
Tragedi 30 September: Berhenti Berkeluh Kesah
Kita masih harus terus berjuang melawan propaganda kapitalis yang mencoreng kebenaran sejarah Indonesia. Namun ada bahaya kalau ini semua hanya menjadi ritual keluh-kesah tahunan.
Kita masih harus terus berjuang melawan propaganda kapitalis yang mencoreng kebenaran sejarah Indonesia. Namun ada bahaya kalau ini semua hanya menjadi ritual keluh-kesah tahunan.
Revolusi Oktober di Rusia menempatkan kelas pekerja ke tampuk kekuasaan dan membawa kemajuan peradaban di sana. Dengan kepemilikan sosialis yang ditopang dengan ekonomi terencana, Rusia mengambil langkahnya yang pertama dan terbesar dalam membebaskan manusia dari belenggu kapitalisme dan alam.
Sejarah Internasional Keempat adalah sejarah perjuangan untuk menjaga semangat internasionalisme perjuangan kelas pekerja ketika Stalin dan klik birokrasinya justru sedang melemahkannya.
Pada tahun 1913 seorang mantan ketua serikat buruh kereta api Belanda datang ke Indonesia untuk mencari penghidupan. Di Negeri Belanda namanya telah tercantum dalam daftar hitam karena haluannya yang radikal. Namanya adalah Henk Sneevliet, pendiri Partai Komunis Indonesia, seorang Belanda revolusioner yang mencintai rakyat pekerja Indonesia.
“Tahun 1848 berakhir dengan baik,” tulis Engels. “Dengan revolusi yang agung ini, kaum proletariat Prancis telah menempatkan dirinya sendiri lagi pada pucuk pimpinan gerakan Eropa. Segala hormat bagi kaum buruh Paris!” Revolusi itu meluas ke seluruh Eropa, menandai sebuah perkembangan penting dalam perjuangan klas.
Berikut ini adalah saduran dari bab V dari buku “Revolusi yang Dikhianati” karangan Leon Trotsky tahun 1936. Kebangkitan Stalinisme dari Revolusi Oktober terus menjadi momok bagi sosialisme. Di satu pihak, kelas borjuasi terus menggunakan hantu Stalinisme untuk mendiskreditkan Marxisme. Di lain pihak, kaum revolusioner terus kebingungan dalam menjelaskan bagaimana Stalinisme bisa muncul. Karya Leon Trotsky yang bersejarah ini tetap merupakan satu-satunya analisa revolusioner mengenai sebab-musabab degenerasi Revolusi Oktober. Ditulis oleh pemimpin dan pembela Revolusi Oktober, karyanya ini memberikan senjata bagi kaum revolusioner untuk menghancurkan fitnah kaum borjuasi dan bagaimana melawan kekuatan kontra-revolusioner yang kerap menghantui setiap revolusi buruh.
Revolusi Februari 1917 – yang telah berhasil menggulingkan rezim Tsar tua – tidak mampu menuntaskan salah satu tugas dari revolusi nasional-demokratik: reformasi tanah, membangun republik demokratis dan masalah kebangsaan. Revolusi ini bahkan tidak mampu memenuhi kebutuhan yang paling dasar dari massa – mengakhiri pembantaian imperialis dan memberi kesimpulan yang jelas mengenai perdamaian demokratis. Singkatnya, rezim Kerensky, dalam perjalanannya yang telah berlangsung sembilan bulan terbukti tidak mampu memenuhi kebutuhan yang paling dasar rakyat Rusia. Ini adalah fakta, dan hanya inilah memungkinkan Bolshevik mengambil alih kekuasaan dengan dukungan mayoritas rakyat yang paling menentukan.
Upaya untuk mendiskreditkan Revolusi Oktober tidak pernah berhenti. Bahkan tidak ada sejengkalpun ruang kosong sebagai tempat untuk pemberhentian sejenak dari usaha pemalsuan catatan sejarah revolusi yang besar ini. Para penulis Barat, untuk meyakinkan publik dunia, telah membuat serangkaian catatan-catatan palsu mengenai Revolusi Oktober, membuat deskripsi yang memojokkan dan tidak faktual, yang mengatakan bahwa Revolusi Oktober tidak lebih dari sekedar kudeta – yaitu pengambil alihan kekuasaan oleh Partai Bolshevik dengan menggunakan metode persekongkolan.
Revolusi Oktober 1917 merupakan peristiwa besar yang masih menempati garis depan dalam sejarah perubahan. Sampai sekarang, gaung revolusi ini masihlah mempengaruhi jalannya sejarah perjuangan kelas. Di Amerika Latin, Chavez, pemimpin Revolusi Bolivarian, dengan tegas mengutip Lenin dan Trotsky, dan menyerukan pembentukan Internasionale Kelima, sebagai penerus dari Internasionale Keempat (Trosky) dan Internasionale Ketiga yang merupakan hasil dari Revolusi Oktober. Kami sajikan tulisan dari kawan Jesus S Anam mengenai sejarah Revolusi Rusia, dengan bagian pertama yang mengupas pencapaian besar Revolusi Oktober.
Sejarah Indonesia dan perubahan-perubahan sosial di dalamnya tidak dapat dipahami sepenuhnya tanpa melihat ke dalam perubahan-perubahan ekonomi yang telah dilaluinya di setiap tahapan.