
Mimpi Universal Basic Income yang tak Kunjung Tiba
Apakah Universal Basic Income dapat menjadi solusi bagi krisis kapitalism?
Apakah Universal Basic Income dapat menjadi solusi bagi krisis kapitalism?
Jelas yang dibutuhkan adalah distribusi vaksin yang merata setiap negara. Tapi kenyataannya semua terhalang oleh monopoli sejumlah negara yang lebih dulu mengembangkan anti virus. Siapa yang diuntungkan dari proses ini adalah jelas para pebisnis perusahaan farmasi besar. Tapi siapa yang bisa menantang dominasi ini? Tidak ada satu pun yang bisa menantang ini. Selama sistem ini tidak digulingkan, maka dominasi profit atas nyawa manusia akan terus terjadi.
Jika kita mencoba melakukan introspeksi, aksi golput dilakukan karena tidak adanya politisi yang mampu mewakili rakyat Indonesia. Dengan demikian, perjuangan ini tidak cukup dengan hanya mengajak masyarakat untuk golput.
Tapi apa yang dibutuhkan? Berikut perspektif kami. Selamat membaca.
Pembubaran FPI oleh pemerintah Jokowi belum lama ini menyebabkan kekisruhan di antara para “pejuang demokrasi” dari semua spektrum politik.
Perjuangan melawan Omnibus Law bukan hanya perjuangan eksternal melawan pemerintah, tetapi terutama perjuangan internal melawan kerak-kerak perangkat birokrasi dan kepemimpinan yang telah menjadi penghalang terbesar bagi kemenangan buruh.
Pengalaman telah menunjukkan bahwa strategi bertahan yang baik adalah dengan melakukan serangan. Satunya senjata kelas buruh adalah aksi massa dan mogok.
Ketika kelas penguasa melakukan serangan, kita harus mempersiapkan perlawanan. Kelas buruh harus kembali kepada tradisi perlawanan militan tahun-tahun 2011-12. Inilah yang harus menjadi tujuan bagi setiap buruh yang sadar kelas. Inilah cara menggagalkan Omnibus Law.
Taktik lobi telah menunjukkan impotensinya dalam membendung Omnibus Law.
75 tahun kemerdekaan Indonesia hanya berarti kemerdekaan bagi kapital Belanda dan kapital Indonesia untuk menjarah bangsa ini dan mengeksploitasi rakyat pekerja.
Bertahun-tahun yang lalu kelas pekerja telah membayar krisis dengan penghematan, dan sekarang mereka akan diminta kembali membayar krisis yang dipercepat oleh pandemi ini.
Beban krisis ini akan dialihkan kepada rakyat pekerja dengan meningkatkan pajak, menarik subsidi, sampai mereformasi hukum anti-pekerja.
Selengkapnya, silakan baca dalam tulisan berikut.
Selama kapitalisme masih hidup, dan terus melanggengkan kemiskinan dan kesengsaraan bagi mayoritas rakyat pekerja sementara kekayaan berlimpah ruah di tangan segelintir, maka hantu komunisme akan terus berkeliaran.