
Tolikara: Agama dalam Masyarakat Kelas dan Jalan Keluar Revolusioner
Solusi yang dibutuhkan untuk masalah-masalah sosial, politik, ekonomi, dan pembebasan nasional yang dihadapi oleh rakyat pekerja Papua adalah solusi yang bersifat revolusioner.
Solusi yang dibutuhkan untuk masalah-masalah sosial, politik, ekonomi, dan pembebasan nasional yang dihadapi oleh rakyat pekerja Papua adalah solusi yang bersifat revolusioner.
Dengan semakin dekatnya tenggat waktu pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), akan menjadi sangat relevan untuk mempelajari sejarah Uni Eropa serta krisis ekonomi dan politik yang melandanya hari ini.
Sudah saatnya kelas buruh membangun sebuah partai buruh massa. Bangsa ini membutuhkan kepemimpinan revolusioner dari kelas buruh, dan adalah tanggung jawab – dan bahkan kehormatan – bagi kelas ini untuk mengemban tugas ini.
Dalam skenario kapitalisme apapun, rakyat pekerja tidak akan pernah menjadi pemenang.
“Kapan para terpidana mati kasus narkoba itu akan dieksekusi?” tanya Badrun kepada orang-orang—termasuk kepada saya. Badrun, seorang sarjana hukum lulusan Unair, sepertinya ingin memancing diskusi tentang hukuman mati.
Hari ini, melihat drama politik Polri-KPK, saya seperti sedang menonton pementasan drama-drama tragedi karya Shakespeare. Drama politik yang sedang dimainkan oleh para aktor bayaran berpengalaman ini sangat menegangkan, bahkan, lebih jauh, mirip sekali dengan pertunjukan tarian striptis, di mana para penari akan melepas lapisan persembunyiannya satu per satu.
Pertarungan hukum-politik antara Budi Gunawan (BG), calon Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri) pilihan Presiden Jokowi, dan Bambang Widjojanto, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sedang dijadikan tontonan oleh rakyat—tidak hanya oleh warga kota terpelajar saja, tetapi juga warga kampung yang cenderung buta politik.
KPK kembali menjadi ajang tarik menarik antara berbagai kepentingan.
Seratus lima puluh tahun yang lalu, seorang teoretikus politik, ekonomi dan sosial ternama pernah mengatakan bahwa perkembangan kapitalisme akan menghasilkan “akumulasi kekayaan di satu kutub, dan pada saat yang sama akumulasi kesengsaraan, penderitaan kerja, perbudakan, kebodohan, brutalitas, degradasi mental, di kutub yang lainnya.” Kutub yang pertama adalah kutub kaum kapitalis, sementara kutub yang kedua adalah kutub rakyat pekerja – buruh, tani, dan kaum miskin.
Sejarah mengenal berbagai peristiwa kekejaman, kekerasan, dan berbagai bentuk pembunuhan-pembunuhan massal. Pembantaian Nankin di China, Peristiwa Holocaust di Jerman serta pembantaian suku Indian di Amerika, dll,. Bila kita tidak memahami dimana latar belakang sejarah bergerak, kita akan dibingungkan dengan berbagai peristiwa-peristiwa yang terjadi, seakan-akan semua ini bergerak secara kebetulan. Sejarah akan tampak hanya seperti serangkaian peristiwa-peristiwa penuh darah.