Terbakar Hidup-Hidup Demi Profit Majikan
Atas nama laba buruh harus meregang nyawa, kali ini terbakar hidup-hidup sampai jadi abu
            Atas nama laba buruh harus meregang nyawa, kali ini terbakar hidup-hidup sampai jadi abu
            Tahun 2018 ditutup dengan penuh kesuraman bagi kelas penguasa. Tahun 2019 menyimpan lebih banyak lagi kejutan ekonomi dan politik, yang merupakan watak dari sistem kapitalisme yang sedang sakit-sakitan ini.
            Situasi hari ini memberikan kita gambaran kerumitan kontradiksi kapitalisme yang tidak pernah mencapai posisi yang stabil. Tidak akan ada jalan keluar. Yang ada hanya jalan buntu. Kebijakan proteksionis ataupun kebijakan perdagangan bebas tidak akan menyelesaikan masalah krisis yang ada, karena dua kebijakan ini adalah dua sisi pada koin yang sama dari kapitalisme.
            Berita mengenai penjarahan dan pencurian di kios-kios, toko dan swalayan yang dilakukan massa yang sedang panik oleh kondisi ini dipoles oleh pers-pers kapitalis menjadi sebuah tuduhan kriminal. Media mendadak menjadi polisi moral bagi tindakan spontan massa yang kekurangan dan kelaparan ini.
            Kondisi kerja yang tidak aman serta jam kerja yang panjang membuat kecelakaan sangat mudah terjadi. Bila kondisi terus terjadi, maka nyawa buruh lah yang menjadi taruhannya.
            Selama sistem kapitalisme ini masih bertahan, rakyat pekerja tidak dapat mengakses sepenuhnya pendidikan. Pendidikan akan menjadi menara gading yang tak tersentuh.
            Tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun merupakan akumulasi buruknya transportasi air Indonesia.
            Satu-satunya cara untuk menghancurkan budaya KKN adalah dengan mengganti sistem ekonomi dan politik kapitalis yang mempromosikan budaya ini. Negara kapitalis yang ada harus dipreteli dari atas hingga bawah.
            Triliunan rupiah yang digelontorkan pemerintah Indonesia untuk membangun infrastruktur di Papua segera mengungkapkan wajah sebenarnya dari kapitalisme Indonesia. Kendati Papua telah diberikan otonomi khusus, namun kenyataannya 27,76 persen masyarakat di Papua masih miskin.
            Pabrik petasan di Kosambi, Tangerang, milik PT Panca Buana Cahaya Sukses meledak. Lagi buruh dikorbankan demi laba segelintir pemilik modal.