“To alter the position of woman at the root is possible only if   all the conditions of social, family, and domestic existence are   altered.” (Trotsky)
Diskursus pembebasan perempuan yang lahir dari feminisme liberal, yang hari ini sebagai diskursus mainstream,   telah membawa angin segar bagi perubahan nasib perempuan di Indonesia.   Paradigma berpikir feminisme liberal telah menginspirasi banyak  gerakan  perempuan di Indonesia untuk mencapai kesetaraan hak antara  laki-laki  dan perempuan. Tetapi ternyata, pola pikir dari arus  feminisme yang  lahir di Barat tersebut, ditinjau dari perspektif kelas,  setidaknya,  akan memunculkan dua cacat politik.