Tidak ada bahaya fasisme di Indonesia pada pemilu 2014.
Teori
“Tidak ada kemenangan revolusioner tanpa teori revolusioner”
Sosialisme
Sosialisme modern pada hakekatnya adalah, di satu pihak, produk langsung dari pengakuan atas antagonisme-antagonisme kelas yang ada di dalam masyarakat sekarang antara kaum pemilik dengan kaum bukan-pemilik, antara kaum kapitalis dengan kaum buruh-upahan; di lain pihak, dari pengakuan atas anarki yang ada di dalam produksi.
Sosialisme sejatinya adalah perubahan dari kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi (pabrik-pabrik dan kekayaan alam) menjadi kepemilikan umum atas alat-alat produksi yang disertai dengan sistem ekonomi terencana yang demokratis, dimana kekuatan pasar-bebas yang buta digantikan dengan sistem ekonomi rasional untuk memenuhi kebutuhan rakyat banyak. Dan satu-satunya kelas yang memiliki kekuatan sosial dan politik untuk membawa sosialisme adalah kelas buruh.
Gerakan Perempuan
Tidak akan ada sosialisme tanpa pembebasan perempuan. Tidak akan ada pembebasan perempuan tanpa sosialisme
Kaum buruh dan tani perempuan ditindas oleh modal, tetapi lebih dari itu, bahkan di negara borjuis yang paling demokratis pun mereka tetap tidak memiliki banyak hak-hak karena hukum tidak memberikan mereka persamaan hukum dengan pria; dan mereka juga tetap dalam “ikatan rumahtangga”, mereka tetapi menjadi “budak rumahtangga”, karena mereka dibebani secara berlebihan dengan pekerjaan dapur dan rumahtangga yang paling kotor, berat, dan membosankan.
“Di dalam keluarga, pria adalah kaum borjuis dan perempuan adalah kaum proletar” Engels
Ekonomi
Kaum kapitalis adalah pemilik alat-alat produksi. Buruh yang tidak memiliki alat-alat produksi dan hanya memiliki tenaga-kerja terpaksa harus menjualnya kepada kaum kapitalis. Yang dijual oleh buruh bukanlah nilai kerja (labour) tetapi kemampuannya untuk bekerja (labour-power), yang dibayar dengan upah yang hanya cukup untuk menjaga kelangsungannya sebagai sebuah kelas. Nilai lebih yang diproduksi oleh buruh diambil oleh kaum kapitalis sebagai laba. Inilah sumber dari eksploitasi kelas pekerja, yakni nilai lebih yang diciptakan oleh kaum buruh diambil oleh kaum modal yang tidak bekerja.
Produksi dilakukan secara sosial oleh buruh, tetapi nilai lebih produksi direbut secara pribadi oleh kapitalis. Kontradiksi di dalam kapitalisme inilah yang lalu menciptakan krisis ekonomi: siklus boom dan resesi.
Sejarah
Konsepsi materialis dari sejarah dimulai dari proposisi bahwa produksi alat-alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan, setelah produksi, pertukaran barang-barang yang diproduksi, adalah basis dari semua struktur sosial. Dari sudut pandang ini maka sumber perubahan sosial dan revolusi politik bukan dari otak dan pemikiran manusia tetapi dari perubahan produksi dan pertukaran.
Kontrol Buruh
Kontrol buruh berarti bahwa pabrik-pabrik tidak akan dijalankan dari sudut pandang profit, tetapi dari sudut pandang kesejahteraan sosial yang dijalankan dengan demokratis. Komite-komite pabrik yang dibentuk menjadi wadah demokrasi partisipatif di dalam tempat kerja dan pabrik-pabrik, yang bukan hanya berfungsi sebagai alat ekonomi tetapi juga alat politik. Kontrol buruh adalah bentuk praktikal dari kekuasaan buruh.
Iptek, Seni, dan Budaya
“Semua ilmu pengetahuan, dalam tingkatan yang lebih besar atau lebih kecil, secara tidak terbantahkan merefleksikan tendensi-tendensi dari kelas penguasa. Semakin dekat ilmu pengetahuan melekatkan dirinya pada tugas praksis menaklukkan alam (fisika, kimia, ilmu alam secara umum), semakin besar kontribusi kemaanusiaan dan non kelasnya. Semakin dalam ilmu pengetahuan dihubungkan dengan mekanisme sosial penghisapan (ekonomi politis), atau semakin abstrak ilmu pengetahuan mengeneralisasi seluruh pengalaman umat manusia (psikologi, bukan dalam pengertian fisiologis eksperimentalnya tetapi dalam pengertian filosofis), semakin mereka mematuhi egotisme kelas dari kaum borjuis, maka semakin kecil kontribusinya pada ukuran umum pengetahuan manusia.
Tetapi terlalu naïf untuk berfikir bahwa kaum proletar harus merubah secara kritis seluruh ilmu pengetahuan yang diwarisi dari borjuis sebelum menerapkannya pada rekonstruksi sosialis. Ini sama dengan mengatakan apa yang menjadi semangat utopian moralis: sebelum membangun sebuah masyarakat baru, kaum proletar harus membangkitkan etika komunis. Dalam faktanya, kaum proletar akan merekonstruksi etika seperti halnya ilmu pengetahuan secara radikal, tetapi mereka akan melakukannya sesudah mereka membangun sebuah masyarakat baru, meskipun secara kasar.” (Leon Trotsky, Apakah budaya proletar itu, dan mungkinkah ada?)
Trotsky
Leon Trotsky, pemimpin Revolusi Oktober bersama Lenin, pemimpin Tentara Merah pertama di sejarah, adalah salah satu sosok yang paling berpengaruh di dalam sejarah manusia. Kontribusinya bukan hanya dalam mengobarkan Revolusi Oktober 1917 dan mempertahankannya dengan membentuk Tentara Merah pertama, namun juga dalam perjuangan melawan birokratisasi yang terjadi di Uni Soviet. Yang belakangan ini adalah salah satu kontribusi terbesarnya. Ketika Marxisme sedang ditelikung oleh kaum birokrasi Stalinis dan kaum reformis, Leon Trotsky menjadi satu-satunya tiang sanggahan yang mempertahankan tradisi Bolshevisme. Apa yang disebut Trotskisme adalah gagasan-gagasan Marxisme revolusioner yang diformulasikan oleh Trotsky dalam periode badai: mengenai fasisme, birokratisasi Uni Soviet, dan revolusi di negara terbelakang.
Pangan dan Revolusi Sosialis
Hubungan disfungsional antara rakyat Amerika dengan pangan secara rutin diratapi dan dicemoohi dalam media massa serta dunia akademia. Sayangnya tidak pernah dijelaskan sama sekali apa sebenarnya akar dari disfungsi ini.
97 Tahun Tesis April
Pada bulan April 1917, yakni 97 tahun yang lalu, Lenin menerbitkan Tesis April-nya yang terkenal itu. Tesis ini memberikan gambaran bagaimana tugas-tugas selanjutnya dari partai Bolshevik pada periode revolusi sebagai “…sebuah minoritas kecil, [yang] berhadapan dengan sebuah blok dari seluruh elemen oportunis borjuis kecil, para Sosialis Populer dan Sosialis Revolusioner…yang telah menyerah pada pengaruh kaum borjuis dan menyebarkan pengaruh tersebut di antara kaum proletar.”[1]
Stalinisme dan Bolshevisme
Di dalam artikel ini, Trotsky memberikan penjelasan teoritik bahwa Stalinisme tidak bisa disamakan dengan Bolshevisme.
Melangkah Mundur untuk Menapak ke Depan
Pelajaran revolusioner tidaklah lengkap kalau tidak disertai dengan pengetahuan bagaimana mundur secara teratur.
Sains, Teknologi dan Masa Depan Pembangunan Peradaban
Untuk mencapai pengembangan teknologi yang maha besar, tugas pertama kita adalah menghancurkan penghalang bagi kemajuan potensi kekuatan produksi, merebut semua kapital yang selama ini dinikmati oleh borjuasi ke tangan segenap rakyat pekerja. Kapital yang sudah direbut akan digunakan sepenuhnya melayani kebutuhan manusia.
Revolusi Spanyol yang Dikhianati
Pada tahun 1931, rakyat pekerja Spanyol mencetuskan terbentuknya Republik Spanyol, yang merupakan gentang lonceng pertama dari Revolusi Spanyol yang berlangsung sampai pada 1937. Karena pengkhianatan dari kaum Stalinis – dan juga peran menyedihkan dari kaum Anarkis – Revolusi ini dikalahkan. Berikut merupakan salah satu tulisan Alan Wood mengenai Revolusi Spanyol. Tulisan yang dibuat pada tahun 1986 ini merupakan bagian kesimpulan dari rangkaian tulisan mengenai Revolusi Spanyol 1931-1937.
Spontanitas Revolusioner dan Kesiapan Organisasi dalam Revolusi Mesir
Revolusi bukanlah drama satu babak dengan naskah yang sudah jadi dan tinggal dibacakan dengan suara yang lantang.
Revolusi Sosialis dan Hak Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri
Seperti juga umat manusia dapat mencapai penghapusan klas-klas hanya dengan melewati periode transisi dari kediktaktoran klas-klas yang tertindas, demikian juga umat manusia dapat mencapai keniscayaan persatuan bangsa-bangsa hanya dengan melewati periode kemerdekaan sepenuhnya dari semua bangsa-bangsa yang tertindas, yaitu kebebasan mereka untuk memisahkan diri.
Membaca Engels dan Kondisi Kelas Pekerja Inggris
Sekitar sebulan yang lalu saya membaca buku Kondisi Kelas Pekerja Inggris: Embrio Sosialisme Ilmiah. Karya Frederick Engels ini, yang ditulisnya lebih dari 150 tahun yang lalu, disadur dengan apik ke dalam bahasa Indonesia oleh Kawan Hidayat Purnama. Saya peroleh buku itu dari toko buku Buruh Membaca. Saya anjurkan Kawan-kawan sekalian membacanya pula karena banyak pelajaran yang bisa dipetik darinya, yang sangatlah relevan bagi perjuangan kelas pekerja Indonesia hari ini.