
Marxisme dan Aksi Langsung
Untuk berjuang melawan kapitalisme dan membawa sosialisme ke bumi ini, sebuah perspektif dan ide yang revolusioner dibutuhkan.
Untuk berjuang melawan kapitalisme dan membawa sosialisme ke bumi ini, sebuah perspektif dan ide yang revolusioner dibutuhkan.
Presiden Venezuela Hugo Chavez pada saat penyumpahan kabinet barunya memberikan pidato yang berapi-api dimana dia mengumumkan rangkaian kebijakan radikal. Bila kebijakan tersebut dilaksanakan, ini akan menjadi serangan yang serius terhadap kekuatan oligarki dan imperialisme di Venezuela. Proposal-proposal yang dia buat merupakan refleksi dari pergerakan tajam ke arah kiri di Venezuela. Mereka merefleksikan suasana hati massa yang sebenarnya dan hasrat mereka untuk perubahan radikal dan akhir dari kapitalisme di negara tersebut.
Pada hari Rabu, 10 Januari, Chavez disumpah sebagai Presiden Venezuela untuk masa jabatan baru, dan dia menyampaikan pidato dimana dia mengumumkan anggota kabinet dan mengulangi kebijakan utama pemerintahannya yang sudah digarisbawahi di dalam pidato utamanya hari Senin, 8 Januari.
Kontrol buruh dalam sejarah perjuangan proletariat.
Karl Marx menulis bahwa “Manusia yang menciptakan agama, bukanlah agama yang menciptakan manusia. Agama adalah kesadaran diri dan kepercayaan diri seorang manusia, yang belum lagi menemukan jati dirinya, ataupun telah kehilangan dirinya lagi. Akan tetapi manusia bukanlah makhluk abstrak yang berkemah di luar dunia. Manusia itulah dunia manusia, negara dan masyarakat. Negara dan masyarakat ini menciptakan agama: sebuah kesadaran – dunia yang terbalik, karena kita hidup di sebuah dunia yang terbalik, sebuah dunia dimana hubungan umat manusia natural berdiri di atas kepala mereka.”
Selama masa perjuangan melawan Shah, gerakan masa dengan mantap menunjukkan peningkatan dan kelas pekerja menjadi semakin teradikalisasi. Titik puncak dari proses ini adalah peristiwa revolusi 1979. Revolusi adalah sebuah perbenturan kekuatan secara terbuka dari kekuatan-kekuatan sosial yang saling bertentangan dalam perebutan kekuasaan. Dalara revolusi 1979, kekuatan kolosal kaum proletar dengan segera terungkap.
Tumbuhnya gerakan dan pemikiran komunisme di Iran, dalam sudut pandang nyata, dimulai di ladang minyak Baku di Rusia sebelum tahun Revolusi 1917. Beribu-ribu imigran buruh Iran telah dipekerjakan oleh rezim tsaris di tambang minyak dimana mereka bekerja bahu-membahu dengan buruh dari Rusia, Azeri, juga Armenia dan bersentuhan dengan propaganda dan agitasi Bolshevik. Para pekerja ini memainkan peranan yang signifikan dalam perkembangan Partai Komunis di Iran. Hampir 50 persen dari para buruh di ladang minyak Baku adalah orang Iran yang kebanyakan dari mereka melakukan kontak dengan kaum Bolshevik yang bekerja di serikat buruh tambang minyak.
Antara abad ke-11 dan abad ke-19, sekitar 15 dinasti telah memerintah Iran. Hampir kesemuanya adalah penduduk asli Asia Tengah yang nomaden dan, dengan perkecualian dinasti Savafid (1501-1722), tidak satupun yang berumur panjang. Rangkaian dinasti nomadik ini timbul tenggelam nyaris seperti siklus. Para pakar sejarah dan antropologi telah berargumen bahwa, dalam konteks metode peperangan pra-kapitalis, kaum nomaden umumnya memiliki kekuatan militer yang superior jika dibandingkan dengan kaum pemukim dan konsekuensinya, mereka mampu menjadi pihak penakluk. Begitu kaum nomaden menjadi kekuatan yang menierintah, bagaimanapun juga, maka mereka akan menjalani proses pemukiman, dan superioritas militer mereka akan mengalami disintegrasi.(1) Menurut sejarah, kaum nomaden telah menggunakan kekuatan militer untuk menopang prasarana mata pencaharian mereka dengan menjarah harta kekayaan yang dikumpulkan oleh peradaban yang telah menetap.(2)
Iran adalah salah satu negara tertua di dunia. Sejarahnya telah dimulai dari 5000 tahun yang lalu. Iran berada pada persilangan yang strategis di daerah Timur Tengah, Asia Barat Daya. Bukti keberadaan manusia di masa lampau pada periode Palaeolitikum Awad di pegunungan Iran telah diternukan di Lembah Kerman Shah. Dan seiring dengan berjalannya sejarah panjang ini, Iran telah mengalami berbagai invasi dan dijajah oleh negara asing. Beberapa referensi tentang keadaan sejarah Iran dengan demikian tidak bisa dihapuskan untuk mendapatkan sebuah pemahaman yang sesuai terhadap perkembangan yang terjadi selanjutnya.
Peristiwa-peristiwa terkini di Iran merupakan hal yang sangat penting bagi kaum buruh di seluruh dunia. Dua puluh tahun setelah revolusi anti-Shah dibelokkan dari relnya dan diubah menjadi lorong buntu oleh para fundamentalis, rakyat sekali lagi mulai bergerak. Demonstrasi mahasiswa, kemenangan besar-besaran dari para “reforman” dalam pemilihan umum, kesemuanya ini adalah indikasi akan adanya perubahan fundamental dalam situasi. Publikasi dari buku Dr. Zayar dengan demikian tidak memerlukan justifikasi khusus.