkar. Koalisi ini memberi mereka total 421 kursi, sebuah mayoritas yang absolut. Bila pada jaman Orde Baru kita memiliki satu partai, yakni Golkar, yang biasanya menguasai 60-70% parlemen, sekarang kita hanya berganti kulit dengan koalisi yang menguasai 75% parlemen.
The Revolution Betrayed karya Leon Trotsky, yang rencananya akan diterbitkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Militan, merupakan salah satu karya besar Marxis. Ini adalah satu-satunya karya Marxis yang menganalisa dengan serius apa yang terjadi pada Revolusi Rusia setelah kematian Lenin. Karya ini, selain bisa menjadi refleksi historis untuk perjuangan revolusioner hari ini, juga bisa memberikan penjelasan ilmiah bagi publik yang sebagian besar telah diracuni oleh analisa-analisa “ilmiah” dari para intelektual kapitalis. Tanpa pengetahuan mendalam tentang karya ini adalah mustahil untuk memahami sebab runtuhnya Uni Soviet.
Satu pelajaran penting dari Venezuela adalah bahwa kedaulatan nasional tidak akan dapat tercapai di bawah kapitalisme.
Kemarin pagi (22/9) pasukan polisi dan tentara secara brutal menyerang ribuan pendukung presiden Mel Zelaya dan mengusir mereka dengan kekerasan dari pelataran kedutaan besar Brazil di ibukota Tegucigalpa.
Hari Senin lalu (21/9), baru dikonfirmasikan bahwa Mel Zelaya ada di ibukota Tegucigalpa. Dia menyerukan kepada rakyat untuk turun ke jalan dan melindungi dia.
Satu tahun yang lalu Pabrik SIDOR dinasionalisasi. Sejak saat itu telah terjadi pertarungan berkelanjutan antara para pekerja yang ingin mengimplementasikan kontrol buruh yang sejati dan elemen-elemen yang sedang melakukan segala cara yang memungkinkan untuk menggagalkan pembentukan “perusahaan sosialis” ini. Ini merupakan bagian dari perjuangan umum antara revolusi dan reformisme dalam gerakan buruh Venezuela.
Kudeta yang baru terjadi di Hoduras sekali lagi memperjelas fakta bahwa bahkan reformasi ringan dalam sistem kapitalisme tak dapat ditoleransi oleh kaum oligarki lokal di Amerika Latin dan para majikan imperialisnya. Namun Venezuela mengajarkan kalau massa dimobilisasi, reaksi dapat dihentikan. Kinilah saatnya untuk memobilisasi kekuatan penuh kaum buruh dan kaum miskin Honduras.