
Buruh dan Pilkada 2017
Dengan semakin dekatnya Pilkada serentak 2017, buruh dihadapkan dengan pertanyaan seputar keterlibatan mereka dalam “festival demokrasi” ini.
Dengan semakin dekatnya Pilkada serentak 2017, buruh dihadapkan dengan pertanyaan seputar keterlibatan mereka dalam “festival demokrasi” ini.
Referendum Brexit beberapa bulan yang lalu telah mengguncang tidak hanya Eropa tetapi seluruh dunia. Di sini kita akan mencoba menyajikan telaah kritis mengenai apa yang terjadi dan bagaimana kaum revolusioner harus merespons masalah Brexit.
Tujuh puluh satu tahun yang lalu, tepat pada tujuh belas Agustus, rakyat Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Peristiwa ini tidak hanya menandai pembentukan sebuah negara bangsa, tapi juga menandai sebuah perjuangan kelas di Indonesia.
Akhir bulan lalu Presiden Jokowi mengumumkan reshuffle kabinetnya yang kedua. Reshuffle kali ini mengganti banyak posisi penting pemerintahan, terutama mengangkat Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan.
Program Bolshevik mengenai masalah kebangsaan dimaksudkan sebagai sarana untuk menyatukan buruh dan tani dari semua kebangsaan, guna menumbangkan rejim kapitalis secara revolusioner.
Selama periode sebelum Perang Dunia Pertama Lenin mencurahkan banyak waktu untuk masalah kebangsaan, dan khususnya untuk menjawab teori-teori revisionisnya Otto Bauer.
Masalah kebangsaan memiliki sejarah yang sangat panjang dalam teori Marxisme. Sejak Marx dan Engels kita sudah dapat menemukan analisa-analisa yang sangat menarik dan tajam mengenai masalah ini.
Masalah kebangsaan – yakni, penindasan terhadap nasion dan bangsa minoritas – yang telah menjadi karakter dari kapitalisme sejak lahir, menempati posisi yang sentral dalam teori Marxis.
Uni Eropa sekali lagi berada di tepi jurang dengan referendum Brexit yang akan diselenggarakan esok hari (23/6).
Rabu pagi (4/20), kami menyambangi kawan Abdul Hakam dan Agus Budiono, dua aktivis buruh dari FSPBI-KASBI Gresik yang saat ini berada di sel tahanan.