Tidak seperti ilmu alam lainnya seperti fisika dan kimia, geologi mendasarkan dirinya, bukan pada eksperimen melainkan pada pengamatan. Sebagai akibatnya, perkembangannya ditentukan sekali oleh bagaimana hasil-hasil pengamatan tersebut dianalisa. Ini, pada gilirannya, ditentukan oleh kecenderungan filsafat dan agama pada jamannya
Nalar yang Memberontak: Filsafat Marxisme dan Sains Modern. Bab 9. Big Bang
Bagi banyak orang, yang tidak terbiasa dengan pemikiran dialektik, pandangan tentang ketakberhinggaan atau infiniti pasti sulit diterima. Pandangan ini terlalu jauh bedanya dengan dunia sehari-hari yang terbatas ini.
Nalar yang Memberontak: Filsafat Marxisme dan Sains Modern. Bab 8. Panah Waktu
Ilmu termodinamika adalah hasil dari revolusi industri. Pada awal abad ke-19, ditemukan bahwa energi dapat diubah-ubah menjadi berbagai bentuk, tapi tidak dapat diciptakan atau dihancurkan. Inilah hukum pertama termodinamika – salah satu hukum dasar fisika. Lalu, di tahun 1850, Robert Clausius menemukan hukum kedua termodinamika. Hukum ini menyatakan bahwa “entropi” (yaitu, perbandingan antara energi yang dikandung sebuah benda dengan suhunya) selalu bertambah dalam tiap perubahan bentuk energi, contohnya, dalam sebuah mesin uap.
Nalar yang Memberontak: Filsafat Marxisme dan Sains Modern. Bab 7. Teori Relativitas
Dengan penelitian yang lebih dekat, ruang dan waktu bukanlah hal yang mudah dipahami. Di abad ke-5, Santo Agustinus mengatakan: “Lalu, apa itu waktu ? Jika tidak ada yang bertanya, saya tahu apa waktu itu. Jika saya ingin menjelaskannya pada seseorang yang bertanya kepada saya, saya tidak tahu.” Kamus juga tidak banyak bermanfaat. Waktu didefinisikan sebagai “satu periode”, dan satu periode didefinisikan sebagai “waktu”. Kita tidak tambah pintar sama sekali! Pada kenyataannya, hakikat dari waktu dan ruang adalah sebuah masalah filsafat yang cukup kompleks.
Nalar yang Memberontak: Filsafat Marxisme dan Sains Modern. Bab 6. Ketidakpastian dan Idealisme
Pukulan maut yang menjatuhkan mekanika Newtonian dari tahtanya sebagai sebuah teori universal dilancarkan oleh Einstein, Schrödinger, Heisenberg dan ilmuwan-ilmuwan lainnya yang membidani kelahiran mekanika kuantum di awal abad ke-20. Perilaku “partikel-partikel elementer” tidaklah dapat dijelaskan oleh mekanika klasik. Matematika jenis baru harus dikembangkan.
Nalar yang Memberontak: Filsafat Marxisme dan Sains Modern. Bab 5. Revolusi dalam Fisika
Di sini kita melihat bekerjanya negasi dari negasi. Pada pandangan pertama, kita kelihatannya telah menempuh satu lingkaran penuh. Teori partikel cahaya dari Newton telah dinegasi oleh teori gelombang Maxwell. Teori ini, pada gilirannya, dinegasi pula oleh teori partikel yang baru, yang dikemukakan oleh Planck dan Einstein. Tapi hal ini tidaklah berarti kembali pada teori Newtonian lama, tapi menempuh lompatan kualitatif ke depan, dengan melibatkan satu revolusi sejati dalam ilmu pengetahuan. Semua ilmu pengetahuan harus dirombak total, termasuk hukum gravitasi Newton itu sendiri
Nalar yang Memberontak: Filsafat Marxisme dan Sains Modern. Bab 4. Logika Formal dan Dialektika
Kategori-kategori logika tidaklah jatuh dari langit. Bentuk-bentuk ini telah terbangun dalam jalannya perkembangan sosio-historis umat manusia. Mereka semua adalah generalisasi paling mendasar atas realitas, yang tercermin dalam pikiran manusia
Nalar yang Memberontak: Filsafat Marxisme dan Sains Modern. Bab 3. Materialisme Dialektik
Dialektika adalah sebuah cara untuk melihat alam semesta dan masyarakat, yang berangkat dari aksioma bahwa segala hal berada dalam kondisi yang selalu berubah dan mengalir. Ia menjelaskan bahwa perubahan dan pergerakan melibatkan kontradiksi dan hanya dapat terjadi melalui kontradiksi itu. Jadi, bukannya sebuah garis progres yang mulus dan tak terputus-putus, melalui dialektika kita mendapati satu garis yang di sana-sini disela dengan periode-periode yang mendadak dan meledak-ledak, di mana akumulasi dari perubahan-perubahan yang kecil-kecil (perubahan kuantitatif) menjalani satu percepatan yang tinggi, di mana kuantitas diubah menjadi kualitas.
Nalar yang Memberontak: Filsafat Marxisme dan Sains Modern. Bab 2. Filsafat dan Agama
Mereka yang bersikeras bahwa mereka tidak menganut filsafat apapun telah jatuh ke dalam kekeliruan. Alam semesta membenci kevakuman. Orang-orang yang tidak memiliki sebuah filsafat yang tersusun secara koherenniscaya akan otomatis menjadi cermin dari ide-ide dan prasangka yang berlaku dalam masyarakat dan jaman di mana mereka hidup. Hal ini berarti, dalam konteks tertentu, bahwa kepala mereka akan penuh dengan ide-ide yang dicekokkan melalui koran, televisi, mimbar khotbah dan ruang-ruang kelas, semua yang secara setia merupakan cerminan dari kepentingan dan moralitas dari sistem kemasyarakatan yang sedang berlaku.
Nalar yang Memberontak: Filsafat Marxisme dan Sains Modern. Bab 1. Introduksi
Nalar yang Memberontak ditulis ketika gerakan revolusioner dunia sedang mengalami kemunduran. Runtuhnya Uni Soviet menciptakan mood pesimis dan putus asa. Para pembela kapitalisme meluncurkan sebuah kampanye ofensif ideologis yang besar untuk menghancurkan gagasan-gagasan sosialisme dan Marxisme. Mereka menjanjikan kepada kita sebuah masa depan yang damai, makmur dan demokratis, yang mereka bilang adalah hasil dari keajaiban ekonomi pasar bebas. Buku ini membela kebenaran ide-ide filosofi Marx dan Engels dengan memaparkan penemuan-penemuan ilmiah abad ke 20 yang memberikan konfirmasi terhadap metode filosofi Marxisme, yakni dialektika materialisme.