
Matinya Partai Buruh: Pelajaran untuk Masa Depan
Alih-alih menjadi suara oposisi untuk kelas pekerja, Partai Buruh menukar perjuangan mereka demi kedekatan dengan penguasa dan koalisi borjuis, menandai kematian gerakan buruh sejak dini.
Alih-alih menjadi suara oposisi untuk kelas pekerja, Partai Buruh menukar perjuangan mereka demi kedekatan dengan penguasa dan koalisi borjuis, menandai kematian gerakan buruh sejak dini.
Reformisme, seperti yang diusulkan oleh Zaki Hussein dan Muhamad Ridha, mengorbankan prinsip sosialisme demi keuntungan elektoral jangka pendek yang semu.
Partai Buruh berkeyakinan bisa menembus ambang batas parlemen 4 persen. Ini dibuktikan oleh riset internal mereka yang diprediksi meraih 4,8 persen suara pada pemilu kali ini.
Partai Buruh tengah mengalami krisis. Ini dipicu ketika Said Iqbal memberikan sinyal dukungannya terhadap Ganjar Pranowo.
Krisis kapitalisme akan terus memprovokasi konflik kelas antara buruh dan kapitalis. Sekarang pemerintah sedang mengorbankan buruh-buruh di perusahaan berorientasi ekspor. Besok bisa saja buruh di sektor lainnya akan dikorbankan. Kita terus dihadapkan pada fakta bahwa buruh lah yang harus menanggung biaya krisis ini.
Kebijakan kolaborasi kelas para pemimpin Partai Buruh hari ini terungkap lagi dengan jelasnya selama rakernas PB kemarin pada 14-18 Januari 2023.
Belajar dari mogok nasional 2012 yang mampu menutup tol dan melumpuhkan ekonomi sehingga bisa memaksa kelas penguasa memenuhi tuntutan kaum pekerja, sudah saatnya demokrasi buruh benar-benar ditegakkan.
Bagaimana kaum revolusioner menyikapi tugasnya sehubungan dengan Partai Buruh yang baru muncul
Kapitalisme sudah tidak memungkinkan lagi reforma yang berarti, apalagi Negara Kesejahteraan. Kita butuh perjuangkan Sosialisme sebagai asas Partai Buruh.
Perjuangan melawan Omnibus Law bukan hanya perjuangan eksternal melawan pemerintah, tetapi terutama perjuangan internal melawan kerak-kerak perangkat birokrasi dan kepemimpinan yang telah menjadi penghalang terbesar bagi kemenangan buruh.