
Hong Kong: Perjuangan Untuk Pemilu yang Sejati
Para pelajar Hong Kong yang heroik telah memulai babak baru dalam perjuangan demokrasi. Puluhan ribu telah turun ke jalan selama seminggu terakhir, melawan represi polisi yang brutal.
Para pelajar Hong Kong yang heroik telah memulai babak baru dalam perjuangan demokrasi. Puluhan ribu telah turun ke jalan selama seminggu terakhir, melawan represi polisi yang brutal.
Artikel ini ditulis pada 14 Mei 2014, seminggu setelah kudeta yudisial pada 7 Mei 2014. Tidak lama kemudian, kudeta militer menyusul pada 22 Mei. Ketegangan semakin tinggi di Thailand semenjak krisis politik yang telah berlangsung selama beberapa tahun ini mencapai puncaknya. Minggu lalu kudeta yudisial melengserkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra dan beberapa menterinya.
Pada 23 Maret 1931, seorang pemuda berusia 23 tahun, Bhagat Singh, ikon revolusioner legendaris dalam perjuangan kemerdekaan rakyat anak benua India (sebelum India dan Pakistan dipecah oleh Inggris – Ed.), dan kawan-kawan seperjuangannya, Sukhdev Thapar dan Shivaram Rajguru, digantung di penjara pusat di Lahore.
Kaum kapitalis di dunia maju, pada satu sisi, luar biasa gembira atas restorasi kapitalis di Tiongkok, sementara pada saat yang sama mereka dibuat cemas oleh klas penguasa birokratik Tiongkok yang tidak mengizinkan mereka menjarah Tiongkok habis-habisan. Konflik-konflik mereka tidak berwatak ideologis, tapi disebabkan oleh persaingan di pasar, investasi, dan antagonisme perdagangan.
Pandangan klasik tentang bagaimana kapitalisme berkembang adalah di dalam masyarakat feodal suatu kelas timbul, yang terdiri dari para pedagang, bankir, para industrialis awal, yakni burjuasi, dan bahwa supaya klas ini mampu mengembangkan potensi penuhnya sebuah revolusi burjuis diperlukan untuk mematahkan batas-batas yang diimposisikan oleh aristokrasi feodal bertanah. Itulah bagaimana hal-ihwalnya berkembang, kurang lebih, di negeri-negeri seperti Prancis dan Inggris, tapi tidak di Jepang.
Ada Pakistan yang lain, yakni Pakistannya kaum buruh dan tani, Pakistan dengan tradisi sosialismenya Bhutto pada tahun 1960-70. Pakistan hari ini, yang penuh dengan kesengsaraan dan keterbelakangan, penuh dengan terorisme dan Islam fundamentalisme, adalah hasil dari kebuntuan kapitalisme.
Gejolak sosial dan politik di Thailand mencapai klimaksnya dengan pembentukan barikade di Bangkok pada awal Maret 2010.
Pada bulan September, ratusan ribu rakyat Myanmar turun ke jalan untuk menentang rejim militer Myanmar, salah satu rejim paling brutal di Asia. Berikut ini adalah analisa politik dan sejarah Myanmar yang menjadi latar belakang dari gejolak sekarang ini.
Serangan bom terhadap Afghanistan telah dimulai. Negara terkuat dan terkaya di dunia, Amerika Serikat, tengah membom salah satu negara termiskin di planet ini. Dan Inggris, seperti biasanya, bersikap seperti hewan peliharaan yang taat pada imperialisme AS. Betapapun mereka berusaha untuk menutupinya, perang ini bukanlah soal “keadilan” ataupun “melawan terorisme”. Tujuan yang sesungghunya dari perang ini adalah untuk meneror rakyat di negara-negara bekas jajahan, untuk mengintimidasi mereka agar mereka menerima kehendak negara-negara yang kaya dan kuat. Ini adalah sebuah peringatan: ‘anda turuti perkataan kami, atau anda akan mendapatkan bom!’