
Manifesto Revolusi Arab: Revolusi sampai menang! Thawra hatta’l nasr!
Berikut ini adalah Manifesto yang memaparkan analisa dan posisi politik mengenai Revolusi Arab.
Berikut ini adalah Manifesto yang memaparkan analisa dan posisi politik mengenai Revolusi Arab.
Artikel ini menjelaskan posisi kami yang mendukung perlawanan rakyat Libya, sementara pada saat yang sama mengutuk intervensi apapun dari pihak imperialis.
Perempuan-perempuan Arab sekali lagi memperlihatkan bahwa kaum perempuan memainkan suatu peran yang menentukan dalam peristiwa-peristiwa revolusioner. Di Mesir kaum perempuan telah berpartisipasi secara aktif dalam revolusi, dengan cara yang sama dengan yang mereka lakukan dalam gerakan pemogokan beberapa tahun yang lalu, yang dalam beberapa kasus memaksa kaum laki-laki untuk turut serta dalam pemogokan-pemogokan.
Di Venezuela, dan Amerika Latin secara keseluruhan, beberapa kaum Kiri telah mencitrakan seolah-olah Rezim Khaddafy adalah rezim anti-imperialis. Mereka gagal melihat watak sesungguhnya dari revolusi yang sedang terjadi. Berikut ini kami menerbitkan suatu pernyataan dari kaum Marxis Venezuela, Lucha de Clases, di mana mereka menjelaskan watak dari rezim tersebut dan menjelaskan perlunya mendukung perlawanan rakyat Libyan.
Setelah rakyat Tunisia menggulingkan Ben Ali, kita diberitahu oleh yang namanya para pakar analisis bahwa revolusi tidak akan menyebar ke Mesir. Setelah itu terjadi, para ahli ini tidak begitu yakin apa lagi yang akan terjadi selanjutnya. Gerakan-gerakan yang perkasa telah bermunculan di Yordania dan Yaman, juga protes-protes besar di Aljazair dan negeri-negeri yang lain. Sekarang Libya dan Bahrain turut dalam antrian, demikian pula Irak, sementara Yaman memanas lagi.
Hari ini menandai satu bulan setelah penumbangan revolusioner dari diktatur Ben Ali yang dibenci di Tunisia pada tanggal 14 Januari. Satu bulan ini telah dipenuhi dengan perjuangan terus menerus antara kelas penguasa yang ingin kembali ke normalitas borjuis dan kaum buruh dan muda yang ingin melanjutkan revolusi dan berjuang untuk menghentikan kembalinya rejim yang lama.
Sang tiran telah jatuh! Ketika saya menulis ini, Hosni Mubarak telah mundur. Ini adalah sebuah kemenangan yang besar, bukan hanya untuk rakyat Mesir, tetapi juga untuk kaum buruh seluruh dunia. Setelah 18 hari mobilisasi revolusioner terus-menerus, dengan 300 korban jiwa dan ribuan terluka, tirani 30 tahun Hosni Mubarak berakhir.
“Saya senang, saya bersyukur. Sejak 2004, tidak ada pelanggaran HAM,” ujar SBY saat menyampaikan pidato resmi penutupan Rapat Pimpinan TNI dan Polri 2011 hari Jumat (21/1) lalu. Pada saat yang sama, Mubarak mungkin juga berilusi sama. “Tidak ada pelanggaran HAM di Mesir,” pikirnya, seperti mencoba meyakinkan dirinya bahwa dia tidak akan bernasib sama seperti Ben Ali tetangganya. Empat hari kemudian (25/1) negaranya sendiri diguncang oleh demo-demo yang menuntut pengunduran dirinya.`
Revolusi melanda Dunia Arab!
Marx pernah berkata bahwa Revolusi membutuhkan pecutan konter-revolusi. Inilah yang terjadi di sini. Serangan brutal dari kelompok kontra-revolusioner kemarin menciptakan kondisi untuk sebuah dorongan baru bagi Revolusi hari ini.