Satu pelajaran penting dari Venezuela adalah bahwa kedaulatan nasional tidak akan dapat tercapai di bawah kapitalisme.
Honduras: Pemerintah Menggunakan Kekerasan – Insureksi di Lingkungan-Lingkungan Tempat Tinggal Buruh
Kemarin pagi (22/9) pasukan polisi dan tentara secara brutal menyerang ribuan pendukung presiden Mel Zelaya dan mengusir mereka dengan kekerasan dari pelataran kedutaan besar Brazil di ibukota Tegucigalpa.
Mel Zelaya Kembali ke Honduras! Sekarang Aksi Massa Dibutuhkan Untuk Menumbangkan Kudeta!
Hari Senin lalu (21/9), baru dikonfirmasikan bahwa Mel Zelaya ada di ibukota Tegucigalpa. Dia menyerukan kepada rakyat untuk turun ke jalan dan melindungi dia.
Venezuela: Satu tahun setelah nasionalisasi SIDOR – Perjuangan untuk kontrol buruh berlanjut
Satu tahun yang lalu Pabrik SIDOR dinasionalisasi. Sejak saat itu telah terjadi pertarungan berkelanjutan antara para pekerja yang ingin mengimplementasikan kontrol buruh yang sejati dan elemen-elemen yang sedang melakukan segala cara yang memungkinkan untuk menggagalkan pembentukan “perusahaan sosialis” ini. Ini merupakan bagian dari perjuangan umum antara revolusi dan reformisme dalam gerakan buruh Venezuela.
Kalahkan kudeta militer reaksioner di Honduras – Mobilisasi Massa di jalanan dan adakan pemogokan umum!
Kudeta yang baru terjadi di Hoduras sekali lagi memperjelas fakta bahwa bahkan reformasi ringan dalam sistem kapitalisme tak dapat ditoleransi oleh kaum oligarki lokal di Amerika Latin dan para majikan imperialisnya. Namun Venezuela mengajarkan kalau massa dimobilisasi, reaksi dapat dihentikan. Kinilah saatnya untuk memobilisasi kekuatan penuh kaum buruh dan kaum miskin Honduras.
Revolusi Iran Telah Dimulai!
Peristiwa-peristiwa dramatik sedang terjadi di Iran. Ratusan ribu rakyat turun ke jalan dengan tenang melalui pusat kota Tehran pada hari Senin (15 Juni) untuk memprotes pemilihan presiden Iran. Ini adalah demonstrasi anti-pemerintah terbesar semenjak Revolusi 1979. Situasi revolusioner di Iran berkembang dengan sangat cepat. Dalam satu minggu semenjak artikel ini ditulis (15 Juni 2009) dan diterbitkan dalam Bahasa Indonesia (22 Juni 2009), situasi di Iran sudah bertambah akut.
Iran: Brumaire XVIII Mahmoud Ahmadinejad
Dua kandidat bersaing di dalam “pemilihan presiden” Iran, tetapi rejim Iran sudah menentukan siapa yang akan menang jauh sebelum pemilihan ini diselenggarakan. Walaupun Mousavi adalah “oposisi loyal” yang moderat, sebagian besar rakyat Iran menggunakan suara mereka untuk menyuarakan oposisi mereka terhadap rejim ini. Segera setelah “hasil pemilihan” diumumkan, kerusuhan meledak di jalan-jalan, yang menunjukkan kemarahan dan ketidakpuasan rakyat. Peristiwa ini menandai sebuah fase baru di dalam perkembangan Revolusi Iran.
Sejarah Pemilu Indonesia dari Masa ke Masa
Pada tanggal 9 April 2009, Indonesia menyelenggarakan pemilu ke-4nya yang “demokratis” semenjak kemerdekaannya pada tahun 1945.
Tiga Puluh Tahun setelah Revolusi Iran
Bulan Februari 2009 menandai terjadinya Revolusi Iran 30 tahun silam. Media massa menyorotinya sebagai sebuah “Revolusi Islamis”, walau kenyataan sebenarnya apa yang kita saksikan terjadi tiga puluh tahun lalu merupakan suatu revolusi kaum buruh sejati yang dibajak oleh para Ayatullah yang reaksioner karena absennya kepemimpinan yang revolusioner. Tiga puluh tahun kemudian, kita harus memetik pelajaran dari peristiwa penuh gejolak itu dan bersiap diri menyambut gelombang pasang revolusioner yang akan kembali muncul. Artikel ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada 29 Juni 2009, periode dimana jutaan rakyat Iran turun ke jalan menentang pemerintahan dan gelombang pasang revolusioner yang diprediksikan oleh kamerad Fred Weston menjadi kenyataan.
Solusi Sosialis Untuk Masalah Israel-Palestina
Apakah solusi untuk masalah Israel-Palestina? Apakah sikap yang harus diambil oleh kaum revolusioner sedunia?