Kita dapat menjawab Tuan Fukuyama sebagai berikut: bahwa sejarah belumlah berakhir. Bahkan sejarah baru saja dimulai, dan siap untuk menyambut sebuah kelahiran peradaban baru.
Memperingati 100 tahun Revolusi Oktober, kolom-kolom berita, jurnal dan media borjuasi dipenuhi dengan berbagai respons terhadap pertanyaan ini: Mengapa Rusia Tidak Dapat Menghindari Revolusi Oktober?
Dengan berakhirnya Pilkada serentak baru-baru ini, akan relevan kalau kita membahas bagaimana seharusnya kelas buruh menanggapi pemilihan umum yang diselenggarakan oleh pemerintahan borjuasi.
Berikut adalah ringkasan materi yang disampaikan oleh Yohana Ilyasa dari Militan Indonesia dalam acara diskusi “Pramoedya, Dalam Perspektif Perempuan” yang digelar oleh Taman Baca Kesiman-Bali (7/2).
Keteguhan mempertahankan prinsip persatuan kelas buruh yang tidak memandang suku, ras, nasion, dan agama, walau hari ini tampak tidak praktis, akan membangun fondasi gerakan buruh yang lebih kokoh dan militan di hari depan ketika massa buruh mulai bergerak lagi. Alih-alih terseret pada gelombang reaksi ini, tugas bagi lapisan termaju kaum buruh adalah mengedepankan persatuan kelas dan menunjukkan siapa musuh sebenarnya yang dihadapi: para pemilik modal - asing maupun domestik - serta pelayan-pelayan setia mereka entah dalam pemerintah maupun serikat buruh.
Tahun 2016 telah berlalu dan kini kita memasuki tahun yang baru. Tetapi peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam setahun terakhir menunjukkan bahwa apa yang nampaknya berlalu tidak akan berhenti begitu saja, tetapi justru semakin menuju pada sebuah titik, yakni krisis kapitalisme yang semakin akut.